chapter 24

228 13 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Asalamualaikum semua, sebelum baca jangan lupa follow ya, terus jangan lupa vote juga, Terima kasi
Happy Reading... 

.
.
.

Setelah melaksanakan sholat subuh berjamaah bersama di mushola kampung, agama dan kyra berjalan beriringan menuju klinik mereka.

"Di sini udarahnya seger banget ya gam, ngak ada polusi, terus juga ngak ada suara brisik kendaraan aku suka banget deh di sini..."

Agam medengarkan kayra yang terus berbicara  di Sampingnya, sambil tersenyum jujur agama sangat merindukan masa ini, sejak kecil  sampai mereka remaja agama sangat suka mengajak kayra berjalan di pagi hari setelah sholat subuh seperti ini, sampai akhirnya satu tahun belakang ini mereka terpisah, momen ini sangat agam rindukan.

"Kay"panggil agama, kayra yang sendang asik berbicara menoleh ke samping ke arah agama.

" iya gam"

"Hmm.." agama menundukan kepalanya dia masih ragu, dia masih belum punya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya yang dia pendama selama ini kepada kayra, tapi dia takut kalau dia akan kehilangan kayra untuk kedua kalinya.

Kayra menghentikan langkahnya saat melihat mereka sudah tiba di depan klinik, "kamu mau ngomong apa gam, ngomong aja" ucap Kayra dia heran kenapa setelah memanggilnya agama malah terdiam.

"Kita duduk aja ya dulu" ucap agam lalu dia berjalan terlebih dahulu baru setelah itu di susul Kayra.

Kayra duduk di samping agama sambil melihat ke arah agama, agama menarik nafasnya dalam dalam.

"Bismillahirrahmanirrahim, kay, sebernya..." ucapan agama kembali terhenti, detak jantung agama berdetak begitu cepat telapak tangan agama juga tiba tiba berkeringat, padahal suasana hari masih pagi dan dingin tapi agama malah mengeluarkan keringat di dahinya.

"Sebenrnya apa gam? " ucap Kayra dia merasa penasaran kenapa agama menjadi gugup seperti ini, dia bisa melihat dari dahi agam yang mengeluarkan keringat dan tidak bisanya agam seperti ini.

"Sebenrnya aku udah menyimpan perasaan sama kamu sejak lama, aku ngak tau kapan perasaan ini tumbuh, dia tumbuh begitu aja, yang aku tau aku sayang banget sama kamu aku selalu takut kalau kamu kenapa napa, dan aku takut kalau kamu sedih, yang selalu aku rasakan yaitu aku selalu ingin ngelindungin kamu, tapi aku bukan bermaksud gimana ngomong gini ke kamu, aku ngak bermaksud untuk mengajak kamu ke jalan zinah, seperti pacar, tapi aku mengutarakan perasaan yang selama ini aku pendam dalam dalam" agama kembali menarik nafasnya dalam dalam dengan mata yang terpejam.

"Kayra nayla akbar, maukah kamu menikah dengan ku,dan menjadi wanita kedua yang aku sayangi setelah mama ku,  menjadi satu satunya wanita yang aku cintai, menjadi pendamping hidupku, dan menjadi makmum yang siap untuk aku bimbing menuju surga-Nya allah"

Kayra dari tadi menatap agam yang sedang mengutarakan semua perasaan kepada nya tanpa Kayra sadari air mata Kayra mengalir begitu saja dari pelupuk matanya.

"InsyaAllah aku siap menjadi makmum untuk kamu bimbing menuju ssurga-nya allah" jawab Kayra dengan senyum yang begitu manis.

Agam membuka matanya saat mendengar jawaban dari Kayra agam tersenyum bahagia dia berdiri dan berteriak bersyukur dengan menyebut nama allah "alhamdulillah ya allah terimah  kasi ya allah engkau meng ijabah segala doa hambah selama ini" agam begitu bahagia  sampai dia tidak sadar kalau dia sudah melompat lompat kegirangan seperti itu.

Kayra yang melihatnya pun tertawa ikut bahagia, sudah lama dia tidak melihat agam tertawakan lepas dan sebahagia ini, sejak merek remaja agam berubah menjadi laki laki yang cool cuek tapi perhatian lebih banyak diam berbicara kalau hanya dengan Kayra dan tidak terlalu peduli dengan lingkungannya.

Agam kembali duduk di samping Kayra mereka tidak duduk berdekatan merka berjarak sekitar satu meter agam masih menundukan pandangannya dia mencoba untuk menetralkan kembali perasaannya.

"Maaf ya kay, aku khitbah kamu duluan tapi aku belum minta izin sama ayah bunda terlebih dahulu, aku pengen mengutarakan perasaan yang aku pendam selama ini terlebih dahulu kepada kamu baru aku minta izin sama ayah dan bunda, kalau kamu mau aku mau minta cuti sama kiyai yahya untuk beberapa waktu aku mau ajak kamu pulang ke Jakarta aku mau minta izin sama ayah bunda untuk minta izin untuk menuju jenjang yang lebih serius" ucap agam dengan senyum yang tidak luntur.

"Aku mau gam, dan kamu juga ngak perlu minta maaf kamu ngak salah kok, seharusnya aku yang minta maaf karena aku telat menyadari perasaan ini, setelah akau tunangan dengan kak defan aku baru menyadari kalau perasaan aku cuman untuk kamu, dan aku sedikit menyesal sudah menerima kak defan, aku berdoa kepadamu allah untuk jalan terbaik untuk aku dan allah memberi petunjuk untuk aku kalau ternyata kak defan memang buka yang terbaik untuk aku, dan Allah pertemukan kembali kita di tempat ini, aku sangat bersyukur gam"

"Iya kay, yaudah kita coba lupakan ya tentang jadian itu, yang harus kita fikirkan sekarang tentang masa depan kita, dan maaf ya kay aku belum kasi kamu apa apa aku bener bener belum nyiapin apa pun, setelah aku sholat itikhoroh tadi malam dan aku dapat petunjuk dari allah, aku lansung bertekat untuk mengutarakan perasaan aku ke kamu setelah sholat subuh ini"

Kayra mengerti maksud agam dia juga tidak menyangka kalau agam akan mengutarakan perasaannya Kayra mengira kalau agam sudah melupakan tentang perasaannya kepada Kayra, dan Kayra juga baru berusaha untuk melupakan perasannya kepada agam, tapi baru saja ingin melupakan ternyata agam malah mengutarakan perasaannya dan menghitbahnya tentu saja Kayra sangat senang, dan lansung menerimanya, Kayra juga sangat yakin kalau keluarganya akan sahabat setuju kalau mendegar agam Menghitbahnya.

Dan mengajaknya untuk kejenjangan yang lebih serius seperti ini.

"Ngak apa apa gam aku ng erti kok, tapi aku masih masih simpan ini"

Kayra mengeluarkan sebuah kalung dari balik hijabnya, Kayra melepas kalung itu, dan memperlihatkan kepada agam, terlihat sebuah kalung berwarna silver dengan sebua  cincin yang melingkar di tengah kalung itu.

Agam terkejut saat melihat cincin itu, dia ingat cincin itu adalah cincin yang dia berikan kapada Kayra saat hari wisudah Kayra agam tidak menyangka Kayra masih menyimpan cincin itu ternyata wanita itu masih membawa kemanapun cincin pemberian agam walaupn tidak  di pakai di jarinya.

Agam tersenyum melihat lihat Kayra"aku mau kamu simpan aja dulu cincin ini, dan aku mau kamu jadikan cincin ini untuk mahar kita nanti"ucap Kayra sambil menyerahkan cincin itu kepada agam.

Agam menyambut cincin itu agam menganguk sambil menatap Kayra dengan tatapan yang begitu tulus.

*****

JENDELA TAKDIR (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang