Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah beberapa minggu Lorelei bertukar sapa kepadanya seperti sedia kala, dan itu sangat mengusik batin Severus.
Setelah pertengkaran mereka, awalnya Lorelei memang menjaga jarak. Namun hari berikutnya wanita tersebut sudah bersikap seolah tidak terjadi apa pun dan menggoda Severus tanpa beban.
Tingkah Lorelei yang ceria itu lebih mengganggu Severus daripada amarahnya.
“Oh—Profesor Snape! Mau bergabung?!”
Di antara kumpulan pengajar Hogwarts yang sedang memegang kartu, Severus menerima lambaian tangan Lorelei dengan sinis. Namun tanpa memberikan jawaban, kakinya melangkah pergi secara tidak sopan meski ada banyak orang yang lebih tua di sana.
Dalam sekejap suasana menyenangkan karena tengah bersantai pun menjadi hening.
Remus berdeham canggung, sementara Lorelei angkat bahu disertai cengengesan sok lugu.
“Biasalah! Profesor Snape memang serigala penyendiri!”
Untungnya ucapan Lorelei disetujui para guru bersama tawa lucu.
Tentu Severus sempat mendengar ucapan Lorelei, merasa terejek dan menyadari bahwa kehidupan masa lalu mereka terulang kembali.
“Rupanya, kau masih suka mempermalukanku.”
Dihadang oleh Severus ketika hendak menuju ruangannya, Lorelei tertawa bersalah. “Maaf, maaf! Tapi aku kira ... kau yang mempermalukan dirimu sendiri?”
Pertanyaan Lorelei menyebabkan Severus mengeraskan rahang, setuju jika ialah yang sempat mempermalukan diri sendiri. Namun mana sudi Severus mengakui, malahan ia pilih mendekati Lorelei dan menundukkan badan.
“Apa yang kau ingin aku lakukan?” bisiknya.
Severus terganggu, sumpah. Entah mengapa, ia muak karena Lorelei bersikap seolah tidak terjadi apa pun di antara mereka.
Sejak pertemuan kembali mereka, Lorelei sudah ahli menutupi segalanya dari Severus. Rasanya memalukan, dipermainkan seperti orang bodoh.
“Apa? Aku tidak mengerti maksudmu.”
Severus menegur. Benci sekali pada Lorelei yang membuatnya terlihat seperti orang idiot. “Lei.”
“Sudah kubilang untuk melupakannya, bukan?” Lorelei mengingatkan.
Perasaan Severus sulit dijabarkan, semuanya berantakan menyerupai benang kusut sehingga membuat pria itu tidak berkutik karena keberatan untuk mengurainya. Oleh sebab itulah Severus makin membenci Lorelei, juga dirinya sendiri yang sudah terburu-buru dalam mengambil keputusan.
Lorelei benar bahwa Severus akan menyesal telah membawa wanita itu ke ruangannya. Padahal akan lebih baik untuknya tidak mendengar semuanya, termasuk mengenai Estelle.
Sekarang, Severus merasa bertanggungjawab atas kedua perempuan tersebut.
Tentu bagi Severus hal tersebut bukan sesuatu yang buruk atau baik, hanya asing. Namun kehadiran Estelle lumayan membuatnya tercekik.