“Kau aib!”
Itu pertama kalinya Lorelei mendapat tamparan dari sang kakak yang selalu anggun dan menawan. Pipinya panas, kena telapak tangan dari seorang anak Slytherin tingkat kelima, yaitu Lucius Malfoy.
Seharusnya Lorelei sudah siap, tetapi entah mengapa rasanya masih dingin.
“Apa kau tidak tahu betapa agungnya Slytherin?! Dan kau malah memasuki Gryffindor yang—sekumpulan orang dungu?!”
Lorerei berusia sebelas tahun. Hari ini keluar dari rumah dan tinggal di tempat baru. Iris kelabunya kosong, menatap lantai koridor. Suasana di sekitar ramai setelah jamuan malam, tetapi semua orang hanya memandang mereka tanpa memberikan kontribusi dalam bentuk bantuan atau ikut cercaan.
Hingga kedatangan Profesor McGonagall sebagai Kepala Asrama Gryffindor pun segera menyelamatkan Lorelei dari rasa syok sekaligus malu.
“Pengecut sekali!”
“Iya ‘kan? Adiknya sendiri dibegitukan!”
Bermacam suara anak kecil muncul di belakang McGonagall. Lorelei yang lama termangu dalam lamunan mau tak mau mengintip dan menemukan dua murid laki-laki.
“Siapa?” tanya Lorelei.
Si rambut hitam keriting memperkenalkan dirinya sebagai Sirius Black, sementara yang berambut cokelat lurus bernama James Potter.
“Lagi pula, Slytherin kumpulan penjahat! Sudah bagus kau berada di Gryffindor—”
“Bersama kami!”
Sirius menambahkan ucapan James sembari terkikik.
Sejujurnya, Lorelei tidak peduli ditempatkan pada asrama mana pun. Selama ia bisa terbang bebas melihat dunia yang lebih luas, maka ia bahagia. Namun ia lupa pelajaran Malfoy bahwa Gryffindor adalah rival Slytherin.
“Jangan dipikirkan!” Sirius nyengir, menepuk punggung Lorelei dengan akrab. “Bukan ‘kah kita senasib?!”
Benar. Keluarga Black juga keturunan darah murni dan selalu berasal dari Slytherin, sama seperti Malfoy. Rupanya, takdir Sirius dan Lorelei satu jalan.
Jadi Lorelei memutuskan mengingat kembali cita-citanya, terbang di angkasa dan menjadi bintang yang paling bersinar bersama Sirius, James, dan dua pemuda Gryffindor lainnya.
Sayangnya pertemanan akrab mereka mengalami hambatan.
“Maaf, Lei, kami harus pergi!”
“Perempuan tidak boleh ikut!”
“Dadah!”
Pada malam bulan purnama, Lorelei termangu menatap kepergian Sirius, James, dan Peter—entah kemana. Kemungkinan, mereka membuat janji dengan Remus di suatu tempat tanpa mengajaknya.
Mengapa aku ditinggal? Aku ‘kan bukan sekadar perempuan, tapi teman kalian?
Dan Remus rupanya menyadari jarak yang membatasi antara Lorelei dengan tiga teman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Lips ft. Severus Snape
Fanfiction❝𝓽𝓱𝓪𝓽'𝓼 𝓷𝓸𝓽 𝓵𝓸𝓿𝓮, 𝔂𝓸𝓾'𝓻𝓮 𝓳𝓾𝓼𝓽 𝓫𝓮𝓲𝓷𝓰 𝓸𝓫𝓼𝓮𝓼𝓼𝓮𝓭.❞ ✿ family, 21+ © Sanskara Drew 23 Agustus 2023.