Pabrik terbengkalai✓

342 37 0
                                    

•Annyeong Chingudeul

••o0o••

"Pulang aja yokk" Rengek Haekal memeluk lengan kekar Jean.

"Apasih kal meluk² kek monyet"ujar Jean berusaha menjauhkan Haekal.

Plakk

"Diem kek orang dipeluk gini dong heboh,gue cipok juga lo"ucap Haekal memukul bahu Jean.

"Coba aja kalo berani" Kata Jean menatap tajam Haekal.

Mana berani Haekal,bisa-bisa gak bisa liat dunia besoknya.

Naren sedari tadi memilih diam saja. Begitu juga Eric yang diam sambil meremat tangannya sendiri.

Dua Indigo berjalan semakin dalam menelusuri pabrik tersebut.

Ke empat bujang pun mengikuti langkah si dua Indigo.

"Sumpah perasaan gue gak enak banget"bisik Eric pada Naren.

Naren yang merasakan hal sama memilih diam tak menanggapi bisikan Eric.

"Kal lepasin kek, udah pengap malah digelondetin monyet hutan kek lo" Ujar Jean kesal.

"Sekate-kate mulut lo je,cakep gini dibilang monyet hutan" Sewot Haekal.

Semakin mereka masuk kedalam, semakin juga gelap dan banyak barang-barang yang sudah rusak.

Temboknya pun retak dan ada juga yang sudah bolong. Atapnya juga sudah bolong², kayu-kayu atapnya mengatung begitu saja dan mungkin bisa jatuh kapan saja.

Ada benang yang berceceran dilantai. Lantainya sangat kotor dan lembab. Ada beberapa mesin jait yang sudah tergeletak asal di lantai. Semua sudah rusak dan karatan. Kayu-kayu dari meja yang ambruk juga banyak yang berceceran dilantai.

Berkali-kali Renjun menarik dan menghembuskan nafasnya yang terasa berat. Bukan hanya Renjun tapi Leon juga.

"Saking banyaknya jadi pengap gini"Batin Renjun dengan mata yang menatap beberapa makhluk halus yang sedari tadi berlalu lalang didepannya.

"Ha ha ha ha hi hi hi"

Renjun memejamkan matanya saat suara tawa anak kecil itu menggema digendang telinganya.

Bukan hanya suara tertawa,banyak suara-suara yang masuk ke indera pendengaran Renjun. Namun tawa itu lah yang paling mendominasi dia gendang telinganya saat ini.

"Ha ha ha ha hi hi hi"

Tawanya terdengar ceria,seperti suara tawa anak kecil yang tengah tertawa riang saat bermain.

Renjun hanya mendengar suaranya,tidak melihat wujudnya.

"Hiksss hikss s...sakittt"

"Hiksss hikssss"

Tangisan pilu tiba-tiba terdengar.

Leon mengedarkan pandangannya mencari asal suara tangis pilu itu.

Sampai akhirnya mata Leon terpaku pada sesosok gadis cantik yang berdiri dipojok. Dia menatap Leon dengan wajah sendu dan pilu,dia menangis dan merintih kesakitan.

Dia memakai baju dress putih selutut, yang kini sudah kusam dihiasi oleh darah. Pipi terdapat luka sayatan panjang dan perutnya bolong,walaupun tidak begitu besar tapi Leon bisa melihatnya. Dia juga kehilangan semua jari-jari tangannya, darah menetes dari jari-jadi yang hilang seperti dipotong.

Kemudian terdengar suara anak kecil berlari dan tertawa.

Naren menoleh kearah belakang dan menangkap seseorang seperti anak kecil tengah berlari kesana kemari. Tetapi dia tidak tau itu siapa,ruangannya gelap sehingga hanya seperti bayangan hitam.

BUJANG ABSURD//00LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang