Bab 7

349 8 0
                                    

Happy reading...

***

Flashback on

"Pertunangan akan di lakukan paling lambat dua atau tiga Minggu lagi"

"Tap..."

"Saya bagaimana nya saja Rasya.. lagi pula pernikahan nya akan di lakukan ketika Mahesa sudah masuk perguruan tinggi"

"Ya.. ya.. ya.. benar sekali Brams.. kalo perlu setelah pertunangan mereka langsung menikah saja tanpa menunda Nunda lagi saya pun tidak keberatan.. bagaimana menurut bunda?" tanya ayah Rasya kepada istrinya bunda Ningrum.

"Bunda juga senang jika Alista menjadi menantu bunda.. apalagi kalau Alista udah ada di rumah kita.. rumah kita akan ramai tentunya.. dan pastinya Ranya juga bakal senang."

"Yasudah kalau begitu setelah pertunangan langsung saja kita nikahkan"

"Tidak" serempak Mahesa dan Alista.

Semua melihat ke arah dua pasangan yang sangat tiba-tiba di jodohkan.

"Emm.. itu tunangan dulu aja bund.. yah.. pa nikah nya ehh.. pas Mahesa.."

"Kakak Alista kakak!" Peringat papa Brams dengan nada lembut.

"Iya pa kakak.. nikah nya pas kak Hesa udah masuk perguruan tinggi.. lagi juga kan Lista gak kemana-kemana pa." Alista menyenggol lengan Mahesa yang berada di samping nya. Bisa-bisanya dia tidak berkutik atas perjodohan ini. Apa jangan-jangan ini mau dia juga. Mulai lah dunia sengsara mu Alista.

"Hesa ikut apa kata kalian aja". Ucap Mahesa santai. Saat itu pula emosi meluap-luap Alista ada sampai saat ini.

Flashback off.

***

Menghela nafas panjang hembuskan lagi. Itu saja terus berulang kali yang di lakukan oleh Alista.

" Lo kenapa ta, muram banget muka Lo, nih makanan mau gak?" Tanya Zeehyra Lyla Amanda. Sahabat dekat Alista saat memasuki bangku SMA. Wajah nya blasteran Indonesia - Belanda. Ibu nya asli Bali sedang ayah nya asli orang Belanda.

Satu kelebihan nya pintar dan tukang makan. Body nya Shiming banget kayak model. Kalo ngomong jarang di rem. Jumpa Asmen dah lah sama aja.

"Gue.." saat itu pula segerombolan anak Alvires lewat melintasi tempat duduk yang di duduki oleh Alista dan zey. Seketika mood Alista makin buruk se buruknya.

Tatapan antara Alista dan Mahesa saling mengisyaratkan permusuhan yah, bisa di lihat aja sekarang.

Zey menepuk pundak Alista. Dan menyadarkan tatapan nya dan membuang wajah nya setalah itu dan kembali menarik nafas dan..

Brak

Tiba-tiba Alista berdiri dan memukul meja meninggalkan area kantin dengan keterkejutan yang dibuat oleh Alista. Zey yang bingung pun langsung berlari mengikuti Alista yang berlalu pergi tadi meninggalkan nya.

***

Brak

"Astoge muka gile. Untung tuh meja gak kebelah dua kalo kagak berabe cerita nya. Atlet taekwondo sih ya atlet.. tapi kagak disini juga kali kalo mau latihan" Leon mengelus dada nya saat tadi tiba-tiba Alista menggrebak meja. Mengagetkan anggota Alvires beserta seisi kantin yang lain.

"Mahesa kali yang bikin dia gak mood. Buktinya habis tatapan sama Mahesa aura permusuhan nya kelihatan. Kayak mau makan Mahesa hidup hidup" celetuk Asmen.

"Ehh.. bro dari zaman orok emang dah gitu Alista. Gak ada minat berbaik hati ke Mahesa. Gimana gak mau baik dia noh terlambat kesekolah, pasti ujung-ujungnya di hukum.. siapa lagi kalo gak yang hukum pakketu kita ini" sambung Erkas dengan merangkul pundak Asmen. Sambil menaik turun kan alis nya.

Leon dan Asmen pun mengangguk kan kepalanya membenarkan apa yang dikatakan Erkas. Sedari dulu kecil mereka tau , Mahesa dan Alista sulit untuk di satukan.

Tapi apa mereka tau bahwa kedua orang tua Alista dan Mahesa yang menyatukan Alista dan Mahesa.

Tanpa mereka bertiga sadari, Mahesa dan Albino berjalan begitu saja meninggalkan ketiganya. Dengan albino memainkan game di hape nya sambil berjalan menuju kursi yang biasa mereka tempati anak Alvires.

Dengan Mahesa, yang yakin Alista semakin tak menyukai nya apalagi dengan perjodohan tiba-tiba ini.

***

Segini aja guys..

Papapayyyy....

See you next time...

MAHESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang