chapter 17

501 21 5
                                    

Marisa tidak menjawab dia malah semakin menangis, Marisa tau apa yang sedang di rasakan oleh putranya saat ini, saat mengetahui kalau kayra akan di khitbah Marisa lansung terfikir kan tentang agam, dia tau kalau agam mencintai kayra dari dulu, Marisa juga tau kalau tadi waktu agam pergi agam sendang tidak ada urusan tapi agam sengaja untuk menghindar.

" maafin mama ya sayang, mama ngak bilang ke kamu tentang hal ini, sebenarnya beberapa hari yang lalu, bunda kayra sudah cerita ke mama tapi mama ngak sangup untuk kasi tau ke kamu"ucap Marisa sambil terisak.

"Kenapa mama Minta maaf? "

"Mama minta maaf Tentang masalah kayra"

"Ngak apa apa ma, mungkin emang ini yang terbaik untuk kayra, agam ngak apa apa kok, tadi agam kecelakaan karena jalan nya licin terus agam ngak sengaja ngerem, ni mama lihat tangan agam lecet sakit banget ma, aduhh" bercanda agam mengalihkan pembicaraan.

Marisa menangis sambil tertawa melihat tingkah laku putra nya, dia tau kalau agam sekarang berpura pura bisa saja di depan nya.

*****

"Kamu yakin sayang dengan keputusan yang kamu ambil? " tanya Marisa kepada agam.

"InsyaAllah agam yakin ma" jawab agam sambil merapikan pakaian pakaian nya.

"Yaudah kalau memang itu sudah jalan yang kamu pilih, mama juga udah bilang ke papa tentang hal ini, papa setuju setuju aja, kemarin mama telpon papa, tapi ngak bisa lama kamu tau la papa kamu sibuk, jadi dia nitip salam aja sama kamu"

"Waalaikumsalam" ucap agam setelah sudah memasukan semua pakaiannya ke dalam koper, agam memutar tubuhnya menghadap Marisa.

"Ma, do'ain agam ya, semoga agam selamat sampai tujuan, nanti kalau agam ada cuti agam pasti akan pulang ke rumah" ucap agam sambil mengengam tangan Marisa.

"Iya sayang mama pasti akan selalu do'ain yang terbaik untuk kamu" ucap Marisa mengelus pipi agam.

Agam mendekap tubuh Marisa untuk menyalurkan rasa kasih sayangnya kepada sanga mama, tapi agam malah mendengar suara isakan agam melepaskan pelukanya dari Marisa, terlihat wajah Marisa yang memerah.

"Ma, kenapa nangis?, agam ngak suka lihat mama nangis"

"Ngak ngak apa apa sayang, yaudah yok kita sarapan dulu" ucap Marisa.

*****

Setelah menempuh waktu beberapa jam akhirnya agam sampai di sebuah kota tempat nya untuk bekerja, agam sedang menunggu jemputan, yang akan menjemputnya.

"Aslamualaikum,permisi,Dokter agam kan? " tanya seorang pemudah.

Agam menoleh saat mendengar suara yang menyebut nama nya. "Waalaikumsalam Iya saya agam" ucap agam.

"Saya beni dokter, saya di suruh sama pak kades untuk menjemput dokter" ucap beni sopan, sambil mengulurkan tangan nya.

Agam menyambut uluran tangan beni, lalu bersalaman.

"Oh iya, beni"

"Ayok dokter biar saya bantu membawakan barang barang nya mobil saya di parkir di sana" tunjuk beni ke arah mobilnya yang terparkir.

JENDELA TAKDIR (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang