42. Dance Partner

481 54 20
                                    

“Ro—nald?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ro—nald?”

Estelle yang sampai di Aula Dansa dalam menuruni tangga pun harus tercengang saat menemukan pakaian pemuda itu telah berganti dari sebentuk peninggalan kuno menjadi modern.

Padahal Estelle lebih suka mencolok ketimbang kenormalan seperti banyak setelan murid lainnya, karena ia ingin berakhir sebagai pusat perhatian. Tetapi sudah terlambat mengatakan kebenaran, jadi tinggal menjalaninya dengan sosok Ron yang berpenampilan lebih waras.

Untungnya Estelle bertukar gaun dengan salah satu murid Slytherin senior sebab baru sadar miliknya terlalu terbuka di bagian dada. Meskipun yang dipakainya sekarang lumayan bagus, tetap saja tak membuatnya timbul dalam kerumunan. Tetapi karena gaunnya lebih mencolok jika disandingkan bersama Ron, maka ia memutuskan merasa baik-baik saja.

“Dari mana kau dapatkan setelan itu, Ronald?”

Ron yang sibuk termangu seketika terlonjak saat mendengar pertanyaan seseorang dari belakang. Lekas ia membalikkan badan, lantas dibuat tercengang tatkala mendapati Estelle di depan matanya dengan penampilan luar biasa. Gadis itu sama cantiknya dengan yang harian, bedanya terdapat gaun bagus membungkus tubuh Estelle.

Mendadak ia merasa begitu beruntung untuk pertama kalinya, mendapatkan pasangan yang lebih dari Harry, seorang Estelle Malfoy. Tentu Parvati Patil cantik, tapi baginya kulit putih ialah segalanya. Atau tidak juga, saat mengingat Eloise yang berkulit putih, tetapi gendut dan berjerawat.

Untung saja ia bermain salju sendirian hingga dipertemukan dengan Estelle yang memerah akibat kedinginan. Ron bergegas mendatangi gadis yang baru datang sehabis mengirimkan surat itu bersama cengiran lugu, melambaikan tangan dan berbasa-basi apakah dirinya pantas menjadi pasangan dansa gadis Slytherin tersebut.

Dan Estelle menerima tanpa banyak bicara. Mengangguk dan tersenyum seadanya.

Awalnya sempat terpikir jika ia tengah dijahili, mengingat Estelle memang kurang ajar. Tetapi melihat gadis itu benar-benar datang dan berbicara padanya, hati Ron berbunga-bunga.

“Ma—Malfoy?” bisiknya.

Tangan Estelle mengangkat rok bagian depan, menuruni tangga secara hati-hati. “Panggil aku Estelle,” ucapnya hingga iris kelabu itu bersinggungan dengan Harry yang tengah berdiri di gerbang masuk.

Keduanya bertatapan syok, kagum atas masing-masing penampilan.

Harry memotong rambut dan disisir lebih rapi, sementara Estelle sengaja memamerkan leher jenjangnya dengan menyampirkan rambut yang diikat rendah ke salah satu pundak.

Gaya rambut Estelle sama seperti Hermione yang beberapa detik lalu melewati Harry, tetapi kesan yang didapatkan keduanya sangat berbanding terbalik. Jika Hermione terlihat manis, maka Estelle sangat elegan.

Tanpa sadar Harry membuang muka demi merapikan pakaiannya sendiri dengan membenarkan posisi jubah pendek yang tak berulah, atau menyisir rambut yang baik-baik saja. Kemudian ia melirik Estelle, yang tengah meletakkan kepercayaan di atas telapak tangan Ron.

Strawberry Lips ft. Severus SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang