"And he welcomed the chaos with a smile."
***
Kepulan asap menguar kala Satya mengembuskan napas. Sebatang rokok terjepit diantara jari-jarinya—sebuah pemandangan yang hampir tidak pernah terjadi sejak dirinya menginjak usia dua puluh tahun— pasalnya ia ingin hidup sehat dan lebih lama di dunia ini, namun untuk malam ini godaaan untuk menyentuh rokok tidak bisa dihentikan sama sekali.
"Explain again, in detail," kata Satya seraya kembali menghisap batang rokok dalam-dalam. "So, you meant to tell me that all this time Eyang knew, and she has been waiting for me to confess?"
Kenan di seberang sana memberikan jawaban yang sama sekali tidak Satya sukai. Sungguh, ini benar-benar menyebalkan.
Seperti kalimat Adrian sebelumnya, jatuh cinta memang membuatnya bodoh. How could he naively though, his Eyang would not be able to know what he did behind her back after all of his weird stunt for the past few months? He forgot how meticulous Dianne Kalingga is when it comes to her family issues.
"Berarti Pak Budianto yang balik ke Jakarta itu cuman akal-akalan biar gue lengah, ya?" Satya berdecak ketika mendapat afirmasi. "Berarti Eyang ngirim Ricky."
Situasi ini jelas tidak akan membaik. Eyangnya tidak akan menarik Ricky begitu saja sebelum hubungan Satya berhasil dipangkas sampai ke akar.
Satya memijat kening yang berdenyut, kelelahan mulai nampak, pasalnya waktu tidur serta makannya selama beberapa hari ini sangat berantakan, ditambah dengan tingkat stres yang naik pesat hingga dirinya kewalahan.
"Kalau Pak Erlangga gimana? Ada pergerakan mencurigakan?"
Satya mendengarkan penjelasan Kenan saksama, sembari sesekali melirik arah pintu—khawatir jika ada yang mendengar— Dan benar saja, di menit berikutnya sosok Adrian mendatanginya lalu dengan mudah duduk di kursi santai di hadapannya.
"Feel free to continue, I have no interest in your business," cetus Adrian, kemudian mengeluarkan rokok dari saku celananya.
"Berarti semua sesuai rencana, ya?" Satya menjeda, melirik Adrian melalui ekor matanya.
"Everything should be perfect from A to Z. A mistake is not accepted. You know that, right?"Panggilan tersebuh akhirnya berhasil diakhiri setelah sepuluh menit. Walaupun Kenan banyak mengumpat, namun semua tugas yang Satya berikan berhasil dikerjakan tanpa cela. Semoga yang kali ini pun tetap sama.
"Life must be hard on you."
"I thought you had no interest."
"Memang. Gue cuman mau basa-basi soalnya muka lo lecek begitu."
Adrian membuang sisa rokoknya, terlihat tidak lagi berminat melanjutkan. Ia bersandar dengan kedua tangan dilipat di depan dada.
"You are hellbent on this so-called relationship with Gianna, but have you considered all of the worst possible effects in the future?" Adrian memberhentikan Satya berbicara dengan isyarat tangan. "I am not talking about material things. Let's say, If Gianna suddenly thought that you are not so great after all and decided it's better for her to walk away, then all your painstaking effort would be in fain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Terlarang
RomantikKalingga #1 Gianna Anastasya adalang sang bunga terlarang. Sang bunga indah nan menawan yang seharusnya hanya dipuja, dilihat dan didamba dalam diam. Sayangnya, terdorong oleh obsesi, Prasatya berubah dari seorang pengagum menjadi sang pemetik. Di...