AL-11

55 8 38
                                    

Hari Sabtu, hari yang paling ditunggu Alexa dan murid lainnya pasti.

Karena jika hari Sabtu masih ada hari libur di esok harinya. Sedangkan jika hari Minggu, besoknya adalah hari Senin jadi teringat dengan tugas-tugas untuk minggu depan.

Jika biasanya di hari libur Alexa akan berleha-lehe dirumah menikmati waktu santainya. Atau membantu Bunda merawat taman bunga di teras rumahnya.

Tapi untuk Sabtu ini Ia ingin berolahraga. Ya walaupun hanya jogging ke taman dekat rumah tidak masalah. Jogging juga termasuk olahraga kan.

Selesai mengikat sepatunya, Alexa bangkit dari duduknya. Kemudian menepuk-nepuk bagian belakangnya yang sedikit kotor.

Berjalan kearah sang Bunda yang sedang menyirami taman bunga kesayangannya.

"Bunda" panggil Alexa bernada.

"Kenapa sayang?"

"Lexa ijin joging ke taman ya"

"Iya, hati-hati kalo jalan jangan meleng takut keserempet motor" ingat sang Bunda pada Alexa.

"Siap Bunda Cayang hehe" kekeh Alexa dengan tangan yang membentuk sikap hormat.

Bunda ikut tertawa dibuatnya, sembari mengelus kepala Alexa gemas.

Alexa pun berjalan keluar dari gerbang dan mulai berlari kecil menuju taman depan komplek.

Sesampainya di taman, terlihat tak terlalu ramai karena memang hari sabtu bukan hari minggu. Itu lebih membuat Alexa tenang karena Ia tidak harus merasa tertekan karena ramainya orang.

Apalagi jika banyak anak kecil. Ia takut menabrak anak kecil yang berlarian tanpa arah saat jogging. Sudah pasti akan panjang masalahnya jika orangtua sang anak tidak terima anaknya terluka.

Berlari santai mengelilingi taman beberapa kali. Dirasa Ia sudah tidak kuat, Alexa berhenti sejenak di bangku taman untuk mengistirahatkan kakinya.

Mengedarkan pandangannya guna mencari penjual air mineral untuk mengatasi rasa haus yang Ia rasakan.

Saat menemukan penjual air minum keliling Alexa berniat menghampiri penjual tersebut.

Namun saat bangkit Ia merasakan sakit yang amat terasa pada kakinya, "Argghh sakit banget kaki Gue" memegang kakinya yang kaku Alexa kembali mendudukan dirinya di bangku taman.

Berusaha merilekskan otot kakinya yang sepertinya kram. Sesekali meringis saat rasa sakitnya bertambah.

"Aduh alamat kaga bisa pulang nih, mana gak bawa hp" keluhnya menatap nanar kakinya yang masih terasa sakit.

"Pengen nangis rasanya" mengusap air mata nya yang tiba-tiba keluar tanpa diminta.

Meratapi nasibnya yang kurang baik dipagi ini. Lelah sehabis olahraga, haus, kaki kram, tidak membawa ponsel. Lengkap sudah penderitaannya.

"Dari kemaren hari Gue gak baik banget. Curiga Gue kalo besok dapet rejeki berlimpah. Siapa tau Ayah tiba-tiba bilang gini 'nih uang buat kamu, beli apapun yang kamu mau kalo kurang bilang biar ayah tambahin' beh rela Gue begini" ucapnya berusaha menghibur diri.

Sampai datanglah sesosok yang menambah kesialan Alexa pagi ini.

"Alexa?" Alexa menoleh menatap bingung keberadaan Haikal yang berdiri disamping bangku yang didudukinya.

"Ngapain Lo disini?" tanya Alexa.

"Nyari sarapan sama Nanda, semalem abis pada nginep dirumah Nanda soalnya" jelasnya lalu duduk disamping Alexa.

Alexa menatap julid manusia disampingnya ini, 'dih kaga permisi Lo'.

"Nanda emang rumahnya deket sini?" pasalnya memang Alexa tak dekat dengan semua teman kelasnya jadi ya begitulah.

"Tuh di komplek itu" tunjuknya mengarah jalan yang ternyata berjarak dua komplek dari komplek rumahnya.

"Oalah deket ama rumah Gue"

"Rumah Lo dimana?" tanyanya.

"Jarak dua komplek dari gang nya Nanda"

Mengangguk paham dengan arah yang ditunjuk Alexa, "Lo Abis olahraga?"

"Hm" balasnya dengan mengangguk.

"Kaga dicariin Nanda Lo disini?"

"Nanda balik kerumah lagi ambil duit sama hp nya yang ketinggalan" Alexa mengangguk mengerti.

Suasan hening setelahnya, membuat menjadi terasa canggung.

Alexa yang sibuk dengan pikirannya dan Haikal yang terus menatap Alexa menambah beban pikiran Alexa.

Lebih tepatnya sedikit salting. Ingat perlu digaris bawahi sedikit.

"Al" panggil Haikal setelah sekian lama diam.

Alexa menoleh kearah Haikal seraya menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya 'kenapa?'

"Soal obrolan kemarin, boleh Kita lanjutin?"

'Ngapain bahas itu sih' batinnya kesal

"Apa yang mau Lo omongin?"

"Soal kenapa Gue gak berani ngasih perhatian lebih secara langsung ke Nala, apalagi ngungkapin perasaan Gue ke Dia" menjeda ucapannya sejenak.

Haikal menyandarkan punggungnya kesandaran kursi taman dan menatap menerawang kearah depan.

"Kalo Gue ungkapin perasaan Gue ke Nala, Gue takut kalo pertemanan Kita jadi rusak. Lo pasti sering denger kalimat itu. Karna seperti sebelum-sebelumnya juga gitu, itu yang buat Gue sedikit trauma." lanjutnya.

"I know. But, if you never try, you will never know what will happen. Siapa yang tau kalo kali ini Lo gak akan ngerasain sesuatu yang sama seperti sebelumnya" ucap Alexa menatap Haikal serius.

Karena jujur Ia sangat ingin masalah ini selesai. Biarlah Haikal mendapatkan pujaan hatinya, setelah itu Ia akan berjuang sendiri untuk menghapus perasaannya pada Haikal.

"I can't. Kalo urusannya sama pertemanan Gue lebih milih ngorbanin perasaan Al."

"Itu masalahnya, kalo Lo terus-terusan ngorbanin perasaan dan nyakitin diri sendiri, kapan Lo punya waktu buat ngebahagiain diri Lo?" 'sial haruskah Ia mengaca?' -batinnya menjerit kesal.

"Kal, mengaharapkan seseorang untuk memberikan sedikit cintanya buat kita itu butuh perjuangan nyata, bukan hanya sekedar kata yang bahkan cuma Lo ucapin didepan Gue"

"Lo sama Nala suka gambar. Lo bisa jadiin itu buat ungkapin perasaan Lo ke Dia. Seseorang yang suka gambar pasti lebih leluasa mengekspresikan apa yang Dia rasakan ke lukisannya. Setelah itu Lo bisa kasih ke Nala, Gue yakin Nala bisa nangkep arti dari gambar itu. Manfaatin kemampuan Lo Kal." nasehat Alexa pada Haikal yang masih menatap kearah depan.

Mungkin sedang memproses apa yang Alexa katakan.

Haikal menegakkan duduknya lalu menghadap kearah Alexa. "Ada satu hal yang perlu Lo tau Al"

"Apa?" jawab Alexa sedikit gugup.

"David juga suka sama Nala"

Jederr

Serasa ada petir menyambar pikirannya sekarang.

Pikirannya benar-benar seperti ingin pecah. Masalah mereka berdua saja Ia sudah pusing, sekarang nambah personil lagi.

●◉◎◈◎◉●

Thankyou for Reading 'AL'

See you in next chapter

ALEXA : Pentagon LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang