13. Buckbeak & Boggart

554 63 3
                                    

Estelle mengangkat tangan tanpa ragu ketika diminta untuk mendekat dan menyapa seekor Hippogriff

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Estelle mengangkat tangan tanpa ragu ketika diminta untuk mendekat dan menyapa seekor Hippogriff. Bertepatan itu, Harry yang tidak memundurkan langkah seperti murid lain juga menjadi sorotan.

Bukannya Estelle seorang pemberani, ia hanya ingin memanfaatkan kesempatan untuk mengenal dunia sihir lebih jauh. Sama seperti kejadian tahun pertama di mana Troll masuk kastil, gadis kecil itu bukannya mengikuti arahan Prefect untuk ke asrama malah mencoba melihat lebih dekat makhluk yang ditakuti semua orang dan menonton aksi heroik dua murid Gryffindor tanpa memberikan bantuan. Selain itu, ia bahkan mengaku ikut membantu menyelamatkan gadis bernama Hermione Granger saat ditanya para guru atas kehadirannya di toilet agar poin asramanya tidak dikurangi.

Pun Estelle mengulurkan tangan pada Harry. “Harus 'kah kita menyapanya bersama?” tanyanya disertai senyuman manis.

Tentunya Harry berniat menerima uluran tersebut mengingat malam tadi dirinya, Lorelei, serta Estelle saling berbagi rahasia. Namun Estelle yang sedang tersenyum malah dengan mendadak menarik tangan kembali.

“Duh, lamban—lenganku pegal.”

Harry melongok, menatap tangannya yang menganggur. Sementara itu, Estelle berjalan menuju Hagrid dibersamai tawa mengejek para Slytherin.

“Mau lebih lamban dari siput, Potter?”

Pertanyaan menyindir Estelle mau tak mau menyebabkan Harry mendengkus dan menyusul putri dari Lorelei tersebut menuju Hagrid.

“Yang perlu kalian lakukan hanyalah membungkukkan badan dan menunggunya balas menunduk. Mengerti?”

Hagrid menjelaskan cara untuk mendekati Buckbeak, seekor burung setengah kuda yang dikenal sebagai Hippogriff.

Sesuai perintah, Estelle dan Harry membungkukkan badan, melirik pada Buckbeak yang belum merendah selama beberapa detik lamanya. Hingga mereka disuruh memundurkan langkah, barulah Buckbeak menundukkan kepala mengikuti gerakan keduanya.

“Boleh 'kah dia ditunggangi, Profesor?” tanya Estelle yang mengulurkan tangan untuk menyentuh Buckbeak walau takut, menyentak Harry yang terlihat khawatir.

Dan Hagrid mengangguk senang, bersemangat sebab seorang Slytherin berminat pada pembelajarannya daripada memandang rendah dirinya.

“Tentu saja, Nak!—dan kau juga bisa bergabung, Harry!”

Setelah Estelle dinaikkan sampai-sampai membuat Draco tercengang, Harry malah menggeleng.

“Aku pikir—aku tidak apa-apa. Di sini saja, aku,” tolak Harry, gugup.

“Oh? Apakah aku baru saja menyaksikan seorang Gryffindor ketakutan?” Estelle mengelus kepala Buckbeak, tersenyum sinis. “Sebuah kejadian langka!”

Tawa Slytherin berkumandang, ada yang sampai menambahkan berbagai macam hinaan.

Harry mengerutkan hidung, tak senang atas ucapan Estelle, juga tingkah seluruh Slytherin yang menyebalkan.

Strawberry Lips ft. Severus SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang