Part 24

16 3 0
                                    

-- Sebuah rumah --

Chorong terbangun dari tidurnya dan langsung beranjak duduk. Dia menghela nafasnya beberapa kali karea teringat dengan kejadian semalam.

"Bodoh... Aku seharusnya tidak memberikan kesempatan sejauh itu kemarin" Gumamnya dalam hati sambil menyentuh bibirnya sendiri.

"Aish.....benar-benar bodoh..." Dia mulai berbicara sendiri sambil mengacak-acak rambutnya.

Karena tidak ingin memikirkan hal itu terlalu lama, Chorong memutuskan untuk segera membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian.

Kondisi rumah terasa sepi sejak dia pulang semalam. Bahkan keberadaan Junmyeon juga tidak terlihat olehnya pagi ini.

"Apa dia sudah pergi?" Chorong ingin mengecek kamar lelaki itu tapi segera menghentikan niatannya setelah pembicaraan mereka berdua yang tidak berjalan dengan baik kemarin.

"Aku sebaiknya membuat sarapanku sekarang" Dia beranjak ke dapur dan dikejutkan dengan beberapa peralatan masak yang masih berserakan tidak beraturan.

"Apa-apaan ini? Kenapa bisa berantakan? Makanan apa yang dia buat tadi?" Chorong harus merapihkan semuanya terlebih dulu baru bisa memasak masakan untuknya pagi ini.

Setelah selesai, dia kembali ke kamar untuk mengecek rencana apa yang harus dia lakukan hari ini.

"Aish.... Kenapa aku masih sulit mendapatkan data yang dibutuhkan dosen dari galeri seni? Apa aku harus meminta bantuan Hyunsik lagi untuk menemui Pamannya? Tidak. Itu akan sangat canggung dan membuatku terlihat semakin bodoh nantinya"

Chorong sepertinya masih harus berurusan dengan proses pembuatan skripsinya. Selagi sibuk mengecek beberapa kertas di tangannya, ponselnya bergetar singkat tanda pesan masuk.

"Ke kampus? Sekarang?"

Pemberitahuan datang dari pihak kampus dan membuatnya harus segera bersiap-siap sekarang.

Beberapa puluh menit kemudian, dia pun tiba di tempatnya belajar selama 4 tahun ini. Suasana kampus terlihat cukup ramai karena banyak kelas yang sudah terisi oleh mahasiswanya hari ini. Beberapa kendaraan pribadi juga tidak berhenti berlalu lalang tanda masih ada banyak lagi pengunjung yang datang ke sana.

"Pak Yang, apa aku boleh masuk?"

"Park Chorong, kau datang tepat waktu. Masuklah"

Perempuan itu masuk ke dalam salah satu ruangan khusus dosen. Dia duduk di salah satu kursi dan menunggu penjelasan mengenai alasan dia harus datang dengan cepat hari ini.

"Pengadaan festival seni tahun ini sangat disayangkan harus dibatalkan"

"Apa? Kenapa, Pak Yang? Apa ada masalah dengan peserta yang ikut?"

"Tidak. Masalah yang dihadapi jauh lebih rumit dari itu. Pihak kampus tidak bisa mendanai pengadaan festival seni karena sedang mengalihkan pengeluaran ke pembangunan gedung teater baru"

"Apa hal itu harus mengorbankan sebuah acara festival yang sudah berlangsung setiap tahunnya di sini?"

"Aku harus menjawab iya untuk hal itu..."

"Tapi Pak Yang, aku sudah memiliki tema lukisan yang akan ku buat. Aku juga sempat berkonsultasi dengan beberapa dosen untuk membuat hasil karyaku sebagai judul skripsiku nanti"

"Maaf, Park Chorong. Kau bisa melanjutkan penulisan skripsi sesuai dengan lukisan yang akan kau buat. Tapi lukisanmu itu tidak bisa ditampilkan di acara lelang yang biasa di adakan"

Chorong kehabisan kata-kata karena masih terkejut dengan kabar mendadak ini. Dia juga tidak bisa mendapatkan perubahan keputusan di sana jadi dengan terpaksa harus menerima pembatalan acara festival begitu saja. Dia pun izin pamit keluar ruangan dan berjalan tanpa arah keluar dari gedung sana.

Double TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang