“Kita duduk di sini saja! Aunty Lei suka musik!”
Setelah puas berkeliling dan berbelanja, akhirnya keempat penyihir tersebut beristirahat di tengah pasar. Berkumpul pada sebuah meja bundar, duduk santai menikmati makanan dan minuman seraya mendengarkan pemusik jalanan seperti yang dilakukan orang lain.
“Kau salah, Harry—kesukaan Lei itu terbang.”
Sirius mengedipkan sebelah mata pada Lorelei yang cengengesan setuju walau Harry juga tidak keliru.
“Yah, aku juga suka musik. Makanya pekerjaanku jadi guru musik di dunia sini.”
“Tapi kau sudah berhenti di sekolah itu, bukan?” tanya Sirius, tak menyudahi percakapan.
Mau tak mau Lorelei menjawab meski ingin mereka berhenti membahasnya. “Kalau yang dahulu—memang sudah, saat pertama kali aku diterima di tim ternama. Tapi aku mendaftar di sana lagi walau harus berhenti kembali karena tak nyaman kebanyakan izin bepergian? Oh! Omong-omong!—apa malam ini kalian ikut menonton pertandingan?!”
Remus menggeleng cepat saat melihat Sirius hendak mengiyakan. “Kami tidak bisa, ada pekerjaan.”
“Benar ‘kah? Sayang sekali!” Lorelei kecewa. “Padahal aku ingin kalian menjaga Harry!”
Harry yang sedang memperhatikan para pemusik mengeluarkan mikrofon dari dalam tas pun segera menoleh menuju Lorelei. Ia meneguk makanan, lantas berusaha menenangkan kekhawatiran salah satu sahabat mendiang ayahnya.
“Jangan khawatir! Aku bersama banyak temanku nanti! Ada Mr. Weasley juga, beliau bekerja di Kementrian!”
Kalau begitu Lorelei dapat bernapas lega. Habisnya, meskipun Sirius tak dapat diandalkan dalam mental, pria dewasa masih lebih baik ketimbang anak-anak sekolahan jika bermain sihir.
“Aunt.”
“Ya?” sahut Lorelei yang fokus membuka kaleng soda.
Harry menarik lengan jaket Lorelei. “Bagaimana kalau kau menyanyi di sana?”
“Hah?” Lorelei menganga usai menenggak minumannya, menatap ke arah jari Harry menunjuk sebelum mengangguk setuju dengan santai. “Tentu!”
Meninggalkan Sirius dan Remus yang angkat bahu ketika orang lain bertepuk tangan atas kemunculan Lorelei, wanita itu mengetuk mikrofon setelah diberi izin untuk bergabung oleh pemain biola dan pemain selo.
“Lagu Aladdin, apa kalian bisa?—a Whole New World.”
Lorelei menurunkan ritsleting jaket, melepas topi dan meletakkannya di lantai dengan posisi terbalik. Ia lalu mendapatkan anggukan kepala, juga sebuah tawa.
“Penggemar kartun, huh?”
Pemain selo pria terkikik, memandang si pirang yang mengajukan lagu dari film animasi Aladdin untuk mereka mainkan. Wanita berjaket kulit hitam itu lantas menoleh atas ucapannya, berkacak pinggang diselingi senyuman bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Lips ft. Severus Snape
Fanfiction❝𝓽𝓱𝓪𝓽'𝓼 𝓷𝓸𝓽 𝓵𝓸𝓿𝓮, 𝔂𝓸𝓾'𝓻𝓮 𝓳𝓾𝓼𝓽 𝓫𝓮𝓲𝓷𝓰 𝓸𝓫𝓼𝓮𝓼𝓼𝓮𝓭.❞ ✿ family, 21+ © Sanskara Drew 23 Agustus 2023.