40. The Truth (Un)told

410 46 29
                                    

“Mengapa kau tidak mengatakannya?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Mengapa kau tidak mengatakannya?”

Suara Severus yang berat tentunya sudah Lorelei sangka karena wanita itu telah sadarkan diri sejak beberapa menit yang lalu, bahkan sudah sempat berbincang dan berguyon dengan Madam Pomfrey demi mengalihkan pertanyaan memojokkan. Namun ia kira Severus telah pergi dan tak ada di sekitar mereka. Alhasil saat ia ditinggalkankan Madam Pomfrey dan memejamkan mata, tiba-tiba saja pria tersebut masuk, duduk di samping ranjang, dan membuka mulutnya.

Severus mendapat kesimpulan usai menguping, mengetahui fakta bahwa Lorelei dengan sengaja menggugurkan kandungannya sendiri.

“Lei.”

Mau tak mau Lorelei mengangkat kedua tangan, yang ia pergukanan untuk melambai kecil pada Severus, sementara yang satunya demi menutupi wajah.

“Maaf, Profesor Snape, tapi aku sedang tidak bisa bicara sekarang.”

Severus termangu, Lorelei masih tak bisa melihat wajahnya. Setiap kali mereka berbicara, arah mata kelabu itu cuma menatap sebatas pundaknya atau malah ke belakang tubuhnya.

Pada akhirnya Severus bangkit, keluar dari tirai.

Mendengar tak ada suara langkah kaki menjauh, Lorelei pun mengerjapkan mata. Ia menoleh ke arah kain yang bergoyang, dan menyadari keberadaan Severus berdiam diri di baliknya.

Detik berikutnya pria itu membuka tirai kembali, mengejutkan Lorelei hingga pandangan mereka bertabrakan setelah sekian lama.

Terakhir kali wajah keduanya beradu tatap saat Harry dipilih menjadi juara Triwizard, di mana Severus menghina Lorelei secara kasar.

Segera Lorelei membuang muka, tidak menyangka jika akan menemukan Severus dengan kantong mata gelap dan bibir memucat. Apa sesuatu terjadi? pikirnya.

“Sekarang, sudah bisa bicara?” tanya Severus, yang duduk di kursinya lagi.

Lorelei merengut, menahan rasa geli karena tingkah Severus terlihat lucu.

“Tidak.”

Severus bangkit dari duduk singkatnya. “Kalau begitu, aku akan kembali dalam satu menit.”

“Terlalu sebentar,” sahut Lorelei.

“Enam puluh detik.”

Apa bedanya?! jerit Lorelei dalam hati. Ia masih mencoba untuk tidak tertawa, mengingat mereka sedang berada di situasi tegang. Jadi ia hanya sanggup mengibaskan tangan, tidak bisa untuk tak setuju atas permintaan Severus.

Dan setelah satu menit berlalu, Severus mendaratkan bokong di tempat sama untuk yang ketiga kalinya.

“Apa perkataanku waktu itu menyakitimu?”

Severus memainkan jari-jemari di atas paha, resah dalam obrolan yang diciptakannya sendirian. Saat melihat anggukan kepala Lorelei pun, ia masih tak tenang karena percakapan belum berakhir juga.

Strawberry Lips ft. Severus SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang