Bab 25

247 10 0
                                    

Happy reading

****

"Kenalin semuanya dia temen saya" ujar Reygan mengenal kan seseorang yang ada di sebelahnya.

Tanpa sadar ia ternyata melamun. "Ah iya.. kenalkan nama saya Nisya teman Reygan.. salam kenal semuanya"

Mereka semua mengulur kan tangan kepada Nisya. Kecuali Leon yang langsung ditepis tangan nya oleh tunangannya yaitu syila. "Gak usah.. cap buaya Lo masih kelihatan" ucap syila setelah menepis tangan Leon. Dan dibalas oleh cengiran Leon.

"Kak..KAKKK" teriak alista disamping Mahesa yang diam saja dari tadi. Alista pun mengambil tangan kanan Mahesa yang terkepal dan langsung menjulurkan kepada Nisya.

Sadar tangan nya sedang bergenggam.. Mahesa pun berucap "ahh.. saya Mahesa" setelah nya langsung melepasnya.

Nisya hanya menganggukkan kepalanya saja. Ada rasa canggung di keduanya, mereka tahu kondisi ini kecuali Alista, Reygan dan Asmen yang tak mengetahui

Tidak ada yang mengenali Nisya selain Mahesa dan Ranya teman Mahesa beserta keluarganya.

Bahkan situasi seperti ini, Ranya paham dan berpura-pura tidak mengenal Nisya. Walaupun rasa rindu menggejolak didirinya. Ia mungkin hanya dirinya tidak untuk Kakak nya.

"Eihh eihh sesi perkenalan sudah selesai.. karena kita sudah didepan rumah berhantu.. alangkah baik nya kita memesan tiket masuk.. agar cepat melihat kembaran Leon didalam" ucap Asmen.

"Sialan Lo" Leon hendak membogem Asmen tapi kalah cepat oleh tangan cantik syila di kepalanya.

Pletak

"Sshhh.. sakit syil.." sambil mengelus kepala nya "behh pikir pikir deh Yon Lo sama si syila.. seumur hidup itu loh"  ungkap Asmen dramatis yang masih mengelus kepala nya yang habis di jitak.

"Sekali lagi Lo ngomong.. nih sama Lo" ucap syila sambil menunjuk kan telapak tangannya.

Yang lain tertawa melainkan Mahesa dan Nisya yang diam saja. Sedang Alista sudah mulai memperhatikan hal itu sejak mereka berkenalan tadi. Tapi Alista menepis hal itu dan menggenggam tangan Mahesa.

Mahesa tersentak dan memutar kan kepala nya sepenuhnya ke alista. "Ada apa".

"Ayokk masuk"

Mahesa tersenyum dan mempererat genggaman tangannya ke Alista. "Ya sekarang hanya ada alista, jika dia hadir pun dia hanya masa lalu yang harus di lupakan kehadirannya secara tiba-tiba di waktu yang salah saat sudah benar-benar melupakannya, yang sekarang hanya ada aslista iya alista nya"

****

"Udah ya jangan nangis" bujuk Mahesa sambil mengusap air mata dan merapikan anakan rambut alista yang berantakan.

"Hiks hantu nya jelek nyeremin tadi hiks kakk..."

"Iya iyaa udah ya"

"Ta gue lebih kasian di hantu nya tadi sih.. soalnya loh banting tadi hahaha" ucap Asmen.

Ya tadi saat didalam alista nempel pada mahesa karena dia memang takut dengan hantu. Terus tanpa sadar ada hantu yang mengagetkan alista di sampingnya bahkan bukan dia saja tapi semua nya. Bahkan reflek teman yang lain berlari berbeda dengan alista dia membanting hantu itu setelah menangis sampai sekarang.

"Ache udah jangan nangis.. mau mas beliin makanan mau gak?"

Alista menganggukkan kepalanya pertanda iya. Tapi Mahesa langsung menyela nya.

"Ga perlu ada gue yang bisa belikan.. lo urus cewek Lo aja" sarkas Mahesa dan menatap sinis ke arah Nisya.

Nisya hanya menatap Mahesa dalam diam bahkan dia bingung mengekspresikan diri nya. Apalagi setelah sekian lama ia bertemu sama orang yang dulu sangat menyukainya sebelum dulu meninggalkan negara ini tanpa alasan yang jelas.

Bohong jika teman Mahesa kecuali Alista. Reygan dan Asmen yang paham situasi yang terjadi. Tapi mereka benar-benar pura-pura seolah tak mengenal Nisya.

"Saya mas nya ache dan saya sudah anggap dia sebagai adek saya, wajar saya menawarkan makanan agar adek saya tidak menangis lagi" balas Reygan

"Ckk.. gue tunangannya mau apa Lo!" Balas Mahesa tak kalah sengit dan maju melangkah di depan Reygan.

"Udah stop woilahh bubar bubar jalan-jalan mandiri aelah.. nih yang lain dah bubar Lo berdua berantem " cegah Asmen.

Yang lain malas ambil pusing jadi sudah pergi tak lama tadi kemudian.

"Ayo Rey kita pergi.. permisi semuanya" ujar sela Nisya dan menarik pergelangan tangan Reygan.

"Haha.. hal ini aja kamu pamit sya... Tapi kenapa waktu itu engga?" Batin Mahesa menatap kepergian Reygan dan Nisya yang makin menjauh

"Aku tau arti tatapan kebencian kamu Hesa... Maaf" batin lirih Nisya.

*****

Maaf ya makin ga jelas yaaa....

Nextt...

Vote juseyooo 😍♥️🥰

MAHESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang