"Udah mau jam makan siang, Bunda pulang dulu ya buat nyiapin makan siang Ayahnya Alexa. Bunda kesini lagi sama Ayah. Kalian berdua jagain Alexa dulu ya, nanti Bunda bawain makan siangnya" ucap Bunda mengambil tasnya di sofa yang diduduki oleh Alex dan Axel.
"Siap Bunda"
Bunda meninggalkan mereka berdua diruang rawat Alexa. Alex yang sedang bermain game online bersama teman-temannya yang masih berada disekolah.
Sedangkan Axel, sedang membalas pesan temannya yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS. Lelaki itu memberinya informasi tentang keadaan sekolah setelah dihebohkan oleh keadaan Alexa tadi.
"A-ir" terdengar suara lirih dari seseorang, Axel mengangkat kepalanya.
Alexa sudah sadar! Ia dengan cepat berdiri dan menghampiri perempuan itu. Alex sampai terkejut karna temannya ini bangkit dari duduknya secara tiba-tiba.
Alex memakai earphone, jadi Ia tak mendengar suara lirih tadi.
"Butuh sesuatu Al?" tanyanya menatap mata Alexa yang masih menyesuaikan pencahayaan diruangan.
"A-ir"
Axel mengambil gelas berisi air putih yang sudah disiapkan di atas nakas. Membantu Alexa minum, dengan mengangkat sedikit tubuh atasnya.
"Udah"
Menaruh kembali gelas ke tempat semula, Axel menatap Alexa. "Ada yang sakit?"
Alexa menggeleng pelan, tubuhnya benar-benar lemas sekarang.
Sebenarnya Dia ingin menanyakan tentang keberadaan lelaki itu disini.
'Yak! Shiball!! Percuma anjirr Gue lari-lari kek orang kesetanan, sampe masuk rumah sakit begini. Orang yang buat gue lari malah ada disini!!' Batinnya menjerit.
Memang sepertinya Ia tidak bisa menghindari Axel. Hah... Menyebalkan sekali.
"Kenapa?"
"Hah?" Ia agak trauma dengan pertanyaan mendadak seperti ini.
"Kenapa bengong?"
"Gapapa"
"Saya panggil dokter dulu" Axel mendekat kearah Alex yang masih asik dengan ponselnya. Menarik earphone yang dipakainya.
"Apaan sih?" kesalnya tiba-tiba diganggu begitu.
"Alexa udah bangun, jagain. Gue mau panggil dokter" setelahnya melangkah pergi dari ruangan.
Alex menoleh kearah ranjang Alexa, benar sepupunya itu sudah sadar. Sedang menatapnya dengan sayu.
Beranjak bangun menghampiri gadis itu, "Al Lo udah bangun?"
"Belum" pake nanya -lanjutnya dalam hati.
"Huaaaa Gue khawatir banget sama Lo" Alexa diserang pelukan dadakan dari Alex.
"Eehkk... Lex sesek njir" bagaimana tidak sesak, Alex memeluknya sangat erat. Sepupu laknak nya ini.
Alexa memukuli pundak Alex dengan sekuat tenaga, walaupun sebenarnya tidak ada tenaganya.
"Lex sumpah, ini namanya percobaan pembunuhan" tak direspon oleh Alex yang masih tetap memeluknya tanpa mengurangi tenaganya sedikitpun.
Ceklek
Axel membelalakkan matanya, berlari kearah ranjang Alexa, menarik kasar badan tegap Alex.
"Lex bodoh, Lo Mau bunuh Alexa?!" menatap Alex yang linglung dengan marah.
"Hah? Gue cuma meluk Dia"
"Tapi gak usah pake tenaga gede! Alexa baru bangun kalo Lo lupa"
Melihat kearah Alexa yang sedang diperiksa oleh dokter.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXA : Pentagon Love
Random"Lebih tepatnya Gue tertarik sama Dia" - Haikal "Lo bukan cuma ganggu waktu Gue, tapi juga ganggu perasaan Gue Kal" - Alexa "Gue akan selalu ada buat Lo, meskipun perasaan Lo masih sama Dia" - Axel "Al kamu tau, Dia suka sama Aku. Tapi, Aku sukanya...