22. Meantime

546 66 10
                                    

Televisi dinyalakan setelah Severus menerima mangkok berisi camilan tengah malam berupa Popcorn-yang Lorelei jelaskan sebagai biji jagung yang mengembang saat dipanaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Televisi dinyalakan setelah Severus menerima mangkok berisi camilan tengah malam berupa Popcorn-yang Lorelei jelaskan sebagai biji jagung yang mengembang saat dipanaskan.

“Aneh,” cibir Severus untuk makanan mereka, sementara televisi sudah tidak asing karena ayahnya seorang Muggle.

Lorelei tertawa canggung, menawarkan camilan lain seperti manisan agar orang yang mengantarnya pulang merasa puas atas pelayanannya. Namun Severus menggeleng tanpa suara, melanjutkan menonton film secara serius.

Kaki Severus disilangkan, tangannya memeluk mangkok popcorn, matanya menatap layar hitam dan putih yang menampilkan sosok Dracula, sedangkan mulutnya sibuk mengunyah.

“Apa bedanya Dracula dengan Vampir kita?”

Lorelei mengambil popcorn buatannya, menatap Severus yang meliriknya dengan alis naik sebelah.

“Namanya.”

Butuh waktu beberapa detik untuk memahami jawaban Severus hingga pada akhirnya tawa Lorelei lepas.

“Kau harus mencoba cola-nya!”

“Aku akan.”

“Kalau begitu kau akan berserdawa sebentar lagi—errghueee!”

“Itu—serdawamu, mengerikan—eurph!”

“AHAHAHA!”

“Berhenti tertawa.”

Seakan lupa atas apa yang sebelumnya telah mereka perbuat, tawa Lorelei dan Severus yang tersenyum berhasil menikmati waktu tengah malam mereka dengan menonton film sembari menyantap camilan.

Bagi Severus, wajah Lorelei dan Lily lumayan mirip. Hanya suasana di sekitar kedua perempuan itu yang berbeda.

Lorelei seperti troll idiot yang mengejar kupu-kupu, sementara Lily menyerupai peri yang membuat bunga bermekaran.

Severus mengerjapkan mata, menatap surai pirang dari perempuan yang terlelap telentang dengan kedua tangan tumpang-tindih di atas perut. Kali ini darah murni dari orang kaya tidak bisa dibuang, Lorelei terlihat sangat anggun saat tenang.

Tapi orang ini tetaplah Lorelei yang menyebalkan, batinnya.

Pun Severus mendudukkan diri, merasakan celana yang sesak akibat ereksi pagi. Ia mengusap wajah cukup kuat, lantas kembali terbaring demi menghidu aroma manis Lorelei yang masih menempel kuat pada kulit tengkuk dari perempuan tersebut.

Dan menyadari aksi teman tidurnya, Lorelei tersentak, bangun dari alam mimpi yang sunyi. Ia merasakan piyama atasnya disingkap setelah tangannya disingkirkan, lalu lehernya mendapat kecupan ringan hingga membuatnya melayang. Tidak lupa jari-jemari Severus mengusap telinga serta kulit perutnya.

“Tu-tunggu, Severus—kepalaku, pusing ....”

Lorelei mencoba mendorong pinggang Severus, butuh waktu untuk bengong sehabis bangun tidur. Namun tubuhnya lemas, ditambah lagi ia yang terpejam sebab merasakan geli malah berakhir menyebabkan isi kepalanya berputar.

Strawberry Lips ft. Severus SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang