"Ahh.. Engghh—cukuph please—Ughh!!"
"Sshht... pelankan suaramu. Apa kau mau semua orang mendengarkan kita?"
"Keluarkan jarimu—kumohon! Jangan menyiksaku—anghh!"
•
Udara malam ini begitu dingin. Entahlah mungkin karena sebentar lagi akan datang natal. Pikir Theodore saat melangkah kaki keluar dari perpustakaan. Sesekali ia mengusap kedua lengannya yang kedinginan.
"Sial, harusnya aku bergabung dengan yang lainnya di Great Hall."
Theodore sedikit menyesali keputusannya untuk tidak mengikuti makan malam hangat di Great Hall bersama seluruh murid lainnya. Ia lebih memilih menyelesaikan materi sihirnya bulan ini karena tertinggal materi sihir dari beberapa kelas yang disebabkan oleh Draco.
Entah apa yang si pirang itu lakukan, yang jelas dia sedang mempertaruhkan nyawanya di beberapa bulan terakhir. Setelah kejadian kamar rahasia yang dibukanya setahun yang lalu, Draco mulai menutup diri dan sering menyendiri—terkadang dia keluar dari Hogwarts beberapa kali dalam sebulan.
Dan hanya Theodore yang mengetahui dimana keberadaannya apabila dia tidak berada di sekolah.
Malam ini tidak ada murid yang terlihat di halaman. Pertanda acara di Great Hall belum juga selesai. Theodore memutuskan untuk segera kembali ke asrama dan tidur terlebih dulu.
Kakinya dengan lincah menaiki tangga yang mengarah ke asramanya. Namun tiba-tiba saja tangga itu bergerak dan merubah arahnya.
"Hei! Tangga ini menyusahkan sekali!"
Theodore menggerutu sambil terus menaikinya hingga puncak. "Siapa yang memberi ide untuk menggerakkan tangga-tangga ini?!" Tangga yang dinaikinya bergerak ke arah asrama sebelah.
"Stopp! Please—engghh—hahh..."
"I can't—"
Theodore mendengarkan suara neraka.
Tubuhnya bergerak mencari sumber dari suara jahanam ini. Orang gila mana yang memadu cinta di asrama. Tunggu—semakin dekat Theodore dengan suara itu, semakin Theodore mengetahui itu bukan suara dari seorang perempuan—melainkan suara laki-laki!
"Oh Shit!"
Suara yang Theodore dengar berasal dari asrama—Hufflepuff?
"Aku pikir anak-anak disini adalah murid normal yang tidak mengenal cinta." Theodore mengabaikan suara itu dan hendak berjalan meninggalkannya. Namun secara tidak sengaja ia mendengarkan nama yang tidak asing di telinganya.
"Harry... kau manis sekali—"
Theodore menajamkan pendengarannya. "Harry?" Dia tidak jadi meninggalkan tempat itu dan melanjutkan acara mengupingnya.
"Ced—Agh! Cedric stopp!!"
Kedua mata Theodore seakan-akan hampir keluar dari tempatnya. "Apa aku salah dengar? Ced? Cedric?!"
Tidak, tidak—Theodore tidak mungkin salah mendengar—suara itu memanglah berasal dari Harry dan Cedric yang sedang memadu cinta di ruang rekreasi Hufflepuff.
Dengan bantuan sebuah mantra, Theodore bisa melihat kadaan dari dalam ruangan di depannya. Tergambar jelas tubuh Harry yang setengah telanjang—wajahnya memerah, matanya yang sayu karena kenikmatan yang dia rasakan, dan pakaiannya sudah terangkat hingga dada—memperlihatkan separuh dari badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Said I Love You? [DRARRY - BL][18+]
Fantasy"This is a story that tells about our love. Sebuah kisah cinta dimana aku akan selalu mengatakan bahwa diriku mencintaimu." - Draco Lucius Malfoy "And this is a story with our childhood love story. Aku selalu tertawa di alam ini ketika mengingat kis...