Part 25

27 3 4
                                    

Di dalam kamarnya, Junmyeon sibuk mengoleskan obat untuk meredakan infeksi pada kedua matanya. Dia tidak bisa membuka penuh indera penglihatannya itu dan harus selalu menggunakan kacamata untuk menutupi kecurigaan orang-orang di sekitarnya, terutama dari Chorong yang tinggal serumah dengannya. 

"Aish, kenapa belum membaik juga?" Lelaki itu sedikit mengeluh saat melihat dirinya dari balik cermin. 

Dia tetap harus keluar kamar untuk mengisi perutnya malam ini. Dia bisa saja memesan makanan tapi nantinya juga harus mengambil makanan itu dari luar rumah dan pasti akan bertemu dengan perempuan yang tinggal satu rumah dengannya. 

"Aku tidak mempunyai pilihan lain" Junmyeon mengenakan kacamata hitam dan beranjak keluar pintu. 

Kondisi area ruang tamu tampak sepi, begitu juga dengan dapur. Junmyeon memanfaatkan suasana untuk segera membuat makan malam sederhana. Dia mulai membuka lemari pendingin dan mengambil dua butir telur dari sana. 

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Karena terkejut dengan suara Chorong, dia tidak sengaja menjatuhkan telur tadi ke lantai. Junmyeon mengambil serbet sambil mengeluh pelan. 

"Biar aku saja" Perempuan itu mendekat dan mengambil serbet baru yang lebih bersih. 

Junmyeon menolak untuk menggeser tubuhnya dari sana dan membuat Chorong harus berjongkok saling berhadapan dengannya. Mereka bekerja sama dalam diam tanpa berbicara sedikitpun. 

"Aku yang akan membuat makan malam. Kau duduklah diam di sana"

Lelaki itu kembali menolak perintah dari Chorong. 

"Baiklah. Lakukan sesukamu di sini" Chorong menyerah dan meninggalkan dapur. 

Beberapa menit kemudian terdengar suara orang memotong sesuatu, suara kompor yang baru dinyalakan dan suara bahan masakan yang sedang di masak di atas minyak panas. Aroma makanan juga terhirup dari area ruang tamu. Junmyeon membuat makan malamnya dengan tenang. Bahkan saat memakan sendiri pun tidak ada gangguan dari Chorong sama sekali. 

Setelah selesai, lelaki itu meninggalkan area dapur begitu saja dan segera menuju ke kamar. Betapa terkejutnya dia saat mendapati sosok Chorong sudah berada di sana entah sejak kapan. 

"Kedua matamu bengkak karena iritasi. Hanya ini obat yang kau dapatkan dari dokter?" 

Junmyeon mendekat dan merampas obat oles yang dipegang Chorong tadi. 
"Keluar"

"Biar ku bantu mengoleskannya pada matamu"

"Apa kau tidak mendengarku?"

"Sepertinya kau tidak menggunakannya dengan baik jadi iritasimu belum juga membaik sampai sekarang"

"HEI! KELUARLAH DARI KAMARKU!!"

Chorong terdiam sejenak sambil menatap kedua mata Junmyeon dari balik kacamata hitamnya.
"Aku bisa menahan diri dari teriakanmu itu. Kau harus mengizinkanku untuk membantumu"

"Aish. Apa aku harus menggunakan kekerasan padamu?! Apa kau ingin aku menyeretmu keluar dengan paksa?!!"

"Aku tahu kalau kau tidak akan berani melakukannya" Chorong mengambil tindakan dengan melepaskan kacamata hitam yang dikenakan lelaki ini. 

Namun Junmyeon juga dengan cepat memegangi lengan Chorong yang sudah mengambil kacamata hitamnya. Bahkan lelaki itu tidak segan untuk sedikit mencengkeram lengan Chorong dengan kencang. 

"A-ada apa denganmu? Apa kau harus semarah itu denganku? Apa yang sebenarnya terjadi padamu, Kim Junmyeon?"

Lelaki itu merasa emosional karena sesuatu, namun secara perlahan harus mengendurkan genggamannya dan membiarkan Chorong menurunkan lengannya yang sempat tertahan tadi. 

Double TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang