Ketika Esme membuka matanya, hal yang pertama dia lihat adalah siluet seorang pria. Meski pandangannya belum terlalu jelas, tapi Esme bisa melihat jika pria ini memiliki kaki panjang, duduk di kursi di samping tempat tidur.
Pria ini menggenakan setelan kemeja rapi, tampak licin dan mewah. Dengan potongan baju yang dia kenakan, itu meningkatkan tubuh kekarnya. Semua itu tampak jelas ketika pandangan Esme mulai normal.
Sisi wajah pria itu sangat indah seolah-olah diukir dengan sangat hati-hati. Hampir tidak ada bagian yang bisa dikeluhkan.
Esme mencoba bangkit dan menopang tubuhnya. Pergerakannya yang halus telah menarik perhatian pria itu.
Pria itu meliriknya, lalu suara yang rendah dan dalam terdengar, “Kau sudah bangun?”
Esme hanya mengangguk, memperhatikan keadaan di sekelilingnya dengan sikap waspada.
Menyadari tatapan khawatir Esme, pria itu kembali berkata, “Ini rumahku. Jangan khawatir, kau aman di sini.”
“Kau telah menyelamatkan aku?” Esme melihatnya sebelum melontarkan pertanyaan.
Baru pada titik inilah dia menyadari bahwa pupil matanya tidak hitam, melainkan berwarna hazel. Itu indah sekali!
“Ya.”
Pria itu semakin tampan ketika jarak pandang semakin berkurang. Dia mendekatinya, berdiri tepat di depannya.
Kernyitan kecil muncul di alis Esme saat dia bertanya lagi, “Kau bukan pengemudi yang hampir menabrakku, kan?”
Pria itu tertawa kecil. Suaranya terdengar menyenangkan di telinga, seperti sebuah magnet yang menarik siapa pun tanpa mereka sadari.
“Jelas aku melihatmu pingsan sendiri, tidak ada yang menabrak.”
“Bukankah karena kamu yang mengemudi seperti banteng gila?” Suara Esme penuh dengan kekesalan.
“Aku selalu mematuhi peraturan lalu lintas.”
“Lalu, aku yang salah di sini?” Esme berseru tak percaya.
Senyum sopan muncul di wajah pria itu. “Kau mau berpikir seperti itu?”
Esme memijit pelipisnya sendiri dan bergumam, “Aku benar-benar tidak bisa melihat apa yang terjadi dengan benar.”
“Tidak ada yang salah. Seseorang akan pingsan jika mereka sudah tidak berdaya dan berada dalam batasnya. Dan desain ini ....” Pria itu menunjukkan desain sketsa di tangannya ke Esme.
Mata hazelnya menatap Esme dengan senyum ramah, “Ini dirancang olehmu, ‘kan?”
Esme mengangguk, “Ya.”
“Untuk berpartisipasi dalam kompetisi desain fashion tahun ini?”
Esme mengangguk sekali lagi.
Melihat konfirmasi Esme, sebuah cahaya melintas di matanya. “Kau bekerja di mana?”
Esme merengut dalam kebingungan. Pemilik tubuh asli memiliki reputasi yang tidak bernilai seperser pun di kota Ford. Selain itu, dia juga memiliki gelar sebagai istri Jason Hall. Bagaimana mungkin pria di depannya ini begitu tidak mengerti?
“Tidak ada perusahaan yang cukup berani untuk mempekerjakanku.” Esme berkata dengan suara rendah.
“Mengapa?” Pria tampan ini tampak bingung. Melihat desain Esme, matanya berkilauan seperti melihat sebuah sumber uang.
Orang yang sangat berbakat, bagaimana bisa ada perusahaan yang tidak menginginkannya?
“Karena aku Esme Andreas.” Esme menyatakan ini dengan senyum pahit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikejar Suami Jahat
RomanceSebuah kalimat pertama yang diucapkan Esme Andreas begitu dia sadar adalah, "Mari bercerai, Jason." Esme Andreas telah kehilangan bayi dalam perutnya akibat kebencian Jason. Mendengar istrinya hamil, Jason menyuruhnya untuk melakukan aborsi. Tentu...