19. Happy Birthday

550 71 4
                                    

“Mengapa kau terkejut kalau Sirius Black adalah Ayah Baptismu? Itu hal yang normal, mengingat cerita Ma semalam—”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Mengapa kau terkejut kalau Sirius Black adalah Ayah Baptismu? Itu hal yang normal, mengingat cerita Ma semalam—”

“Kalau mereka sahabat baik! Aku tahu!” Harry terduduk di batu setelah ia dan Estelle menguping pembicaraan orang dewasa mengenai fakta kematian ayah dan ibunya. “Tapi tidak ‘kah kau dengar tentang Peter Pettigrew? Sirius Black membunuhnya!”

“Kan semalam sudah kubilang kalau Sirius mengatakan bahwa dia bukan pembunuh? Kau lebih percaya gosip daripada Ayah Baptismu sendiri?”

“Itu bukan sekadar gosip jika Cornelius sudah bicara.” Hermione menengahi.

“Oh, ya?” Estelle pun bersedekap tangan, melirik Hermione sinis dan kembali menaruh perhatian pada Harry yang bersikap dramatis. “Yah, aku tidak begitu peduli. Kita belum melihat mereka, jadi tak bisa menentukannya secara gegabah. Mari kembali sebelum ketahuan.”

Pada akhirnya tidak ada yang bisa Harry lakukan selain menyetujui ucapan Estelle.

“Sebaiknya kau bertanya langsung ke Profesor Lupin daripada pusing sendiri,” saran Estelle yang berpura-pura bersikap tak saling kenal lagi terhadap Harry usai tiba di kastil.

Estelle keluar dari jubah gaib, menyusuri koridor yang sepi sebelum terperanjat kala hampir menabrak Severus di pertigaan.

“Oh—selamat siang menjelang sore, Profesor Snape. ”

Estelle tersenyum, membungkuk ramah seraya melebarkan roknya.

Severus terdiam, merasa aneh dipanggil sebagai ‘Profesor’ setelah tahu bahwa Estelle adalah putrinya. Jadi ia hanya sanggup mengangkat salah satu sudut bibir, mencoba mengalihkan rasa asing menuju senang atas gaya berpakaian Estelle yang seperti Pureblood walau sebenarnya seorang Half-Blood karena memiliki darahnya.

“Selamat sore,” balasnya hingga Estelle tersentak.

Detik berikutnya mereka saling mengerjapkan mata dengan polos sebelum secara bersamaan mengeluarkan dehaman kikuk, yang mana membuat situasi semakin canggung.

Mau tak mau Severus segera membuang muka, menatap jalan kosong di samping Estelle untuk kabur. “Nikmati harimu,” ujarnya.

Pria itu melanjutkan langkah dengan santai meski jantungnya berdetak cepat akibat gugup. Meninggalkan Estelle yang kebingungan atas ucapan tak bisa ditebaknya, bahkan oleh mulut Severus sendiri.

Sekali lagi akan Severus katakan jika Lorelei benar, bahwa ia menyesal telah membawa wanita itu ke ruangannya dan mengetahui hal merepotkan seperti keluarga.

Lebih baik tidak tahu apa pun sampai mati, batinnya. Karena Severus tak pernah membayangkan membangun keluarga bersama seorang Lorelei dalam hidupnya, juga menghabiskan malam berdua bukan berarti akan menikah nantinya.

Severus menghentikan langkah. Kepala itu menunduk, menatap jari-jemari yang gemetaran tanpa alasan. Ia kebingungan, entah merasa bertanggungjawab atau ‘kah karena tidak siap dengan masa depan di luar gambarannya. Namun sikap Lorelei seakan-akan tidak ingin campur tangannya, menyembunyikan semua dengan rapat dan baru bicara kenyataan karena kemarin mereka bertengkar walau wanita itu berakhir meminta untuk melupakan semuanya. Jadi Severus tidak perlu melakukan tindakan apa-apa, bukan?

Strawberry Lips ft. Severus SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang