'Kayanya do'a Gue kaga buruk dah, kenapa malah kaga dikabulin?! Iya sih berdoa biar kaga ketemu disekolah, tapii ya nggak ketemu disini juga' -batinnya menangis melihat seseorang yang sekarang berdiri dengan gagahnya di samping Alex.
Lelaki tampan yang juga memakai kemeja berwarna biru bagian lengannya yang ditekuk sebatas siku dan dipadukan dengan celana levis hitam. Wait?! Tampan? Apa Ia mengakui bahwa Axel tampan?
Alexa menggeleng-gelengkan kepalanya mengusir apa yang ada dipikirannya. Bisa-bisanya Ia mengatakan seperti itu dalam pikirannya?
"Kenapa Al?" tanya Raden melihat sepupu temannya ini geleng-geleng.
"Hah.. Oh gak gapapa Kak hehehe" menatap Raden dengan tertawa dipaksakan. Sedangkan batinnya masih menangis meratapi nasibnya nanti.
"Sendirian aja Lo Xel, udah disuruh bawa gandengan juga" canda Raffi sembari merangkul Kayla yang duduk disampingnya.
Axel tak menghiraukan ucapan Raffi, justru Ia lebih tertarik untuk menatap gadis yang sedari tadi berusaha mengalihkan pandangan darinya.
"Biasa aja dong liatin sepupu Gue" ucap Alex tak santai merangkul bahu Alexa lalu menariknya mendekat.
Mengangkat sebelah alisnya menatap Alex, sepupu? Entah kenapa itu membuatnya tersenyum tipis mendengarnya.
Axel mengulurkan tangannya yang membawa paperbag kearah Raden. "Sekalian sama titipan nyokap"
"Thanks Xel"
"Hm"
"Sini duduk" Raden bergeser menjauh dari Alexa mempersilahkan tempat kosong disamping antar Ia dan Alexa.
'Double shit'
Bau mint dari tubuh Axel saat melewati Alexa benar-benar membuat indra penciuman nya ingin merasakannya terus menerus.
"Ekhm" berdehem berusaha menghilangkan pikiran anehnya saat laki-laki itu sudah duduk disampingnya.
"Gue ambilin minum bentar" Raden hendak bangkit untuk mengambil minuman didalam sebelum suara Axel menghentikannya.
"Gak usah, Gue minum ini aja" Axel mengambil botol air minum yang tersedia dimeja.
"Si paling harus mengkonsumsi minuman sehat, pantesan tambah gede nih otot" ledek Raden menonjok otot bisep Axel dibalik kemeja yang dikenakannya.
Alexa memejamkan matanya, entah kenapa tiba-tiba pipinya terasa panas mendengar ucapan Raden. Alexa jadi teringat kejadian dimana tangan itu yang menahannya saat terjatuh dari tangga sekolah. Dan tentunya Alexa juga merasakan otot Axel.
Membuka kembali matanya, Alexa mengambil minuman bengbeng nya lalu meminumnya beberapa tegukan. Tenggorokannya tiba-tiba merasa kering. Ia taruh kembali gelasnya yang isinya tinggal setengah, keatas meja.
Alexa menggeser duduknya lebih rapat pada Alex, "Lex" bisiknya tepat disamping telinga Alex.
"Apa?"
Plak
"Aduh kok dipukul sih" kesal Alex menatap sepupunya ini. Gaje bener ni anak -mendelik menatap Alexa.
Suara Alex membuat semua mata tertuju pada mereka.
"Ngapain jawabnya keras bego, orang Gue udah bisik-bisik" bisik Alexa ikut kesal.
"Ya ngapain bisik-bisik orang tinggal ngomong aja" bukannya ikut berbisik seperti yang Alexa minta, Alex justru tetap mengatakan dengan suara yang keras.
Plak
Sekali lagi Alexa memukul lengan atas sepupunya ini. Sangat tidak bisa diajak kerjasama. Menyebalkan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXA : Pentagon Love
Sonstiges"Lebih tepatnya Gue tertarik sama Dia" - Haikal "Lo bukan cuma ganggu waktu Gue, tapi juga ganggu perasaan Gue Kal" - Alexa "Gue akan selalu ada buat Lo, meskipun perasaan Lo masih sama Dia" - Axel "Al kamu tau, Dia suka sama Aku. Tapi, Aku sukanya...