Mine - 16

10.8K 281 11
                                    

Hari berganti menjadi sore matahari yang tadi nya bersinar terang ditengah bumi alam semesta kini kembali meredupkan cahayanya untuk tenggelam, banyak orang orang mulai berlalu lalang keluaran untuk pulang dari kantornya masing masing. Seperti yang dilakukan allena sekarang bersama erika, setelah mereka mengerjakan tugas tugas mereka tersendiri dari siang hari bertemu sore akhirnya ia pun dapat bernafas lega dengan keberhasilannya saat tugas mereka telah selesai dikerjakan.

Allena mencoba merenggangkan otot ototnya yang kaku ke kanan dan ke kiri sambil meluruskan pinggangnya yang sendari tadi duduk berjam jam di ruangan erika, lalu ia pun menghembuskan nafas kasarnya perlahan seraya membuang rasa lelah dan penatnya hari ini yang begitu menguras tenaganya.

"Akhirnya semua tugasku selesai" ucap erika yang ikut merenggangkan ototnya.

Allena menatap wanita itu sejenak lalu mengangguk "Aku pun sama, tapi apa semua pekerjaan sekertaris selalu begini, memakan tenaga dan berjam jam mengurus keperluan atasan? "

Erika menatap gadis didepannya itu lalu menarik nafasnya perlahan.

"Yang ku tahu begitu malah bisa di bilang lebih dari ini" mata allena langsung melotot mendapat jawaban temannya itu.

Seperti ini saja ia sangat amat amat tersiksa apa lagi melebihi ini?

"Er apa kau tak bosan bekerja seperti ini terus yang tiap hari menatap layar menyala di depanmu dan mengurus kertas kertas memuakkan seperti ini, kalau boleh jujur aku lebih memilih mengundurkan diri dibanding bekerja seperti ini, sangat memuakkan! "

Allena memang tak berniat atau menginginkan pekerjaan seperti ini sebenarnya, memang ia ingin bekerja di kantor luaran seperti yang dilakukan orang orang tapi tidak sebagai sekertaris.

Erika tertawa pelan menatap pertanyaan dan jawaban allena tersendiri.

"Awalnya aku bersepikiran yang sama denganmu tapi semakin lama aku bekerja sebagai sekertaris pak dylan entah kenapa aku semakin betah dengan pekerjaan ini, ya walaupun sangat memuakkan dan membosankan yang hanya bisa duduk di depan layar komputer dan menyibukkan diri tapi mau bagaimana lagi kehidupan di luar juga jauh lebih keras dibanding pekerjaan yang kita lakukan"

Allena tertegun mendengar penjelasan teman barunya ini, semua yang diucapkan erika sangat lah benar adanya tapi ia tetap tidak menyukai pekerjaan ini. Walaupun posisi ia dan erika sama sebagai sekertaris tapi atasan mereka sama sekali berbeda, dylan itu orangnya baik dan ramah kepada orang dibawahnya tapi jika alex hanya bisa mengandalkan sikap arogan, angkuh dan egois nya!

"Ingat al, sebagai perempuan kita harus pintar untuk mencari uang sebanyak-banyaknya  jika tidak ingin direndahkan oleh laki laki" ucap erika.

Allena menghembuskan nafas kasarnya perlahan, lagi lagi hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang. Walaupun egonya sangat ingin menolak mentah mentah semua suruhan pria dingin itu sebelumnya tapi otak dan tubuhnya sama sekali tak mendukung keputusannya sendiri, jika dari dulu ia mengetahui akal cerdik yang dilakukan alex waktu itu allena lebih baik menolak habis habisan tawaran dan uang yang diberikan pada renternir hutang kedua orang tuanya kemarin.

"Kau pantas er sebagai sekertaris, sikap mu yang bijak dan tekun sama sekali mendukung karier mu, sementara aku? Aku yang hanya seorang gadis yatim piatu yang memiliki banyak hutang dan selalu ingin merubah nasib apa pantas posisiku yang saat ini  berjabat sebagai sekertaris yang kini ku terima? "

Jika semua takdir dan keputusan bisa memutar balikkan fakta dan mengulang semua waktu allena lebih memilih menyerah begitu saja dari pada terus terjerat dengan pria arogan itu.

Jujur ia sangat lelah dengan semuanya.

Erika menatap sendu pada teman barunya itu didepannya lalu mencoba mendekatkan diri padanya dan menepuk bahunya perlahan.

Mine Is Extraordinary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang