MINE - 36 (Kehidupan lain Alex)

2K 53 4
                                    

Happy reading..

*
*
*

Dua hari kemudian..

Didalam kamar, allena tengah disibukkan dengan melamun di dalam sofa pojok kamarnya. Tatapannya kosong menatap bingkai foto dihadapannya itu, seolah ada sesuatu yang sedang mengganjal pikirannya. Semenjak mendengar samar-samar percakapan malam itu, sikapnya mendadak berubah bersamaan dengan pikiran yang melayang kemana-mana.

Ya saat malam itu, allena tidak sengaja mendengar percakapan dua lelaki di dalam sana dengan membahas sebuah pernikahan. Dan dirinya nampak terkejut saat mendengarkan itu, siapa yang akan menikah? Apa tuan brengsek itu yang akan menikah? Lalu dengan siapa? Apa dirinya? Tidak mungkin.

Begitulah bayangan bayangan pertanyaan yang melintas di benaknya, ia sempat menggeleng tegas seolah menyakinkan dirinya bahwa yang menikah itu tidak mungkin dirinya. Lagi pula allena sudah bertekat menjauhi laki-laki brengsek itu bagaimanapun caranya, walaupun semua belum bisa diyakinkan dirinya untuk bisa benar-benar pergi.

Allena sekarang tak ingin berurusan dengan pria itu, ia lebih rela mengiklaskan kejadian buruknya itu dari pada berurusan kembali dengan pria brengsek itu.

Semakin larut memikirkan hal tak penting itu, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dari luar. Membuatnya tersadar dan beranjak dari duduknya untuk membukakan pintu tersebut.

Ceklek.

Pintu itu terbuka dengan menampilkan ric disana, melihat itu allena reflek memundurkan diri bukan karena terkejut tapi karena ia sedikit takut melihat wajah datar nan dingin ric dihadapannya. Percayalah allena lebih memilih berhadapan dengan Dylan dibanding pria beku ini.

"Mau apa kau kesini?" tanya allena memberanikan diri walaupun hatinya berdegup kencang tak karuan.

Ric yang mendengar itu langsung tersenyum miring. "Sudah berani rupanya"

Allena mendelik keras mendapatkan balasan itu, berusaha ia membuang pandangannya ke arah lain agar tidak bertatapan dengan laki-laki itu.

Ric yang menyadari gelagat allena yang takut padanya langsung mendekati perlahan, wajahnya berubah menjadi devil menatap gadis di depannya itu.

"Kau takut padaku heh?"

Allena menggeleng. "Tidak, untuk apa takut padamu."

"Baiklah kalau untuk tuan Alex bagaimana, apa kau juga tak takut dengannya?" Tanya ric kembali.

"Tidak, aku tidak takut pada siapapun" balasnya cepat.

"Oke sudah ku rekam ucapanmu" ric tiba-tiba mengubah suaranya menjadi dingin lalu memundurkan diri padanya dan mengeluarkan ponselnya di balik saku.

"Kau tak takut dengannya kan, berati tak apa jika aku mengadu ini dengan tuan Alex. Paling tidak kau kembali mendapat siksaan yang kedua" ucap ric padanya.

Ric memperlihatkan ponselnya di genggamannya itu, membuat wajah allena langsung terkejut dengan keringat dingin yang bermunculan.

"Bagaimana, kau pasti merindukan ruang bawah tanah kan?" Tanya ric tersenyum devil.

"Dan ku rasa hukumanmu itu belum seberapa dari yang biasanya tuan Alex lakukan"

Mine Is Extraordinary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang