25- 【WL❦】Kerikil yang dilempar ke dalam danau

758 88 51
                                    


【White Lotus❦】

Pada pukul delapan malam susana Istana dalam sepi sejak turunnya hujan musim gugur. Lentera di pasang disetiap sisi sebagai penerangan jalan pun tampak dingin dibuatnya. Seorang pelayan tampak tergesa-gesa membawa sesuatu ditangannya. Seolah dia tengah dikejar seseorang, dia lari secepat yang dia bisa dengan keadaan basah kuyup. Sayangnya karena pakaian basah dan kebesaran itu terseret di tanah, dia tidak sengaja menginjak ujung gaunnya dan dia pun terhuyung-huyung hingga akhirnya jatuh.

"Akh!" Nampan yang dia bawa terlempar dan menyebabkan toples kayu yang dia bawa ikut jatuh dan barang berserakan di depan dengan bagian tutup toples terbuka dan keluarlah sesuatu yang mengkilat di bawah cahaya bulan.

Pelayan itu memandangi barangnya dengan ngeri. "Astaga apa yang harus aku lakukan! Ini semua tumpah!" Dia buru-buru memungutnya kembali dan dengan tangan bergetar dia memeluk barang itu lalu kembali berlari dengan kaki pincang.

Bayangan sosok itu terlihat dari genangan yang perlahan mengalir ke segela arah kemudian punggung rapuh itu menghilang entah kemana.

Pemandangan yang menyedihkan seandainya seseorang melihatnya.

Sayangnya tidak ada seorang pun disana dan hanya langit malam yang menjadi saksinya.

---

"Lee Wanyi, saatnya bangun."

Mengernyitkan keningnya saat cahaya menimpa. Lee Jaehee yang dalam masa kehamilan muda ini semakin malas setiap harinya. Dia selalu mengantuk dan mengantuk! Membuat Permaisuri menegaskan Mama tua untuk memperhatikan sepupu ini.

Lee Jaehee bangun dengan susah payah dan sudah membersihkan diri untuk bersiap pergi ke aula sang Phoenix. Meski selir hamil di bebaskan dari memberi hormat, Lee Jaehee yang berlindung dibawah kaki Permaisuri Lee tidak berani mengendur. Dia menyadari tanpa bantuan Permaisuri dia tidak akan bisa memiliki anak ini dengan damai. Adapun niat Permaisuri Lee terhadap anak dalam perutnya adalah urusan nanti, yang terpenting adalah keselamatannya yang utama.

"Aku dengar yang di sebelah masih tidak bisa bangun dari tempat tidur." Lee Jaehee menatap pantulan wajahnya di kaca dan ada jejak hitam dibawah mata itu yang samar. Dia berusaha keras menutupi kehitaman itu dengan bedak dan krim.

Pelayan Lee Jaehee mendengar tuannya bertanya tentang orang lain yang tidak lain adalah tetangga baru mereka yang baru dipromosikan kemarin. "Yoo Cairen memang masih tidak dapat bangun dari tempat tidur. Dikatakan gejala kehamilannya sangat parah. Dia muntah terus menerus selama tiga hari dan makan sangat sedikit. Kata para pelayan, Yoo Cairen sangat kurus dan kuyu. Tuan budak juga melihatnya kemarin saat mengantar hadiah. Mata orang lain seperti ini." Pelayan itu membuat gerakan meniru yang membuat Lee Jaehee tidak nyaman.

"Untungnya reaksiku tidak seberat dia." Ujar Lee Jaehee penuh kelegaan. Jika tidak kecantikannya akan hilang! Bukankah orang selalu mengatakan bahwa melahirkan anak akan membuatmu terlihat tidak menarik lagi!

Mama di samping bisa mengetahui apa yang dipikirkan Lee Jaehee dan menggelengkan kepalanya. Dia kemudian berbicara; "Tuan kecil memang memiliki gejala ringan tetapi tidur terlalu lama juga dapat mengganggu kesehatan.... Tuan kecil harus lebih banyak berolah raga."

Lee Jaehee mendengus mendengarnya tetapi dia tidak berani membantah. "Kalau begitu mari kita pergi. Berjalan dari Paviliun Meihua ke Istana Weiyang juga dianggap olahraga cukup kan?" Katanya sarkastik.

Mama itu tidak tersinggung dan hanya mengangguk. Dia tahu bahwa Lee Jaehee dalam masa-masa sombong karena berhasil hamil dan anak ini mungkin akan menjadi Pangeran dibawah nama Permaisuri. Mama tidak cukup bodoh untuk menyinggung orang lain.

WHITE LOTUS - TAEGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang