Satu minggu telah berlalu, begitu pula masa pengenalan lingkungan sekolah yang di laksanakan oleh seluruh anggota OSIS dan murid kelas X.
Hari ini adalah hari Senin, dimana upacara rutin dilaksanakan oleh semua murid Fearless highschool.
Mereka berbondong-bondong menuju ke lapangan untuk berebut menempati posisi barisan yang tertutupi oleh pohon-pohon pinggir lapangan agar tidak terkena terik matahari.
Berbeda dengan dua orang gadis yang masih dengan santai berjalan ke arah kelasnya tanpa memperdulikan lapangan yang sudah hampir terisi penuh oleh siswa-siswi.
"Huft... Gue ngerasa liburnya cepet banget deh. Masih cape gue kegiatan MPLS kemaren. Mana upacara lagi, pasti lama" Nindi menaruh tasnya dengan malas di bangkunya. Alexa yang melihat itu dibuat geleng-geleng.
"Masih pagi elah udah lesu aja lo. Semangat dong kek gue nih"
"Lo sama gue beda oke. Mau lo nyuruh gue semangat sampe berbusa mulut lo pun kalo gue lagi males ya nggak ngaruh"
Alexa terkekeh mendengar ucapan teman sebangkunya ini. Ia memakai topinya lalu merangkul Nindi untuk mengajaknya menuju lapangan.
Upacara berlangsung secara khidmat dan tanpa adanya gangguan.
Upacara ini sebenarnya bukan hanya sekedar upacara rutin yang biasa dilakukan dihari senin, tetapi juga sekaligus upacara pelepasan id card yang dipakai oleh siswa-siswi kelas X karna mereka telah melewati masa-masa MPLS.
•••
"Gila panas banget" keluh beberapa murid dikelas.
Satu minggu melewati masa-masa MPLS, Alexa sudah mengenali beberapa murid di kelasnya -selain Nindi of course.
Diantaranya, Astrid yang duduk di belakang Nindi, dan teman sebangkunya Laeli, Tanaya siswi yang duduk di bangku ketiga pinggir jendela kanan kelas dengan Anggi, Rachel si pendiam yang duduk di bangku paling depan samping jendela kiri kelas yang bertukar tempat duduk dengan Arsylla, lalu ada Liana yang juga sama duduk di bangku paling depan satu baris dengan Tanaya teman sebangkunya jika tidak salah namanya Naela.
Yah hanya beberapa yang baru Alexa kenal karna sifatnya yang Introvert- mungkin. Tidak berbicara jika tidak diajak bicara, bukan sombong karna memang dia tidak akan menyapa jika tidak disapa duluan karena takut yang disapa tidak mendengar itu akan memalukan, begitu pikirnya.
Itu saja Nindi yang memulai obrolan dengan mereka, Alexa hanya menjawab jika ditanya.
Tak lama seorang guru laki-laki masuk kedalam kelas yang mendadak sunyi karena kehadirannya.
"Selamat pagi anak-anak" sapanya.
"Pagi Pak"
"Bagaimana kabar kalian? Semoga dalam keadaan baik semua. Cape ya satu minggu berkegiatan penuh di sekolah?" tanyanya.
"Capek Pak"
"Cape buanget Pak beneran deh nggak boong" jawab seorang siswi yang duduk dibangku belakang.
"Capek sih Pak, tapi lebih cape ngejar dia yang beda agama" ucap siswa yang paling ramai menurut Alexa.
"Jiakhhh" sorak siswa-siswi ramai.
Pak Tyo tersenyum melihat anak muridnya ini tidak terlalu pendiam. Karena banyak yang mengatakan jika kelas yang akan menjadi anak walinya ini merupakan kelas yang paling tenang.
Mungkin tergantung orang yang masuk kesini, maka Ia akan berusaha untuk membuat mereka lebih bisa mengekspresikan diri mereka.
"Tidak apa-apa nanti ada saatnya kalian akan rindu dengan masa-masa seperti ini. Ini masa terakhir kalian dalam pengenalan sekolah untuk yang akan langsung bekerja setelah lulus. Bagi kalian yang sudah punya rencana akan melanjutkan, mungkin nanti masih bisa merasakan kegiatan pengenalan lingkungan kampus. Jadi nikmati saja oke"
"Perkenalkan nama Saya Sulistyo Bambang. Kakak kelas kalian biasanya memanggil Saya dengan panggilan Pak Tyo. Saya disini sebagai Walikelas kalian. Jadi mohon kerjasamanya untuk merawat kelas dan menjaga kesatuan kelas bersama-sama."
"Baik, Pak Tyo"
"Kita bisa mulai kelas dengan membuat struktur kelas ya. Atau kalian sudah buat struktur kelasnya?"
"Baru nentuin ketua kelasnya, Pak pas MPLS kemarin" salah seorang siswa mengangkat tangan menjawab pertanyaan sang Walikelas.
"Oke, berarti kita tinggal menyempurnakannya. Kalian bisa menulis nama teman kalian untuk dijadikan kandidat dalam pemilihan ini. Nanti kita akan mencari suara terbanyak untuk dijadikan Wakil ketua kelas, dua bendahara dan dua sekretaris. Udah pada kenal semua kan temen-temennya?" tanyanya memastikan.
"Sudah/belum Pak"
"Loh ada yang belum tah? Yasudah tidak papa, kalian bisa menulis nama teman sebangku atau yang kalian kenal saja" usulnya.
"Baik, Pak"
Pemilihan berjalan dengan baik. Dan struktur kelas pun sudah terbentuk berdasarkan suara terbanyak.
"Nah bisa kita lihat, siapa-siapa yang akan terpilih. Pertama, Ketua kelas sudah ada yaitu Galih Prasetyo dan yang akan menjadi Wakil ketua kelasnya adalah Arizanta pratama. Bendahara pertama Amelia Larasati, bendahara keduanya Shella Aryani. Dan untuk Sekretarisnya ada Alexa Leandra sama Arsylla Carlina."
Alexa menatap teman sebangkunya ini dengan kesal. Ia tau siapa yang membuat dia terpilih menjadi Sekretaris. Lihatlah temannya ini, tersenyum puas setelah menghasut teman lainnya untuk menulis namanya sebagai kandidat.
Alexa menunjuk matanya sendiri dengan jari telunjuk dan tengah lalu menujuk kearah mata Nindi. Seolah mengatakan 'masih gue liatin, awas aja lo'.
Teman-teman lainnya tertawa melihat kekesalan Alexa, karna mereka memang agak takjub dengan pertemanan Alexa dengan Nindi yang sudah terlihat seperti teman lama padahal belum ada satu bulan mereka kenal.
Yang satu pandai berbicara yang satu tidak akan berbicara jika tidak diajak bicara, sangat cocok. Alexa memang tidak banyak bicara namun, dia pandai mengungkapkannya lewat ekspresi seperti saat ini.
"Sabar ya Bu Sekre" ujar Laeli yang duduk dibelakang bangkunya dengan menepuk-nepuk pundaknya pelan.
●◉◎◈◎◉●
Thankyou for Reading 'AL'
See you in Next Chapter

KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXA : Pentagon Love
Random"Lebih tepatnya Gue tertarik sama Dia" - Haikal "Lo bukan cuma ganggu waktu Gue, tapi juga ganggu perasaan Gue Kal" - Alexa "Gue akan selalu ada buat Lo, meskipun perasaan Lo masih sama Dia" - Axel "Al kamu tau, Dia suka sama Aku. Tapi, Aku sukanya...