chapter 18

258 16 8
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Asalamualaikum semua, sebelum baca jangan lupa follow ya, terus jangan lupa vote juga, Terima kasi
Happy Reading...

Beni mengulurkan niat nya untuk mengantuk pintu, dia menyimak bacaan ayat suci Al Quran yang agam bacakan, begitu indah suara agam saat membacakan ayat suci Al-Quran.

"MasyaAllah suara dokter agam bagus banget, dan bacaan juga bagus"

Setelah selesai membaca Al-Quran agam berdiri dari sajadah nya dan meletakkan Al quran di dalam kamarnya.

Karena di rasanya agam sudah mengaji, beni mengetuk pintu rumah agam sambil mengucapkan salam.

TOK TOK TOK.

"Asalamualaikum dokter" salam beni.

Agam yang seperti mendengar suara seseorang mengucapkan salam pun lansung bergegas membuka pintu.

"Waalaikumsalam" ucap agam sambil membuka pintu."oh beni, iya ben ada apa? "Tanya agam kepada beni, dia juga merasa sedikit heran kenapa beni datang ke rumahnya pagi pagi seperti ini.

" ini dok, saya mengantarkan sarapan pagi untuk dokter  "ucap beni sambil menyerahkan sebuah rantang kepada agam.

" MasyaAllah, terimah kasi ya ben, tapi tidak usah sepot repot ben,dan ini masih pagi sekali"ucap agam.

"Tidak apa apa dok, tidak merepotkan ini juga sudah menjadi tugas saya, saya mengantarkan sarapan ke dokter subuh subuh seperti ini karena hari ini saya tidak sekolah jadi saya mau bantu pak kiyai dan satri yang lain untuk bertani"

"terimah kasi banyak ya ben untuk sarapannya, oh Iya nanti setelah kamu pulang bisa temenin saya untuk kepasar untuk belanja bahan makanan"

"Iya dok, nanti sepulang dari pondok,saya akan ke rumah dokter saya ke pondok dulu ya dok, asalamualaikum"

"Waalaikumsalam, hati hati ya ben" ucap agam sambil tersenyum kepada beni.

"Oke dok" ucap beni.

Agam berpikir sejenak"tapi be,tunggu sebentar" ucap agam yang memberhentikan langkah beni.

"Iya dok"beni membalik tubuhnya lalu menghadap agam.

"Kalau saya ikut ke pondok boleh tidak? " tanya agam dia bertanya terlebih dahulu kepada beni takut kalau tidak boleh ikut ke pondok pesantren, karena setau dia tidak mudah untuk keluar masuk pondok pesantren kalau bukan salah satu santri.

Beni tersenyum mendengar ucapan agam. "Tentu saja boleh dok, pondok pesantren mut'tagin menerimah siapa saja yang mau datang  untuk melihat lihat apa lagi dokter agam pasti sangat boleh"

"Baiklah saya letakan rantang ini dulu , dan tutup pintu baru kita ke pondok" beni mengangukan kepala nya sambil tersenyum.

Agam berjalan bersama beni, dia terus tersenyum saat melihat sekitar pedesaan yang suasana begitu sejuk dan pemandangan yang indah waktu sudah menunjukan hampir jam 6 pagi terlihat matahari yang akan terbit.

Agam juga heran kenapa semua warga sudah ramai,dan sudah memulai aktivitas sepagi ini.

"Asalamualaikum, selamat pagi dokter" sapa salah satu warga, sebelum agam ke kampung ini berita mengenai agam yang akan kerja di kampung sudah beredar jadi mereka tau kalau ada orang baru yang mereka tidak kenal pasti dokter baru itu, dan terlihat juga dari rupa agam adalah dia seperti sorang dokter.

JENDELA TAKDIR (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang