Happy reading..
****
"Ache tiap hari kayak gini emang gak telat?" Tanya Reygan disamping tempat kemudi.
Saat ini Reygan mengantar Alista. Tadi pagi seperti biasa Alista akan selalu di tempat nenek sebelum pergi ke sekolah.
Niat tadi setelah melihat nenek. Alista akan menunggu Mahesa di depan pagar milik nenek Franya. Tapi Reygan bersikukuh untuk mengantar Alista kesekolah.
Alista melihat. Sangat jelas bahwa tadi itu Mahesa yang berada di depan gerbang milik rumah nya. Tapi kenapa ia langsung memutar arah dan pergi meninggalkan Alista.
Entah apa yang ada di pikiran Alista. Ia merasa telah mendua kan Mahesa. Hey? Mereka saja tidak punya hubungan. Selain? Oh ya lupa perjodohan.
Reygan yang merasa tidak ada respon dari orang yang duduk di sebelah nya. Mencoba membuyarkan lamunan Alista dengan telapak tangan kirinya mengusap pelan wajah Alista.
"Ehh.." kaget Alista .
"Kenapa hmm?.. mas nya nanya malah melamun dari tadi? Ini udah sampai loh" ujar nya dan tepat berhenti di depan gerbang sekolah.
Alista turun dari mobil. Dan memunculkan sedikit kepalanya kedalam mobil kembali. "Makasih ya mas.. Ache sekolah dulu"
"Iya sekolah yang pintar ya" balas nya seraya mengusap palan pucuk kepala Alista .
"Ihh..mas Rey berantakan ihh.." kesal nya merajuk.
"Iya iya sini mas rapiin... Dah kan dah rapi.. nanti mas jemput pulang sekolah mau?" Tanya nya dan langsung di balas cepat gelengan kepala dari Alista.
Alista mengeluarkan kepala nya dari dalam mobil. "Gak usah mas.. Alista masih ada latihan entar pulang telat.. pulang nya bareng teman Alista aja.. yaudah ya mas Alista masuk dulu.. dadahhh" Alista pergi melenggang sambil meloncat pelan dan menggenggam erat kedua tali tas nya.
Ia amat senang karena hari ini ia tidak terlambat. Dan pasti Mahesa akan bangga akan ini. Apakah Alista harus memberitahu kan nya. Ya harus! Ini momen langkah bukan. Lagi juga setelah semalam sore Alista bahkan tidak mendapatkan notif apa-apa dari Mahesa.
Alista bingung.
****
09.30
Bel berbunyi Jam istirahat hadir. Alista menggeret tangan zey agar ikut mencari Mahesa di koridor kelas 12. Kalau pun tidak ada paling paling Mahesa ada di rumah OSIS.
Berjalan mendekati kelas Mahesa. Alista nampak segerombolan anak Alvires berjalan berbarengan keluar dari kelas yang sama.
"KAKKK" kumat lagi teriaknya.
"Astaga Ta jangan teriak-teriak atuh. Cantik tapi sayang suara nya macem toak mesjid" celetuk Leon.
"Ehehe, dah kebiasaan mangap ye" cengenges Alista. Zey jangan tanya dia amat malu punya bestie gini amat. "Oh ya kak? Kak Hesa mana ya, kok gak keliatan" lanjut nya.
"Oh si Mahesa entah ga tau. Lo pada tau gak pakketu dimana?" Tanya Leon ke temen yang lainnya.
"Tadi dia bilang ada acara di sekolah sebelah." Ucap Albino tanpa mengalihkan perhatian nya pada hape nya.
"Mau gue pites kepala nya si bino. Tapi takut kenak Bogeman" geram Asmen melihat albino berbicara tanpa melihat orang di sekitar nya. Hape aja di kepalanya.
"Pites aaee gapapa ikhlas gue kok men" ujar Erkas.
"Yaudah deh kak. Alista pamit dulu. Bayyy" Alista melenggang pergi. Albino melihat kedua gadis tersebut pergi. Tapi tatapan matanya tertuju pada gadis yang bersama Alista.
Cewek yang berkepang rambut dua. Dengan tangan sebelah yang tidak di tarik oleh Alista. Memegang bungkus jajanan.
Wajah nya lucu bercampur emosi. Mungkin karena di tarik paksa oleh Alista.
Setelah sekian lama. Baru kini albino menyadari dia tersenyum. Tipis sangat tipis hingga orang-orang tidak tau ia tengah tersenyum.
***
Niat nya semua kisah anak Alvires juga mau di buat disini sebagai penambah suasana cerita.
See you next time
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA
Teen FictionKisah antara si ketos yang hari-hari nya selalu menghukum junior nya yang selalu datang terlambat kesekolah. Mahesa Raharza Zayn. Perawakan nya bak Yunani bisa memikat hati siapa saja yang melihat nya. Tapi tidak dengan adik kelas nya yang satu ini...