Suatu pagi terdapat seorang remaja yang sedang kebingungan mencari kelasnya.
Dia yang memang cenderung pemalu berusaha bertanya letak kelasnya dengan seorang siswi yang sepertinya kakak kelasnya.
"Permisi Kak" ucapnya pelan.
Siswi tersebut yang sedang mencatat sesuatu menoleh "iya? Butuh bantuan dek?" sautnya sambil tersenyum ramah.
Siswi baru yang bertanya tadi menjadi lebih rileks setelah mengetahui bahwa kakak kelasnya ini seseorang yang ramah.
"Maaf Kak aku mau nanya, kelas X IPA 1 dimana ya?" tanya gadis tersebut.
"Oh kebetulan kelas mu aku yang pegang jadi bareng aja ke kelas mu. Tunggu sebentar ya aku ambil daftar hadirnya dulu" ucapnya lalu meninggalkan gadis tersebut.
Tak lama siswi itu kembali lagi dengan membawa sebuah map ditangannya.
Dia juga tidak sendiri karena dia membawa seorang laki-laki yang sepertinya partner nya yang bertanggung jawab dikelas X IPA 1.
"Ayo" ajaknya.
Mereka bertiga pun berjalan beriringan menuju kelas X IPA 1. Cukup jauh karna kelasnya berada di gedung belakang dekat lapangan sedangkan mereka berjalan dari ruang bk depan.
Setelah perjalanan yang sedikit lama mereka sampai didepan kelas tujuan mereka. Mereka pun memasuki kelas yang sudah lumayan ramai tersebut.
"Selamat pagi semua!" sapa anggota OSIS tersebut.
"Pagi Kak!" saut semuanya.
"Kamu bisa duduk di kursi yang masih kosong" ucap siswi tersebut kepada gadis yang dari tadi diam memperhatikan teman kelasnya dengan tangan yang bertaut gugup.
"Baik, Kak. Terimakasih" gadis tersebut menunduk sedikit kemudian berjalan menuju bangku barisan paling depan yang masih kosong.
"Oke, bisa kita mulai perkenalan kelasnya?"
"Bisa Kak!" saut seluruh murid dikelas tersebut.
"Pertama-tama perkenalkan Nama saya Nisa fadilah dan teman saya Axelio Prince Fernandez. Kalian bisa panggil Kami Kak Nisa dan Kak Axel"
"Halo Kak Nisa halo Kak Axel" sapa semua murid kepada Kakak OSIS yang bertugas dikelas mereka.
"Saya sebagai anggota OSIS dan kebetulan kelas kalian yang mengambil tanggung jawab nya adalah ketua OSIS nya langsung yaitu Kak Axel. Silahkan kepada Kak Axel memberikan sepatah atau dua patah kata sebagai salam pembuka kepada mereka yang berhasil masuk menjadi bagian dari Fearless highschool" ucap Kak Nisa mempersilahkan sang ketua OSIS untuk memberikan sapaan.
Axel yang sedari tadi hanya diam menyimak menatap seseorang sedari awal mereka masuk kelas pun maju satu langkah kedepan, untuk memberikan kata sambutan kepada murid-murid baru di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
"Selamat pagi! Salam sejahtera untuk kita semua. Semoga kalian dalam kondisi yang sehat dan bahagia. Saya Axelio Prince Fernandez sebagai ketua OSIS sekaligus penanggung jawab kelas kalian mengucapkan selamat karna kalian telah berhasil masuk kedalam bagian Fearless highschool setelah 2 minggu lamanya bersaing bersama ribuan murid lainnya, yang sama-sama ingin masuk kedalam sekolah ini." ucap Axel dengan wajah yang datar tapi dengan nada yang tidak terlalu kaku.
"Saya harap kalian bisa mematuhi peraturan-peraturan yang ada di sekolah ini. Karena mulai saat ini kalian sudah berada di jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Tentu peraturan yang ada di sini berbeda atau bahkan sangat berbeda jauh dengan peraturan yang ada di sekolah kalian sebelumnya. Jadi, mohon kerjasamanya untuk sama-sama mematuhi semua peraturan disini." lanjutnya
Axel melangkah kembali ke tempat awal ia berdiri dan kembali menjadi patung.
Ya begitulah ketua OSIS di Fearless highschool bukan karena dia terpaksa menjadi ketua OSIS tapi memang seperti itu lah dia. Tak banyak bicara, hanya diwaktu tertentu ia akan berbicara panjang seperti tadi. Muka selalu datar, tapi nada bicaranya tidak sedatar wajahnya. Dia diam tetapi matanya dengan teliti melihat kesana kemari untuk bisa memahami kondisi.
"Baik sekian sambutan dari ketua OSIS kita. Maaf apabila kalian merasa takut dengan raut wajahnya karna dia memang seperti itu. Kalian tenang saja meskipun dia berwajah datar, dia tidak semenyeramkan itu kok asalkan kalian tidak membuat masalah saja. Lagipula bukankah dia terlihat lebih tampan dengan wajah datarnya?" ucap Nisa dengan menaik turunkan alisnya menatap Axel dan para siswi dikelas tersebut yang langsung disambut dengan seruan heboh dari mereka.
"Oke, kalo ada yang ingin kalian tanyakan tentang sekolah ini kalian bisa tanyakan kepada kami. Silahkan angkat tangan sebut nama lalu berikan pertanyaannya."
Banyak murid yang mengangkat tangannya dengan semangat kecuali seorang gadis yang datang bersama dengan kakak OSIS tadi. Ia hanya diam fokus dengan tangan yang mencorat-coret buku didepannya.
Dia masih merasa asing dengan lingkungan ini. Karna memang sedari Sekolah Dasar Ia selalu mendapatkan sekolah yang berada didekat rumahnya. Dan juga selalu ada satu atau dua orang yang Ia kenal di setiap kelasnya.
Tapi untuk tahun ajaran ini, Ia merasa benar-benar keluar dari zona nyamannya selama ini. Ia berharap bahwa semua akan baik-baik saja. Justru bisa menjadi pengalaman baru yang baik, bukan seperti pengalaman sekolahnya dulu.
"Sepertinya kalian sangat antusias menanyakan sesuatu tentang Fearless highschool ya. Kita mulai dari depan, kamu sebutkan nama lalu berikan pertanyaannya." tunjuk Nisa kepada seorang siswi yang duduk dibarisan paling depan pojok kiri.
Siswi tersebut berdiri, "Perkenalkan nama Saya Arsylla Carlina ijin bertanya kalo mau menjabat jadi OSIS ada banyak persyaratan gak yah?" tanya Arsylla.
"Nah pertanyaan bagus, kayanya kamu berminat masuk ke OSIS yah? Akan Kakak jawab, ada beberapa persyaratan penting yaitu Harus siswa Fearless highschool tentunya terus kelas 10 atau 11 dan juga bisa public speaking. Itu yang terpentingnya, kalo misalnya kalian ada yang belum berani public speaking tapi pengin masuk jadi anggota OSIS pun gak papa karna nanti kita juga bakalan ngadain kaya pembelajaran tentang public speaking, trus juga bakalan ada seminar tentang public speaking setelah pelantikan." jelas Nisa.
"Baik, terimakasih atas jawabannya Kak" ucap Arsylla dan dibalas anggukan oleh Nisa.
Nisa menanyakan hal yang sama juga kepada siswa siswi disampingnya. Tiba saatnya Nisa berdiri tepat didepan meja siswi yang berjalan bersamanya tadi pagi.
"Kamu, tadi gak angkat tangan yah? Kenapa? Gak ada yang mau kamu tanyain tentang sekolah ini? " tanya Nisa dengan tersenyum menatap kegugupan siswi didepannya ini.
"Gak ada kak" ucap sang siswi.
"Oke kalo gak ada gak papa tapi boleh sebutkan namanya biar teman-teman semua kenal dengan kamu" pinta Nisa.
Siswi itu berdiri dengan pelan dan mengangkat pandangannya ke depan. Saat itu pula sepasang mata hazel itu bertubrukan dengan mata biru yang menatapnya dengan lekat. Ditatap seperti itu membuat siswi tersebut kembali menunduk dengan jari-jari tangan saling bertautan.
Seseorang manahan senyum melihat tinggah siswi tersebut.
●◉◎◈◎◉●
Thankyou for Reading 'AL'
See you in next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXA : Pentagon Love
De Todo"Lebih tepatnya Gue tertarik sama Dia" - Haikal "Lo bukan cuma ganggu waktu Gue, tapi juga ganggu perasaan Gue Kal" - Alexa "Gue akan selalu ada buat Lo, meskipun perasaan Lo masih sama Dia" - Axel "Al kamu tau, Dia suka sama Aku. Tapi, Aku sukanya...