AL-10

50 10 19
                                    

Haikal menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal, "Ee... Biar Dia gak tau aja itu dari Gue, jadi gue ngasihnya lewat Lo"

"Gue bantuin, tapi ini yang pertama dan yang terakhir kalinya" Alexa menjeda ucapannya sebentar. Melihat ekspresi Haikal yang terlihat seperti sedikit kecewa?

"Bukan apa-apa, tapi kalo Lo deketin Dia lewat Gue itu keliatan gak gentle. Kalo Nala tau semua ini mungkin dia bakalan ilfeel sama Lo. Coba Lo pikir, cewe mana yang gak ilfeel kalo tau ada cowo yang deketin dia lewat temen.
Gue mau bantuin Lo bukan dengan cara kaya gini, Gue bantuin Lo dengan ngasih informasi yang Gue tau tentang Nala. Selain itu, Lo usaha sendiri buat dapetin Dia" jelasnya panjang lebar.

"Lo bener, tapi Gue kaya gini karna Gue udah beberapa kali ditinggalin orang yang Gue suka setelah ngasih perhatian lebih ke mereka." balas Haikal menatap mata Alexa teduh.

"Gue juga sebenernya gak mau kaya gini Al. Tapi gue juga gak mau kali ini sama kaya pengalaman Gue sebelumnya." ucapnya terdengar frustasi.

"Itu artinya kesalahannya ada sama diri Lo" ucap Alexa cepat.

"Tanya sama diri Lo tentang semuanya. Perasaan yang Lo rasain sama Nala, apa itu perasaan yang benar-benar tulus atau hanya sekedar suka seperti yang Lo alamin sebelumnya. Tanya apa nantinya perasaan Lo bakalan ngeyakinin Lo buat bisa dapetin Nala atau gak. Karna kalo Lo aja gak bisa mastiin perasaan Lo, Lo juga gak akan bisa dapetin cewe incaran Lo." Menghela nafas sejenak untuk menenangkan hatinya yang tiba-tiba menjadi emosional setelah mengeluarkan apa yang dipikirnya.

Kemudian kembali menatap mata Haikal dengan lekat, "Lo tau Kal? Kalo Lo lebih milih buat mendam perasaan itu lebih lama, Lo akan kehilangan Dia. Dan semua yang udah Lo lakuin akan berakhir sia-sia" 'sama seperti yang Gue rasain Kal' -lanjutnya dalam hati.

Setelah itu terdengar suara yang sangat Alexa kenal, Nindi dan teman-temannya yang lain telah kembali.

"Balik ke bangku Lo, Gue gak mau bikin orang lain curiga" ucap Alexa tanpa menatap Haikal, dan lanjut memakan bekalnya yang sempat tertunda.

Haikal menyisir rambutnya kebelakang menggunakan tangannya, sembari menghela nafas sedikit kasar. Setelahnya berjalan untuk kembali ke bangkunya.

•••

"Baik, Anak-anak. Tugas sudah Ibu kasih silahkan dikerjakan dan dikumpulkan setelah bel pulang di meja Ibu. Karna Ibu tidak bisa mendampingi kalian untuk hari ini, jadi Ibu hanya memberi tugas dan Ibu mohon untuk menjaga kelas tetap kondusif ya" pesan Bu Anna.

"Siap, Bu" jawab semua murid serentak.

Setelahnya, Guru muda tersebut berjalan meninggalkan kelas. Dan semua murid mulai mengerjakan tugas yang diberikan tadi. Walaupun hanya beberapa yang mengerjakan, yang lain menunggu jawaban untuk disalin.

Alexa tentu masuk ke kategori pertama, karna baginya menunda pekerjaan saat ini akan menambah pekerjaan setelahnya.

"Al liat jawaban Lo dong" ucap Galih sang ketua kelas.

"Belum" balasnya masih serius mengerjakan.

"Kalo udah ngomong ya" pesannya sebelum pergi bergabung bermain game online dengan siswa lainnya.

Beberapa saat setelahnya, Alexa meletakkan pulpennya di meja setelah selesai mengerjakan tugasnya yang lumayan banyak. Lalu menoleh ke arah temannya yang masih menulis.

"Mau gue bacain? Biar lo fokus nulis" tawarnya.

"Boleh" menggeser buku paket didepannya ke arah Alexa dengan tangan sebelahnya yang masih mencatat.

Akhirnya mereka berdua sama-sama selesai. Dan merenggangkan sedikit badannya yang lelah dengan posisi membungkuk sedari tadi.

