Bandara✓

330 34 0
                                    

•Annyeong Chingudeul

••o0o••

Pagi-pagi sekali Haekal sekeluarga sudah ada di bandara Juanda Surabaya.

Bukan hanya keluarga Haekal, ada juga keluarga Renjun dan Naren.

Ngapain?

Mau pindahan.

Pi bo'ong gak canda.

Mereka mau nganterin Mark kebandara,karena Mark harus berangkat kuliah ke Canada hari ini.

Masih terjadi adegan Peluk-pelukan dan nangis menangis di ruang tunggu bandara.

"Jaga diri ya sayang, kalo udah nyampe langsung kabarin mama ya" Ujar Mama Tiara yang sedari tadi memeluk erat putra keduanya, dengan air mata yang setia turun dari matanya.

Ibu mana yang sanggup berpisah dari putranya?,Walaupun tidak selamanya tapi jarak nya sejauh itu ibu mana yang akan sanggup.

"Iya ma nanti Mark kabarin kok" Ujar Mark dengan suara agak bergetar, mati-matian dia menahan tangis agar tidak semakin membuat hati mamanya berat untuk melepaskan nya.

"Jujur mama berat mau lepasin kamu nak, tapi apa boleh buat ini semua demi masa depan kamu"ujar Mama Tiara semakin terisak dan memeluk erat putra keduanya.

"Mah udah dong jangan kaya gitu, kasian Mark nanti dia kepikiran" Ujar Ayah Bagas mengelus punggung istrinya yang masih setia memeluk Mark.

Sejujurnya kalau boleh jujur Ayah Bagas juga berat mau lepasin Mark dengan jarak sejauh itu. Sedari tadi Ayah Bagas berusaha menahan air matanya yang sebenarnya memaksa ingin keluar.

Pelukan Mama dan Anak sudah terlepas . Sekarang digantikan dengan sang Ayah yang memeluk erat tubuh putranya yang sebentar lagi susah untuk ditemui.

"Pesan Ayah jaga kesehatan ya, istirahat yang cukup. Inget jaga sikap di negara orang, yang sopan. Buat Ayah sama Mama lebih bangga sama kamu ya"Ujar Ayah Bagas memeluk seraya menepuk-nepuk punggung putra keduanya.

"Mark janji bakal banggain Mama sama Ayah, Mark juga bakal jaga kesehatan kok" Ujar Mark,kemudian pelukan pun terlepas.

"Kak" Lirih Mark menatap sang kakak yang menatapnya sendu.

Delano tak tau harus berkata apa, perasaannya benar-benar campur aduk sekarang. Ada rasa bangga dan sedih yang bercampur di dalam hati Delano.

Mark menatap mata kakaknya yang mulai berkaca-kaca.

Tanpa berkata-kata apapun Delano langsung memeluk sang adik, bersamaan dengan air matanya yang turun.

"Gue gak tau harus ngomong apa, gue cuma pesen jaga kesehatan disana, makannya jangan sampe telat. Sering² kabarin gue, mama,Ayah atau ekall" Ujar Delano sembari menarik ingusnya, biasa kalo nangis kan suka meler anjir.

"Iya gue bakal jaga kesehatan sama pola makan kok, dan bakal gue usahain buat selalu ngabarin kalian" Ujar Mark tersenyum tipis.

Setelah itu Mark lanjut berpelukan sama orang tua Naren dan Renjun.

Lah tiga kunyuk kemana?

Mereka bertiga ada diparkiran bandara.

Haekal benar-benar tidak mau menemui Mark. Bahkan sekarang lagi dipaksa sama Naren dan Renjun.

"Kal ayo anj keburu bang Mark pergi" Paksa Renjun menarik tangan Haekal yang berada di dalam mobil.

"Gak mau gue disini aja, kalian aja yang kesana" Suruh Haekal kukuh tidak mau turun dari mobil.

BUJANG ABSURD//00LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang