What Happened? [ 1 ]

3K 173 4
                                    

Haii guys...
Biu mau minta maaf karena terlalu sibuk sampai nulisnya lama banget 😔
Biu mau bilang ke kalian kalo Biu bisa upload di hari sabtu sama minggu aja ya...
Tapi biu usahakan buat double update dalam seminggu.
Makasih ya buat yang masih mau ngikutin ceritanya Biuu-Love You Semua!!




Aroma buku-buku tua tercium di segala sisi perpustakaan Hogwarts. Dengan berbagai macam buku-buku sihir yang ada di perpustakaan ini para murid dengan mudah mempelajari berbagai macam sihir. Namun sekarang, peminat dari perpustakaan ini semakin menurun.

Entah apa yang menjadi penurunan dari peminat perpustakaan ini, yang jelas masih ada beberapa murid yang masih duduk dan terpaku pada setiap buku disini.

Nott—Theodore Nott.

Kepalanya menunduk menghadap buku di mejanya, seolah dia akan mencumbunya. Matanya bergerak ke kanan, dan kembali lagi ke kiri secara berulang. Setiap beberapa menit tangannya bergerak untuk membalikkan halamannya.

Untuk sesaat dia tertawa. Wajahnya menggambarkan bahwa dirinya menemukan sesuatu yang menarik. Namun kemudian mimik wajahnya berubah menjadi murung, seakan hal menarik yang baru saja ia temukan telah lenyap dan menghilang.

"Sepertinya ada yang mau berkonsultasi kepadaku."

Ucap Theodore sambil tersenyum. Ia masih memandang bukunya, namun hawa keberadaan dari sang Malfoy lebih kuat menarik perhatian Theodore.

"Damn!  Bantu aku Nott—Sekarang!"

"Aku sibuk Draco, bagaimana jika nanti malam saja?"

"Nanti malam harus sudah selesai!"

"Nanti malam? Kau mau membuka kamar itu sekarang?"

"Ya—Berhenti membaca." Draco menutup buku bacaan Theodore dengan kasar.

Theodore menatap Draco yang berdiri di depan mejanya. "Baiklah. Kapan kita akan memulainya?"

"Sore nanti. Ketika semuanya sudah kembali ke asrama."

"Lalu apa kau yakin setelah semua kejadian pembekuan kemarin kita tidak akan di curigai?"

"Bekukan Hermione—dia akan menganggu bila dibiarkan."

"Oh, dia baru saja mencari tau tentang ruang rahasia itu—baru saja, beberapa menit sebelum kau datang."

"Theo—Agh!" Draco menggebrak meja di depannya, "Kenapa kau membiarkan dia lolos begitu saja?! Dia itu penghalang!"

"Santai, akan ku bereskan." Ucap Theodore. "Tunggu saja, sebentar lagi tubuhnya akan kaku. Mud-blood seperti mereka memang pantas untuk membeku hingga mati." Lanjut Theodore.

"Baiklah, aku tidak ingin kegagalan. Aku akan membuka ruang rahasia itu, dan membiarkannya masuk."

Draco berbalik—namun Theodore tiba-tiba berseru, "Sebaiknya kau obati dulu bekas tamparan itu!" Anak laki-laki cerdas itu tertawa ketika menlihat wajah temannya yang kesal.

"Lebih baik kau diam dan terus berjalan di belakang layarku." Draco menatap tajam kearah Theodore.

"Baik Tuan Muda Malfoy." Theodore memutar badannya. Ia bersenandung—berjalan ke arah rak-rak buku usang yang dipenuhi oleh debu. Rak tua ini sepertinya tidak terjamah oleh manusia untuk beberapa dekade akhir. Siapa juga yang ingin membaca buku berdebu.

Can I Said I Love You? [DRARRY - BL][18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang