"And we bloom."
*Italic words are either English sentences or flashbacks
***
Siapapun akan terkejut dengan tingkah Gianna, bahkan Tuhan sekalipun. Sekali pun Gianna tidak pernah mengungkapkan keinginan yang berasal dari dorongan gairah kepada pasangannya, namun kali ini efek Satya dalam hidupnya memang terlalu besar. He rocked her world like nobody else could.
Pasangan yang tengah dikelilingi oleh kabut cinta itu dengan suka cita berbagi rasa, mengecap satu sama lain, meninggalkan jejak-jejak yang semakin membakar jiwa. Tubuh mereka teramat dekat, jantung bertalu bersama dalam irama yang begitu liar.
Tangan kiri Satya melingkar manis pada pinggang ramping Gianna, sementara yang lainnya sibuk menekan kepala wanita itu seraya menyusuri rambut halus Gianna dengan jari-jarinya. Ia menyukai sensasi ketika bibir mereka bertemu dalam duet yang memabukkan.
Gianna memeluk tubuh pria itu sama eratnya dengan pegangan Satya pada pinggangnya, menganggap pria itu sebagai satu-satunya alasan ia bisa berdiri dengan benar. She is drunk from his kisses alone.
Pangutan mereka terurai menyisakan benang saliva di antara. Deru nafas yang saling memburu menerpa kulit mereka. Pasangan yang mabuk cinta itu saling memandang dengan tatapan sayu.
"God, you are so beautiful, Na," puji Satya disertai erangan karena pemandangan di hadapannya ini terasa seperti salah satu mimpi yang sering kali menghiasi tidurnya kala rasa rindu tak dapat dibendung.
Gianna dengan bibir yang semakin merah, pandangan mata penuh kabut gairah, serta pipi merona adalah sebuah kombinasi paling indah yang pernah Satya saksikan.
Gianna tersipu, bahkan senyum yang terancam lolos, ia tahan mati-matian lalu ia berkata, "Shut up, and kiss me again."
Satya menurut saja, sebab ia tidak puas. Pria itu membubuhkan cumbuan singkat di belakang telinga wanita itu. He trailed his mouth on her cheeks until his mouth finally danced against hers again.
Ia mendorong tubuh Gianna hingga wanita itu terjatuh pada sofa panjang yang selalu diperhatikan ketika berkunjung, memastikan kepala wanita itu tak terbentur. Mereka saling menyentuh, menikmati jilatan api gairah.
Satya menarik diri, meletakkan kedua tangan di sebelah kepala wanita itu. Memerhatikan bagaimana rambut wanita itu tersebar di sofa. Tatapan keduanya bertumpu hingga senyum penuh kelegaan muncul.
Netra Satya menyapu wajah indah Gianna, terpaku pada beauty mark yang berada di hidung dan bagian atas dan bawah bibir wanita itu. Tanpa berpikir dua kali, Satya mencium titik-titik itu bergantian.
"You have no idea how long I have been waiting to kiss your moles."
"You have all the time to kiss them. Aku nggak akan larang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Terlarang
RomanceKalingga #1 Gianna Anastasya adalang sang bunga terlarang. Sang bunga indah nan menawan yang seharusnya hanya dipuja, dilihat dan didamba dalam diam. Sayangnya, terdorong oleh obsesi, Prasatya berubah dari seorang pengagum menjadi sang pemetik. Di...