Release

1.4K 74 17
                                    

T/N: Konten Sensitif 18+ 

Dimohon menjaga imajinasinya. 

❗❗🔞🔞❗❗


⁘  ⁘  ⁘


Sesuatu yang mengejutkan menghampiri mereka dalam waktu sekejap.  Dan sudah lewat satu minggu lamanya, hal mengejutkan itu bersemayam di dalam Malfoy Manor. Alangkah bahagianya keluarga kecil yang tinggal di dalamnya—menimang kedua bayi mereka yang menggemaskan. Beberapa kali terdengar suara tangisan dari dalam kamar sang bayi—namun itu hanya akan berlangsung sekejap. Karena sang induk segera menghampiri bayinya secepat kilat.

Begitu juga dengan sang suami yang selalu terbangun dengan malas ketika mendengar bayi mereka mulai merengek karena sesuatu yang tidak dapat dipahami. Rambut platinum miliknya terlihat kusut karena bergesekan dengan bantal yang di tidurinya.

Mata malasnya melihat ke arah samping—dimana kekasihnya sudah tidak berada di sebelahnya lagi. Dan sudah pasti dia berada di kamar sang bayi.

"Kali ini siapa yang menangis..." Draco menguap lebar—dan dengan malas melangkahkan kakinya menuju ruangan yang berada di sebelah kamar tempatnya tidur.

Suara dari tangisan bayi yang telah membangunkannya kini berangsur menghilang—di gantikan oleh keheningan yang hangat. Draco membuka pintu kayu kamar tersebut—memperlihatkan sosok Harry yang tengah duduk di kursi rodanya sembari menimang sang bayi dengan rambut platinum seperti miliknya.

"Selalu Scorpius." Ucapan Draco berhasil mengejutkan Harry.

"Draco!" Tangannya berusaha memutar kursi roda yang di dudukinya. "Dia selalu menangis jika merasa sedikit kedinginan."

Draco berjalan mendekati Harry dan bayinya—matanya menatap sekitar, bertanya-tanya apa yang membuat bayi ini kedinginan?

"Semua jendela tertutup—bagaimana bisa dia merasa dingin?"

"Saat aku menuju kemari, pintu kamar ini tidak tertutup rapat. Angin masuk sembarangan kedalam dan menyerangnya." Jelas Harry dengan senyum kecilnya. Draco hanya mengangguk-angguk paham mendengar penjelasan dari Harry. Matanya tertuju pada bayi manis dengan rambut hitam kecoklatan yang tertidur pulas.

"Sepertinya Albus selalu tenang dalam kondisi apapun." Draco memegang pipi dari bayinya—mengelusnya dengan lembut karena takut akan membangunkannya.

"Dia akan tenang jika tidak ada yang mengganggunya."

Kantuk yang dirasakan oleh Draco mulai menghilang karena suasana nyaman yang dirasakannya sekarang. Walaupun matanya ingin kembali terpejam, namun hatinya menolak untuk melakukannya. Karena otaknya juga berpikir—kapan lagi dirinya bisa merasakan momen hangat seperti ini di hidupnya?

Itulah yang membuat Draco tidak ingin merusak ataupun meninggalkan satu momen seperti ini. Karena jika saja Tuhan tidak menghendaki mereka untuk bersama—setidaknya Draco telah merasakan apa itu keluarga, apa itu kehangatan dalam sebuah keluarga.

Hal yang akan membekas di dalam memorinya untuk selama-lamanya.

Begitupun dengan Harry. Yang selalu ingin dekat dengan bayi-bayinya yang menggemaskan, karena ketakutan yang selalu menyerangnya ketika sendirian. Membayangkan dirinya dihimpit oleh tanah basah di sebuah kegelaan yang tiada batas—membuat dirinya merasa sesak setiap kali membayangkannya.

Lalu bagaimana dirinya bisa menerima kematian itu jika saja di masa hidupnya dia selalu menyia-nyiakan keluarganya yang saat ini. Mungkin itu adalah sebuah alasan dari dalam lubuk hati Harry—mengapa dirinya begitu tidak menginginkan jauh dari bayinya.

Can I Said I Love You? [DRARRY - BL][18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang