Tangkai 5: Bleeding Heart

3.1K 288 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Love might be beautiful, but once it is shattered, you are left with a tattered heart and trauma."




***


Berdiri menghadap jendela kaca yang menampakkan pemandangan pantai sanur, Satya terdiam. Kepalanya dipenuhi oleh bayang-bayang seorang wanita yang selalu menghantui isi kepalanya selama bertahun-tahun. Siapa yang menyangka wanita itu muncul disaat yang tidak terduga seperti ini?

Satya memang selama ini diam dan tidak berniat mencari wanita itu sebab ia ingin membuktikan seberapa kuat kekuatan wanita itu menarik dirinya. Ia ingin tahu apakah mungkin perasaan yang ia kategorikan dalam obsesi itu akan lekang oleh waktu.



"God seems to like playing on its subject," guman Satya diikuti dengan kekahan kering. Pria itu terkekah, merasa bodoh karena pernah berpikir ada peluang bahwa jejak wanita itu hilang diingatannya. Dua tahun ternyata tidak membawa perubahan apa-apa selain membawa kesengsaraan.



Jika ditanya kapan dan mengapa Satya bisa terjerumus ke dalam lubang obsesi, ia sesungguhnya bingung menjawab. Setahunya, sejak pertama kali melihat wanita itu berinteraksi dengan anak-anak di yayasan yang dikelola oleh Ibunya, dia merasa tertarik.



The first thing he noticed obviously her visual. Even with his imperfect sight, he knew then that Gianna was a Goddess.



Bermula dari pertemuan sepihak itu bibit-bibit obsesi muncul, kemudian tumbuh subur bagai tanaman yang dirawat dengan baik hingga akar-akar tanaman itu sudah membelitnya dengan erat.



Satya menggerakkan gelas wine dengan gerakan memutar, lalu menghidu aroma minuman memabukkan itu yang mengeluarkan aroma buah. Beberapa detik kemudian ia menyesap minuman itu, membiarkan rasa hangat menguasai seluruh indahnya.



"Sweet as always."



Satya berpaling dari pemandangan yang memanjakan mata, mendadak muak dengan keindahan yang hanya bisa ia nikmati sendirian di dalam kamar hotel yang luas. Ia meraih gawai yang ia lempar asal saat sampai, memeriksa pesan-pesan yang masuk.



Kenan.
Lo belum jawab. Kenapa mendadak?Di Bali perasaan nggak ada yang mendesak banget. Sementara ini property yang di sana rata-rata under 500M. Lo selama ini selalu handle proyek di atas itu. What's with the sudden change?



Prasatya.

Nothing. Sekarang tukeran sama gue dulu. Perhaps this is the time for you to spread your wings.


Kenan.

Spread your wings my ass. Lo kira gue bego? Itu lo ngasih gue kerjaan lain di saat gue udah pusing ngurusin client-client kita yang rewel. I'd rather work on my current task.
Prasatya.

Bunga TerlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang