AL-17

41 6 43
                                    

Didalam toilet, Alexa meluruhkan tubuhnya dibelakang pintu. Terduduk dengan lemas, jantungnya benar-benar berdegup kencang.

"Nangis boleh gak sih, malu banget tolong" mengusap sudut matanya yang mengeluarkan air mata.

"Bundaa... Pengen pulang"

Alexa berusaha mengatur nafas dan degup jantungnya yang masih menggila. Tidak mungkin kan Ia akan terjebak disini terus gara-gara perihal malu sama Axel.

"Huh.. Oke Lexa. Tuntasin urusan Lo abis itu keluar, bilang makasih trus langsung balik ke tempat Alex buat minta pulang" mengangguk memantapkan niatnya sesuai rencana. Alexa bangkit dari duduk lesehan nya, lalu menyelesaikan urusannya di toilet.

Setelah selesai, Alexa berjalan mendekati pintu. Memegang gagang pintu, kembali memantapkan diri supaya berjalan sesuai apa yang dia rencanakan.

Ceklek

Suara pintu terbuka membuat Axel menghentikan obrolannya dengan seorang wanita, sepertinya seumuran dengan Bundanya.

Mengalihkan pandangannya kearah Alexa yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan kepala tertunduk.

Alexa melangkahkan kakinya mendekati mereka.

"Ini Prince?" tanya wanita itu merangkul bahu Alexa.

Alexa mengerjabkan matanya cepat. Apa ini?

"Cantik sekali... Siapa namanya sayang?"

"Eee... Alexa... Tante" jujurly Alexa benar-benar gugup sekarang.

"Jangan gugup begitu. Kenalin Saya Mela, Mamanya Raden"

'Oalah kirain emaknya si Axel'- batinnya sedikit lega saat mengetahui jika disampingnya ini ternyata orangtua dari Raden.

"Alexa sepupunya Alex ya? Tante baru tau kalo Alex punya sepupu cantik begini" pujinya tersenyum lebar kearah Alexa.

"Iya Tante"

Axel melihat kegugupan gadis itu berusaha menahan senyumnya. Berdehem mengalihkan pandangannya dari kedua perempuan didepannya ini.

"Tante Axel bawa dulu ya Alexa nya. Nanti dicariin sama Alex"

"Yaudah kalo gitu. Alexa nanti ikut Alex ya main kesini, biar tante ada temen ngobrolnya"

"Eee... Iya Tante nanti Alexa usahain"

"Axel balik ke taman samping dulu Tante" menarik pelan tangan Alexa, lalu membawanya ke tempat teman-temannya berada setelah mendapat izin dari Mela.

'Ni orang demen banget gandeng Gue, kaga tau apa ni jantung Gue rasanya pengen perosotan diusus' -batin Alexa misuh-misuh.

"Kenapa?" tanya Axel tiba-tiba.

"Hah?" mengerutkan dahinya bingung menatap Kakak kelasnya ini. Kenapa dah?

"Kenapa mukanya merah? Sakit?"

'Jibangan Lo Axel!' jerit Alexa dalam hati.

"e-enggak, cuma lagi gerah aja iya"

"Gerah?" menaikkan sebelah alisnya menatap geli ke arah Alexa.

"Em" menganggukkan kepalanya cepat.

Axel mendongak menatap langit malam, "Padahal cuacanya lagi dingin karna mau musim hujan"

Jderr

'APAAN SIH!!' lain di hati lain di pipinya yang malah semakin memerah.

Sedangkan sang pelaku yang membuatnya begini, terkekeh karna merasa puas sudah menjailinya.

ALEXA : Pentagon LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang