Setelah mengantarkan Estelle yang terpaksa bangun untuk berjalan sendiri ke kasurnya, kini Lorelei mengikuti langkah Severus.
“Oh, tenang saja! Aku bersumpah tak mengatakan apa pun tentangmu!”
Severus menyipitkan sebelah mata, mulai tidak nyaman atas keberadaan Lorelei yang awalnya sebatas orang tua murid kini malah menjadi rekannya sebagai sesama pengajar.
“Kembali ke ruanganmu.”
“Ini juga sedang ke sana?” Lorelei menatap jubah hitam Severus yang berada di depannya, terlihat ingin diinjak tetapi khawatir menyakiti pemakainya. “Bagaimana denganmu sendiri? Akan berjaga?”
“Bukan, urusanmu.”
Severus membalikkan badan secara mendadak, menatap Lorelei dengan ekspresi risih yang kelewat jujur menggunakan tautan alis dan mulut yang berdecak.
“Kalau kau tidak punya sesuatu yang bisa dikerjakan, mungkin kau bisa tidur dan tak perlu bangun lagi ke depannya.”
Ucapan Severus membuat Lorelei tertawa. “Kau memang kejam, Sev!”
“Jangan! Memanggilku, sok akrab ...!” tegas Severus.
Entah sejak kapan, dagunya tidak pernah turun ke bumi. Selalu memandang yang lain dengan angkuh dan tak tersentuh, apalagi terhadap seseorang yang pernah mengganggunya.
Padahal keberadaan Lorelei tak pernah dekat dengan Lily, sikap mereka juga seperti langit dan bumi. Namun entah mengapa, melihat wanita atlet petakilan ini selalu mengingatkan Severus pada teman masa lalunya.
“Kau sekarang seorang pengajar, jadi jaga sikapmu.”
“Oh! Maksudmu panggilan yang itu!” Lorelei yang sempat sedih kini berekspresi gembira lagi. Ia menegapkan punggung dan memberikan sikap hormat. “Baik, Profesor Snape!”
Akhirnya Lorelei melewati Severus, berjalan menuju kamar pribadinya yang disediakan Hogwarts. Tak terlalu besar, mengingat kegiatannya di luar ruangan. Selain itu, pembelajaran tidak setiap hari berjalan. Jadi tempat ini hanya untuk tidur dan bersantai.
Lorelei menutup pintu, membuka nakas dan mengambil sebotol anggur untuk merayakan malam pertamanya sebagai pengajar Hogwarts.
Teman minum alkohol pertama dan terakhirnya ialah Severus. Mengingat Lorelei memutuskan jaga jarak, ia selalu menolak undangan James dan yang lain untuk berkumpul usai lulus Hogwarts. Ditambah lagi, sudah ada Lily yang menggantikan posisi teman perempuan mereka.
Oh, bukan! Teman minum terakhirku tim Quidditch!
Foto kelulusan Hogwarts cuma punya satu, dan ada Lily di sana. Namun bukannya Lorelei benci Lily—tapi ia juga tidak berarti menyukainya. Biasa saja. Hanya, sedikit iri.
Lily punya segalanya. Pintar, cantik, berbakat, dicintai semua orang, termasuk para guru.
Dan Lorelei di sini, seorang perundung. Tidak begitu pintar, hanya mahir dalam satu mantra sihir Patronus. Itu pula bahagianya berasal dari penderitaan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Lips ft. Severus Snape
Fanfiction❝𝓽𝓱𝓪𝓽'𝓼 𝓷𝓸𝓽 𝓵𝓸𝓿𝓮, 𝔂𝓸𝓾'𝓻𝓮 𝓳𝓾𝓼𝓽 𝓫𝓮𝓲𝓷𝓰 𝓸𝓫𝓼𝓮𝓼𝓼𝓮𝓭.❞ ✿ family, 21+ © Sanskara Drew 23 Agustus 2023.