Bab 8

300 9 0
                                    


Happy reading...

***

14.30

Bel pulang sekolah. Mahesa yang masih sibuk dengan urusan OSIS. Membuka room chat nya. Tidak perlu mencari nama kontak yang ingin di telfon. Karena nomor si kontak sudah di sematkan di hapenya.

Drttt.. Drttt.. Drttt..

Sudah tiga kali Mahesa mencoba menelpon Alista tapi tak kunjung di angkat padahal online. Apa dia semarah itu hingga tidak mau mengangkat telepon nya?.

Akhirnya Mahesa mencoba dengan mengirim pesan ke Alista.

To Alista 😾 :

Lista Lo dimana?..

Lo gak lagi marah kan sama gue..

Jangan pulang sendirian, bareng gue..

Pesan masuk centang dua abu-abu. Tanda nya si penerima pesan tak juga membaca nya.

Mahesa pun akhirnya memutuskan untuk keluar dari ruangan nya. Dan menuju ke arah koridor kelas 11. Sedang Mahesa dia adalah murid kelas 12.

Saat hendak masuk koridor kelas 11. Langkah Mahesa terhenti melihat dua sosok badan yang sangat ia kenali.

Alista dan Albino?

Mereka berjalan bersisian. Dengan Mahesa masih menggunakan kaos basket nya sedang Alista dengan baju putih taekwondo nya.

Mahesa pun menghampiri kedua nya seperti nya hendsk pergi meninggalkan kan sekolah.

"Alista! Albino!" Ckk bahkan awal nama mereka saja sama.

Merasa ada yang memanggil. Keduanya berbalik dan melihat Mahesa berlari dengan segurat wajah menahan emosi.

"Lo.."

Grep

Mahesa menarik pinggang Alista secepat itu dan sudah beralih ke samping badannya. Memeluknya secara posesif. Dan menatap Albino seperti mengisyaratkan "dia milik gue".

Albino yang melihat itu hanya memutar kan kedua bola matanya malas. Tanpa banyak kata Albino mendekati Alista . Dan meletakkan telapak tangan nya di kepala Alista.

"Gue pulang, besok lagi ya" ucap nya seraya mengedipkan matanya ke arah Alista.

Alista yang bingung berbeda dengan Mahesa yang ingin menghajar wakil ketua Alvires itu. Sebenarnya Albino hanya iseng aja seperti itu. Jika sahabat nya yang lain melihat ini apa lagi Asmen. Dah habis jadi bagian gosipan.

Albino sudah beranjak pergi meninggalkan mereka. Saat itu pula Mahesa melepaskan tangannya dari pinggang Alista. Dan mengusak rambut Alista yang tadi tersentuh oleh Albino.

"Ehhh.. Lo apa-apaan sih! Berantakan rambut gue" Alista menarik tangan Mahesa dari rambutnya dan memutar kan nya ke balik badan Mahesa lebih tepatnya di lilit.

"Shhh .. udah ta sakit tangan gue" rintih Mahesa. Alista pun melepaskan nya.

"Bodo.." Alista melenggang pergi dan menuju parkiran.

"Ta.. pulang sama gue!" Teriak Mahesa takutnya Alista memang masih marah dan tak mau pulang bersama nya .

"MAKA NYA CEPAT BURUAN!" ingat kan Alista untuk menurunkan volumenya. Dan membuat Mahesa buru-buru menuju motornya.

Mereka akhirnya pulang dengan keterdiaman sepanjang jalan.

****

Sekitar 10 menit akhirnya mereka sampai di perkarangan rumah.

Rumah milik nenek ya g tinggal di seberang jalan rumah Alista. Alista yang meminta Mahesa menurunkan nya .

Nenek Franya. Adalah nenek yang semenjak Alista pindah ketika setahu. Meninggal nya mama nya. Kinj mulai sering bahkan setiap hari nya akan menghampiri rumah ini.

"Lo tiap hari kesini?" Tanya Mahesa.

Dan mendapat anggukan kepala dari Alista.

"Kenapa?" Tanya nya kembali.

"Gapapa. Kasian nenek Franya. cucu nya kuliah di Amsterdam. Jadi gak ada yang jagain." Ucap Alista lusuh.

"Saudara nya? Anaknya? Atau cucunya? Masa gak ada" jiwa kepo Mahesa meronta-ronta.

"Ish Lo ya! Tadi kan udah gue bilang cucu nya lagi k.u.l.i.a.h. dan itu di luar negeri. Kok Lo nanya lagi si!" Kesal Alista dan menekan kata kuliah.

"Ya.. sih tap.."

"Aih gak ada tapi tapi dah telat ini gue lihat nenek. Dah sana loh pulang. Nitip salam sama bunda.. dahhh" Alista melenggang pergi langsung masuk kedalam perkarangan rumah nenek.

Sebelum...

Grepe

****

Segini aja ya guys mwheheehe 😁

See you next time..

MAHESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang