AL-9

58 10 31
                                    

Nisa kembali tertawa dengan tingkah Alexa yang sangat terlihat takut jika berurusan dengan Axel. Mungkin karena kejadian saat dimana Axel menghukum Alexa saat hari kedua MPLS -begitu pikirnya.

"Yaudah kalo gitu aku pamit kembali ke kelas ya Kak, bentar lagi bel masuk"

Masih dengan sedikit tawanya Nisa mengangguk, lalu berdiri mengantar Alexa kedepan ruangan.

Setelah menutup pintu, Nisa berjalan mendekati Axel yang tengah sibuk -lebih tepatnya berpura-pura sibuk- menandatangani surat-surat yang ada didepannya.

Karena surat itu sudah ditandatanganinya tadi sebelum Alexa sampai disini.

Tersenyum gemas melihat tingkah Ketua OSIS nya ini, Ia menaruh tiga bungkus bengbeng yang Alexa beri di atas kertas yang sedang ditatap oleh Axel. "Nih gue kasih bagian lo"

Melihat ke arah bengbeng yang ada didepannya, lalu melirik ke arah Nisa.

Axel menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi yang didudukinya, setelah mendorong bengbeng itu kembali kearah Nisa.

"Dih sombong Lo gak mau. Ambil aja, gue mau ke kelas kok jadi gak akan liat" mendorong kembali bengbeng tersebut ke Axel. Lalu pergi meninggalkan sang Ketua OSIS, yang malu-malu menerima pemberiannya.

Axel menatap pintu ruangan yang baru saja tertutup, kemudian menatap bungkus bengbeng yang ada di depannya. Tak lama senyum kecil terbit di bibirnya tanpa ada seorangpun yang tau.

-dasar gengsian

Mengambil dua bungkus bengbeng itu, lalu Ia simpan di laci mejanya. Satu bungkusnya Ia masukan kedalam saku celananya.

Axel bangkit dari kursi Kebanggaannya, melangkahkan kaki keluar ruangan untuk menuju ke kelasnya, karena bel masuk sudah berbunyi.

•••

Bel masuk telah berbunyi 5 menit yang lalu, namun guru yang seharusnya mengajar di kelas X IPA 1 belum juga menampakan diri.

Membuat kelas menjadi tidak kondusif. Alexa sebenarnya sangat membenci situasi saat ini. Tapi tidak mungkin Ia memarahi teman kelasnya, yang ada malah Ia yang di keroyok.

Karena memang jumlah murid laki-laki di kelasnya ini sedikit lebih banyak dari kelas X lainnya.

'Tau gini gue bawa headset' batinnya menyesal. Alexa menelungkupkan kepalanya pada tumpukan tangannya dimeja.

Saat baru akan memejamkan mata, Alexa merasakan seseorang mencolek lengan atasnya.

Mengangkat kepalanya, lalu menoleh ke arah bangku sebelah kirinya. Kalian pasti tau siapa dia.

"Kamu sakit?"

Alexa menggeleng pelan, "No, I'm fine"

"Tap-" ucapan Nala terpotong oleh datangnya seseorang.

"Nal Gue pinjem buku catatan Lo dong"

"Catatan apa?" tanya Nala bingung.

"Catatan matematika kemarin" ucap Haikal dengan menunjukan cengirannya.

"Oh.. Nih jangan sampe ada yang kotor. Awas aja kalo ada yang kotor Aku suruh Kamu ganti bukunya trus tulis ulang semua catatan matematika Ku" peringatnya sok galak dengan menatap tajam Haikal.

"Tenang aja aman kok" kekeh haikal.

Mengusap kepala Nala lembut sambil berucap terimakasih, lalu melangkahkan kembali kaki menuju bangkunya untuk menyalin catatan matematika Nala.

"Ck apa sih elus-elus" kesal Nala menatap kepergian Haikal.

'Rasa ingin berkata 'BANGSAT' ke mereka. Sialan banget, apaan coba begitu didepan gue. Udahlah mood gue gak bagus ditambah liat beginian jadi pengin ngamuk' batin Alexa menjerit kesal.

ALEXA : Pentagon LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang