Potion of Life

2.2K 133 13
                                    

T/N : Sepertinya di setiap Chapter Biu harus meminta maaf untuk update yang sangat amat lama!! Karena Biu lagi banyak sekali kegiatan di Real Life, dan juga susah sekali membagi waktu untuk menulis. Jadi Biu mohon maaf sekali jika update an nya lama bangett guyss-!!




Jemari yang lentik menari-nari diatas kertas kuning kecoklatan yang bercoretan tinta dari pena yang dipegangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jemari yang lentik menari-nari diatas kertas kuning kecoklatan yang bercoretan tinta dari pena yang dipegangnya. Wajahnya nampak muram menatap tulisan yang berada di hadapannya. Beberapa saat kemudian, surat setengah jadi yang dibuatnya disobek menjadi beberapa bagian kecil lalu membuangnya ke bawah meja.

"Apa yang harus ku tuliskan?!" 

Laki-laki itu mengacak-acak rambutnya dengan kesal. Ia melepas kacamatanya dan berlari menuju kasur yang tidak jauh dari tempatnya menulis.

"Kapan dia akan kembali?" Mata zamrudnya menatap bantal di sebelahnya—yang biasanya diisi oleh seorang yang dicintainya.

Kini sudah hampir 2 minggu Draco meninggalkan Harry sendirian di dalam Malfoy Manor. Ia pergi untuk menemui temannya, Theodore Nott. Entah apa yang sedang mereka lakukan—namun sepertinya praktikum uji coba yang di ketuai oleh Draco Malfoy ini menimbulkan sebuah kekacauan di Azkaban.

Beritanya sempat muncul beberapa kali di lembaran Daily Prophet, dan menjadi Hot News setiap kali muncul. Harry selalu membaca berita harian itu setiap kali nama dari Draco muncul di halaman pertama dari koran tua tersebut. Walaupun nama dari pelaku telah di rahasiakan, tetapi lelaki berkacamata itu dapat tau siapa yang menyebabkan kekacauan ini.

Draco mengirimkan surat untuk Harry beberapa hari yang lalu di tengah malam. Dan sekarang Harry bingung memberi balasan apa kepada Draco.

Surat yang dituliskan Draco sangatlah singkat. Ia hanya menuliskan beberapa kalimat yang mengatakan dia dalam misi yang berbahaya bersama dengan teman-temannya. Draco juga berkata ia tidak akan pulang untuk satu minggu kedepan. Dan ibunya juga ikut bersamanya. Didalam surat itu Draco menekankan kepada Harry untuk tidak keluar dari Malfoy Manor apapun yang terjadi.

Tok.. tok.. tok...

"Masuk."

Dobby mengintip kedalam kamar. Ia tersenyum mendapati Harry yang sedang duduk diatas kasur.

"Mr. Potter, saatnya makan siang." Dobby masuk kedalam kamar dengan membawa nampan berisi sup yang masih hangat dan juga segelas susu dengan uap yang masih mengepul.

Harry tersenyum menatap Dobby. "Terimakasih Dobby. Letakkan saja dimeja."

Dobby mengangguk dan berjalan kearah meja yang berada di dekat tempat tidur—dan dengan hati-hati ia menaruh makan siang Harry di atas meja. Matanya yang besar itu melirik tumpukan kertas yang berada di bawah meja. Dengan ragu-ragu ia bertanya kepada Harry.

Can I Said I Love You? [DRARRY - BL][18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang