Rumah Diperempatan✓

391 37 0
                                    

•Annyeong Chingudeul

••o0o••

~Uji Nyali dimulai~

"Pintunya dikunci"ujar Renjun yang berusaha mendorong pintunya dibantu Naren.

"Kayanya emang kita kaga direstui uji nyali disini deh"ujar Haidar menggandeng tangan Felix.

"Terus gimana?mau balik aja?"tanya Byan.

"Dihh gak gak gue udah rela-relain meninggalkan kasur tercinta gue,masa cuma gini doang gak seru"cerocos Shaka.

"Biasa aja dong,ludah lo muncrat kemuka gue sempak"pekik Arkan yang berdiri tepat disamping Shaka, sambil usap2 pipinya yang kena muncratan ludah Shaka.

"Gapapa itu skinker alami ar"ujar Han tertawa.

"Infeksi yang ada muka gue nih bentar lagi"ujar Arkan menatap Shaka sebal.

"Ya sorry muncrat sendiri"ujar Shaka menggaruk kepalanya.

"Je dobrak aja pintunya"suruh Haekal.

"Kok gue"ujar Jean.

"Ya cuma lo yang paling meyakinkan buat dobrak pintu"ujar Haekal.

"Haidar atau Arga aja,badan mereka kan paling gede"ujar Jean.

"Haidar mah badan doang gede,gue geplak pelan-pelan aja udah kesakitan"ujar Renjun julid.

"Gigi lo pelan-pelan,orang elo suka pake tenaga dalem kalo nge geplak"Protes Haidar.

"Biar gue aja"ujar Lian maju menghampiri Renjun dan Naren yang berdiri depan pintu.

"Yakin lo?"tanya Byan melihat Lian berjalan kearah pintu rumah kosong tersebut.

Lian tak menjawab,dia diam menatap pintu yang sudah terlihat tua.

"Ini gak gapapa didobrak?"tanya Lian takut penghuni rumah tersebut marah.

"Gapapa dobrak aja"ujar Eric.

"Nyaut2 lo,gak ada yang minta pendapat lo ric"ujar Felix.

"Ah kelamaan dobrak aja"suruh Yangyang gak sabaran.

"Gimana gapapa?"tanya Lian pada Renjun,dan dibalas anggukan ragu oleh Renjun.

Brakkk.

Satu tendangan keras yang Lian lakukan mampu membuka pintu yang terkunci itu.

Naren dan yang lainnya dibuat ternganga melihatnya.

Se imut Lian bisa melakukan itu?pikir mereka.

"Anjir speechless gue"ujar Naren menatap tak percaya dengan tangan menutup mulutnya.

"Anjirr gak nyangka gue se imut Lian bisa ngelakuin itu"ujar Haekal terhura,berlagak seperti seorang ayah yang bangga pada anaknya.

"Sebelum masuk baca doa dulu yuk"ajak Setya.

"Lo yang pimpin set"ujar Arga.

Setya mengangguk dan langsung memimpin doa. Bacaan doa yang Setya lantunkan berpadu dengan suara jangkrik yang sahut2an dengan  jangkrik2 lainnya.

Beberapa menit kemudian berdoa sudah selesai. Para bujang mulai jalan berdampingan seperti Renjun dan Naren yang jalan paling depan. Di iringi angin yang menyapa kulit mereka membuat suasana semakin mencekam. Mereka mulai masuk kedalam rumah kosong tersebut.

Banyak debu yang menerobos masuk kedalam hidung mereka. Bau ruangan yang mereka pijak sekarang sangat tidak enak,sarang laba-laba ada dimana-mana,temboknya juga ada beberapa retakan-retakan kecil, lumut-lumut yang menghiasinya,dan lampu yang sudah redup.

BUJANG ABSURD//00LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang