Lorelei menyanggul rendah rambutnya, memasang topi penyihir usai menaikkan ritsleting di punggung.
Ia berpakaian sederhana, serba hitam dimulai kepala hingga kaki. Inginnya Lorelei mengenakan setelan jas dan celana karena mudah bergerak, tetapi acara pesta dansa mengharuskannya berpenampilan sesuai tempat.
Gaunnya hitam dengan lengan panjang dan pundak balon. Dan karena tidak memiliki sangkar burung, terpaksa ia biarkan kain roknya jatuh.
Lorelei memakai kravat renda di kerah shanghai, lalu menghiasinya dengan bros safir. Tidak lupa memasang ikat pinggang, stoking hitam, dan yang terakhir alas kakinya menggunakan sepatu Mary Jane.
Lorelei berputar-putar di kamarnya, kemudian berkacak pinggang dan membusungkan dada. Ia merasa bangga memakai gaun Profesor McGonagall. Daripada beli baru yang hanya akan menghabiskan uang, ia beruntung Minerva menyarankan untuk mengenakan pakaian bekas wanita tua tersebut yang masih dalam kondisi paripurna meski sedikitnya Lorelei merasa sesak di bagian dada.
Selesai bersolek dengan memoles wajah menggunakan mekap, Lorelei membawa handycam untuk membuat video yang rencananya akan ditampilkan setelah ujian berakhir.
Kakinya menyusuri lorong bersama senandung, lantas terperanjat tatkala bertemu Severus yang muncul di pertigaan. Lorelei lekas menunduk, mengangkat tangan demi kesopanan. “Permisi,” ucapnya.
Sontak Severus menghentikan langkah saat Lorelei melewatinya dengan penampilan jarang. Sayang, ia tak sempat melihat wajahnya. Jadi Severus menyusul dari belakang, mengikuti jalan cepat Lorelei sebelum mengalami perbedaan tujuan.
Severus ke Aula Dansa, ingin menemani para tamu bersama profesor lainnya seraya menunggu dimulainya acara. Namun yang membuatnya tidak nyaman selama berjalan ialah tatapan tercengang semua orang ke arahnya.
Mungkin memakai setelan baru memang cukup berlebihan untuknya. Padahal Severus hanya menggunakan jas, dasi, dan jubah baru. Celana kain dan kemeja putihnya masih sama seperti biasa, yang berbeda hanya kerah kemejanya tidak ditegakkan. Lalu luarannya terdapat rompi dan jas hitam, serta dasi berwarna hijau zamrud. Barang kali, yang paling mencolok ialah bros rantai dan jubah tanpa lengan yang dihadiahkan Lorelei.
Severus merasa tercekik atas tatapan yang diterimanya, teringat masa lalu di mana dirinya mendapat perlakuan tak menyenangkan hingga menjadi bahan tertawaan.
“Kau terlihat berbeda, Profesor Snape.”
Minerva di antara Dumbledore dan Severus pun mengembuskan napas malas terhadap Kepala Asrama Slytherin di samping kanannya. Ia tahu jika hubungan Lorelei dan Severus belum membaik sejak pertengkaran Harry menjadi salah satu juara Triwizard. Anak didik kesayangannya masih sakit hati, dan Severus kekeh tak meminta maaf.
Severus mendengkus. “Aku tidak ingin mendengar kalimat itu dari mulutmu, Profesor McGonagall.”
“Oh? Kalau begitu, aku yakin kau ingin mendengarnya dari mulut Profesor Lei, apa aku benar?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Lips ft. Severus Snape
Fiksi Penggemar❝𝓽𝓱𝓪𝓽'𝓼 𝓷𝓸𝓽 𝓵𝓸𝓿𝓮, 𝔂𝓸𝓾'𝓻𝓮 𝓳𝓾𝓼𝓽 𝓫𝓮𝓲𝓷𝓰 𝓸𝓫𝓼𝓮𝓼𝓼𝓮𝓭.❞ ✿ family, 21+ © Sanskara Drew 23 Agustus 2023.