"Udah Al?"

"Nih" Alexa menyerahkan bukunya ke arah Galih, lalu membereskan mejanya karena sebentar lagi bel pulang akan berbunyi. Begitu juga Nindi melakukan hal yang sama.

"Al pulangnya biasa ya, agak sorean. Gue mau ngeprint tugas kelompok kemaren"

Alexa menganggung menanggapi ucapan temannya ini.

"AL GUE LIAT JAWABAN LO YA, OKE MAKASIH" teriak Mimao dari bangku belakang. Membuat satu kelas kesal karna kaget mendengar teriakannya.

"Heh! Mau Gue sumpel mulut Lo, berisik amat jadi cowo" kesal Selly menatap garang ke arah Mimao.

"Hehe maap Sell jangan marah" ucapnya dengan menangkupkan kedua tangannya didepan dada.

"Al Aku mau tanya dong. Nomor 4 kamu dapet darimana? Aku nyari gak ketemu" keluh Nala memberikan bukunya pada Alexa.

"Ini ada di buku paket, cari lagi di halaman 127 dibagian B"

"Oh iya-iya ada, makasih Al" Alexa menjawabnya dengan mengangguk.

Tiba-tiba Ia teringat sesuatu, Permen coklat.

Merogoh saku atasnya, lalu mengeluarkan semua permen yang Ia simpan.

"Nal" panggil Alexa.

"Kenapa?" tanya Nala menoleh kearahnya.

Alexa menyerahkan semua permen itu ke Nala. Membuat Nala menatapnya bingung.

"Buat Lo tadi Gue beli kebanyakan. Lo suka coklat kan?"

"Serius? Wahh makasih Al" ujarnya kesenengan.

Lagi-lagi Alexa hanya mengangguk sebagai jawabannya, bedanya kali ini dengan sedikit senyuman.

Setelahnya Ia menoleh ke bangku belakang, menatap Haikal yang ternyata sedang menatapnya juga. Mereka bertatapan sebentar seolah memberi laporan bahwa Alexa sudah menyelesaikan tugasnya.

Haikal mengucapkan terimakasih tanpa suara dengan tersenyum kecil ke arah Alexa. Mengangkuk kecil unyuk menjawab agar tak ada yang menetap mereka curiga.

Alexa berharap tidak ada yang mengetahui tentangnya dan juga Haikal.

•••

Bel pulang sudah berbunyi 20 menit yang lalu, tetapi sekolah masih ramai murid-murid yang sedang mengikuti kegiatan ektrakurikuler.

"Al Gue print ini dulu, Lo mau ikut atau tunggu diluar?" tanyanya bersiap akan masuk keruangan khusus seperti Fotocopy an.

"Gue tunggu diluar aja" Nindi mengangguk sekali lalu masuk kedalam ruang tersebut.

Alexa menatap lapangan yang sedang digunakan untuk ektrakurikuler basket.

Sepertinya Ia tertarik dengan ektrakurikuler ini. Apa Ia coba saja untuk mendaftar? Itung-itung sebagai kegiatannya disekolah selain belajar.

"Dek awas!" teriak seseorang tapi Alexa tak mengerti bahwa itu ditunjukan untuknya.

Saat Ia menoleh lagi ke arah lapangan Ia dikejutkan dengan datangnya bola basket ke arahnya. Beruntung reflek Alexa cepat, Ia dapat menangkap Bola itu sebelum mengenai wajahnya.

Mengerjabkan matanya beberapa kali setelahnya menghembuskan nafasnya, "Huft" bersyukur mukanya baik-baik saja.

"Aduh maaf ya gak sengaja kelempar ke arah Lo, gak papa kan?" tanya seorang siswi yang sepertinya Kakak kelasnya yang terlihat khawatir.

"Gak papa Kak aman kok cuma kaget aja" jawab Alexa menenangkan.

"Sekali lagi maaf ya atas kelalaian anggota Gue"

"Iya" balas Alexa dengan tersenyum kecil.

Kakak kelas itu kembali ke lapangan setelah menerima bola yang di sodorkan Alexa. Mengingat kejadian tadi membuat tekad Alexa untuk masuk ke ekstrakurikuler tersebut semakin kuat.

Mungkin Ia akan mencari tahu siapa teman kelasnya yang mengikuti ektrakurikuler basket, supaya Ia dimasukan kedalam ektrakurikuler tersebut.


●◉◎◈◎◉●

Thankyou for Reading'AL'

See you in next chapter

ALEXA : Pentagon LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang