Sorai samar-samar terdengar menggema. Menari indah di antara hiruk pikuk kesepian yang terasa.
Sorai samar-samar terdengar mengejeknya. Perihal kebahagiaan yang pernah dirajutnya.Dinding-dinding rumah yang pernah menjadi saksi kini hanya diam memandanginya, mendengarkan tangisannya setiap malam saat rindu-rindu itu datang menghadang. Setiap kali ingatan tentang masa dulu datang, kesakitan itu perlahan muncul. Mengisi ruang-ruang kosong di hati yang akhir-akhir ini terasa hampa. Terasa sunyi. Terasa sepi.
Waktu berdetak dari detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun. Meninggalkan banyak cerita yang terjalin dalam rajutan cinta. Sebuah canda, tawa, tangis, air mata, sedu, haru, dan tentang banyak hal perihal rasa. Lalu mendadak semuanya terurai begitu saja.
Meninggalkan kesedihan yang sesaknya teramat nyata. Meninggalkan luka yang terpaksa harus ia terima. Secara mendadak semua hal yang pernah terjadi dalam hidup kini menjadi sirna. Memaksa semua hal yang pernah terjadi tersimpan dalam ingatan manusia. Dalam memori terlama ia kemudian mencatat bahwa dahulu ia pernah bahagia.
Benar, mereka pernah sebahagia itu dahulu.
Mereka pernah saling menertawakan.
Seolah-olah selamanya kata bahagia itu memang benar adanya.
Mereka kemudian lupa, bahwa hari esok siapa yang tahu?
Nyatanya manusia tak sekuat itu untuk menerima. Untuk berpura-pura bahwa ia baik-baik saja.
Nyatanya sesak itu tetap ada. Sebab bahagia mereka kini bukan lagi bersamanya.
Ailee Savannah Mahameru...
Kini bahagia kedua orang tuamu sudah tak lagi bersamamu. Kebahagiaan kedua orang tuamu sudah tidak lagi cerita tentangmu.
Sebab untuk saat ini dan esok hari sang papa telah menemukan bahagia yang lain bersama keluarga baru. Yang di dalamnya tidak ada lagi nama Ailee seperti dulu. Seperti hari lalu.
Malam itu papa dan mama tidak pulang ke rumah. Suara ribut dan teriakan juga tak lagi terdengar seperti hari-hari terakhir. Saat itu Ailee merasa tenang sebab ia mengira bahwa mungkin kedua orang tuanya sudah berbaikan. Papa dan Mama tidak lagi saling meneriakkan kata-kata pertengkaran. Lalu, dengan percaya dirinya ia mengira bahwa keluarganya yang harmonis akan kembali. Seperti dulu.
Kemudian hari-hari berjalan, waktu bergulir. Detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu dan Ailee terus menunggu. Namun, Papa dan Mama tak kunjung datang. Tak ada kabar yang ia perdengar sebab saat Ailee berusaha menghubungi mereka, pesannya diabaikan. Tidak dibaca.
Kemudian di hari ke delapan. Di waktu yang bersamaan dengan kabarnya Alana yang berusaha mengakhiri hidup, Ailee mendapat sebuah fakta yang menghancurkan seluruh hidupnya.
Papa telah menikah lagi dan hari itu beliau sedang menanti kelahiran anaknya, yang tentu saja bukan dengan Mama. Lalu, Mama mendadak pergi meninggalkan Ailee tanpa kabar, tanpa pamit, dan hingga sekarang ia tak bisa menemukan di mana sang mama berada. Mama seperti hilang ditelan bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Of Love (SELESAI)
Teen FictionAlana harus menerima kenyataan jika ia dan Aluna tidak akan pernah bisa setara sekalipun mereka saudara kembar. Aluna sang malaikat tidak pantas disandingkan dengan Alana si perempuan berhati iblis. Setidaknya itu lah kata orang-orang. Dan Alana mem...