Ada banyak pertimbangan yang kemudian Alana pilih di antara banyaknya ketidakmungkinan untuk melakukan semuanya sendiri saat ini. Rumah yang selama ini menjadi tempat paling menakutkan pada akhirnya kembali ia pilih untuk menjadi tempat pulang, untuk beristirahat, untuk mengatur segala hal yang ada di depan yang mungkin saja akan ia jalani seorang diri.
Kenapa ia tidak keluar saja dari rumah ini lalu menyewa sebuah tempat tinggal? Maka jawabannya adalah dari mana ia akan mendapatkan semua itu sedangkan untuk saat ini ia tidak memiliki apa-apa selain tubuh dan mental yang rusak.
Untuk beberapa waktu ke depan ia akan di sini. Mengikuti ujian kelulusan susulan lalu bila ijazah sementaranya sudah keluar ia akan segera mencari pekerjaan yang setidaknya bisa untuk menghidupi dirinya dan bayinya di bulan-bulan berikutnya.
Ada dua tawaran yang masuk dari Ailee dan Moreno. Ailee menawarkan dirinya untuk bekerja di kafe tantenya sedangkan Moreno menawarkan tempat tinggal bila Alana tak ingin kembali ke rumah.
Namun, untuk tawaran dari Moreno ia menolaknya. Sebab rasanya sangat tidak etis bahwa ia harus tinggal dengan laki-laki yang tidak ada hubungan darah dengan dirinya sedangkan lama kelamaan perutnya akan membesar dan akan mengundang banyak praduga yang tidak-tidak perihal mereka. Lagi pula ia tidak mau menyeret Moreno lebih jauh lagi ke dalam permasalahan ini.
Lalu Akala? Pria itu mengatakan akan menanggung kehidupan Alana dan anak mereka sebisa yang ia mampu. Akala akan mengusahakan semuanya dengan keringatnya sendiri, katanya.
“Lo mau merawat anak ini, Kal?” tanya Alana begitu mereka saling bertemu. Ailee dan Moreno telah menceritakan semuanya mengenai Akala.
“Dia juga bagian dari diri aku, Alana.”
“Tapi lo bilang nggak siap. Lo nggak menginginkan dia ‘kan?”
Hari itu Akala entah mengapa tampak begitu pucat. Kulit tubuhnya yang dulu kokoh dan tatap matanya yang menyorot angkuh kini seperti layu. Akala ada apa sebenarnya?
“Maaf kalau kalimatku menyakiti kamu waktu itu, Alana. Tapi Demi Tuhan untuk hari ini dan hari-hari selanjutnya aku mau melihat kalian tumbuh dengan baik, Alana. Aku mau merawat anak kita sama-sama.”
“Lo ngomong aku kamu? Kita udah nggak punya hubungan apa-apa kalau lo lupa, Kala.” Alana masih berusaha untuk mengingatkan tentang batas-batas di antara mereka.
“Aku dan kamu akan selalu terhubung sampai kapan pun, Alana. Ada dia di antara kita sekarang.”
“Tapi lo nolak dia, Kala.”
“Aku sama sekali nggak pernah ada maksud untuk menolak dia, Alana.”
“Lalu kenapa?”
Pembicaraan itu kemudian berakhir dengan mereka yang saling membuang pandangannya masing-masing. Menatap keadaan sekitar juga merasakan udara sore hari yang hembusannya terasa begitu hangat sebab bercampur dengan sinar senja yang menguning di ujung barat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of Love (SELESAI)
Teen FictionAlana harus menerima kenyataan jika ia dan Aluna tidak akan pernah bisa setara sekalipun mereka saudara kembar. Aluna sang malaikat tidak pantas disandingkan dengan Alana si perempuan berhati iblis. Setidaknya itu lah kata orang-orang. Dan Alana mem...