Bab 9 Sebagai Amal

8.4K 514 1
                                    

Kenapa Jason sudah membuatnya kesal pagi-pagi begini?

Tidak berhenti di sana, Jason menambahkan, “Jika memang kau tidak dirasuki setan, maka kau pasti sudah gila.”

“Itu benar. Aku memang orang gila dan kau harus tinggal jauh dariku.”

“Malam sudah berlalu. Sudahkah kau mempertimbangkannya dengan cermat?” Jason bertanya seolah-olah dia begitu peduli. Padahal, dia terus mendesak Esme sampai batasnya.

Esme menarik kursinya dan duduk, menatap Jason kesal. “Tidak bisakah kau membiarkanku makan dengan tenang?”

“Semakin cepat kamu mengambil keputusan, semakin banyak manfaat yang akan kamu terima.”

Saat Jason mengatakan itu, pandangannya jelas menyindir dengan jelas menyatakan, AMAL. Seolah mata itu berkata padanya jika berapa pun uang yang dia berikan, dia tidak akan menyesalinya asalkan berhasil menyingkirkan Esme. Anggap saja dia sedang beramal untuk kebaikannya sendiri.

“Mengapa kau begitu terburu-buru menceraikan aku? Apakah agar kamu bisa menikahi Layla sesegera mungkin?”

“Itu bukan urusanmu.” Jason memberi jeda, lalu menambahkan, “Kau tidak memiliki kualifikasi untuk bisa bertanya sesuatu padaku.”

“Tuan Jason Hall, maafkan saya.” Esme tersenyum menawan, namun matanya yang cerah berubah dingin. “Aku masih mempertimbangkan. Bukankah kamu bilang aku punya waktu satu minggu untuk memikirkannya? Dalam satu minggu ini, masalah kamu, aku berhak bertanya.”

Kebingungan menyala di mata Jason ketika dia menatap Esme. Untuk kesekian kalinya, dia seperti tidak mengenal Esme. Biasanya jika dia menyinggung soal perceraian, wanita ini akan langsung meledek dan membuat kekacauan.

Sekarang, ketika dia menyebut perceraian, Esme menjadi lebih tenang dan lebih dingin.
Jason tidak dapat lagi memahami wanita ini.
Keningnya berkerut, memang sejak kapan dia memahaminya?

Baiklah, tidak jadi lusa. Mungkin lima hari lagi.

Jason tidak mau melanjutkan sarapannya. Dia pergi begitu saja setelah pikirannya mengacaukan dirinya sendiri.

Setelah selesai sarapan, Esme berniat pergi ke pusat perbelanjaan dengan Emilia yang menemani.

Dia ingin membeli pakaian yang layak. Yang ada di lemari itu tidak sesuai dengan keinginannya.

Pusat perbelanjaan kota Ford adalah sebuah bangunan seluas puluhan ribu kaki persegi.
Dari lantai dasar hingga keempat adalah toko pakaian bermerek. Naik ke lantai lima sampai tujuh, ada banyak tas dan aksesoris mewah. Delapan sampai sepuluh, mereka surga sepatu. Terdapat juga hiburan dan juga kesehatan di lantai atasnya, dan atasnya merupakan food court.

Esme dan Emilia berada di lantai dasar.
Lewat toko bernama Hall’s Deluxe, Esme berhenti.

Toko itu menjual semua merek dan desain dari Hall Industry. Omzet penjualan hanya dari toko ini bisa mencapai ratusan ribu dalam satu bulan. Esme tahu jika Jason Hall adalah tambang emas.

Esme melihat ke toko sekali lagi dan matanya tertuju pada manekin yang dipajang di dekat pintu masuk.

Manekin itu menggenakan gaya gaun kuno.

Bagian atas gaun itu berwarna merah muda lembut yang dirancang untuk meningkatkan bagian dada tanpa memperlihatkan banyak kulit. Sedangkan bagian bawah rok adalah kain muslin hijau dengan hiasan bunga-bunga.

Rambut manekin itu ditata dengan baik, menggunakan jepit rambut phoenix di dekat dahi. Melihatnya memberi kesan lembut dan menawan.

Emilia mengikuti pandangan Esme dan menemukan bahwa dia tampak tidak berkedip pada gaun tertentu yang digunakan manekin. Dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, “Nona, apakah Anda pikir gaun itu cantik?”

Dikejar Suami JahatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang