Bab 4

419 11 0
                                    


Happy reading...

***

Pagi nya seperti ajuran oleh om Brams. Mahesa kini sudah berada di perkarangan rumah milik Alista.

"Mahesa? Mau jemput Alista kan" tanya Brams. Seperti yang di perhatikan oleh Mahesa, om Brams seperti nya sudah mau berangkat bekerja ke kantornya dengan baju kasual nya.

"Ah iya om, em-- Alista nya mana ya om?" Tanya balik Mahesa sambil mencium punggung tangan Brams.

"Kamu kerumah sebrang sana aja dia di sama setiap awal pagi" tunjuk Brams mengarah kan kerumah sebrang jalan di depan rumah nya.

"Oh iya om. Kalo gitu Mahesa pamit ya om". Pamit Mahesa dan mencium kembali punggung tangan Brams.

Mahesa pun mengendarai motor nya mengarah kedepan rumah yang tadi tunjukkan Brams. Dan memarkirkan nya. Rumah ini tidak terlalu mewah. Sederhana. Dan nyaman di tempati satu atau dua orang.

Mahesa menghampiri rumah tersebut dan mendapati sepatu sekolah Alista yang ada di teras rumah itu.

"Permisi Bu, pak , ada orang kah di sini permisi ibu ,bapak" tidak teriak tapi cukup bisa di dengar sampai kedalam rumah.

Setelah itu muncul lah dia cewek yang di tunggu-tunggu " eh Lo, ngapain kesini?" Tanya Alista.

"Ayok berangkat ke sekolah entar telat"

"Luan aja deh, gue janji ga bakal telat, suerr" ucap Alista seraya memberikan tanda peace ✌🏻.

"Lo ngapain sih, entar telat di kasih hukuman, dumel mulut Lo" keluar sudah mode julid Mahesa. Andai sekolah tau nih akhlak sebenarnya Mahesa. Apa mereka masih mau fans nih sama si curut satu.

"Ish.. bentar kalo gitu" Alista masuk lagi kedalam rumah tersebut.

Jam 07.10 berarti 5 menit lagi mereka harus segera sampai sedangkan kesekolah butuh waktu kurang 10 menit.

Sebenarnya jarak sekolah Alista dan rumah nya gak jauh. Tapi kenapa selalu terlambat. Sekarang Mahesa tau apa penyebabnya.

"Alista buruan telat ini!" Teriak Mahesa. Bodo lah dikira gak sopan. Ini sudah hampir terlambat. Ingat kan dia. Adalah ketos.

"Iya sabar Napa, kan tadi gue bilang Lo deluan" kini Alista sudah berada di teras dan memakai sepatunya. "Awshh.. masih sakit lagi" gumam nya saat merasakan sakit di pergelangan kaki nya.

"Dah yok "

Mereka pun menaiki motor dan menancapkan gas motor menuju sekolah.

****

"Kok gue doang sih yang kena hukum, mana panas banget lagi, kan dia juga telat sih, auah... Pengen makan lapar..." Kepalanya mendongak menghadap bendera yang berkibar di terik nya pagi di sekolah.

"Yaelah macam Lo aja. Nih gue juga. Noh.. nohh... Yang di sebelah Lo sana sama sini juga kena.. bahkan kita-kita bestie nya aja kenak" suara laki-laki yang amat hampir menjadi bestie ke ikut usilan nya saat mengerjai Mahesa. Tapi sebenarnya dia teman dekat nya si Mahesa juga. Aish entah apa yang ada di otaknya. Asmen cakrawala lecxics . Cowok dengan sejuta gosip.

"Hmmm" Alista hanya membalasnya dengan gumaman.

"Haus kau dek.. dekk... Sama lah" ujar satu cowok tengil satu lagi namanya Leon Ambisyam Afhary. Cowok ini juga teman dekat nya Mahesa. Tapi kelakuannya lebih ke tengil. Playboy itu cap yang cocok untuk nya. Hampir semua para cewek bisa kepincut sama mulut buaya nya.

Alista. Dia pernah di goda sama maut Buaya Leon. Eh.. si Leon kena smake dawn. Ah membayangkan itu pasti menyenangkan bagi Alista. Tapi tidak untuk Leon.

"Mau nih Lo" tunjuk Alista dengan tangan Bogeman nya mengarah ke arah Leon. Walau di sebelah kiri nya ada Asmen yang menghalangi.

"Ohh ya pasti.... Ga berani lah" cengir nya.

"Koplak" satu kata dari Asmen dan dapat jitakan kepala dari Leon.

Alista hanya menggelengkan kepalanya. Dan kembali menatap tiang bendera. Sebelum itu dia melihat sosok yang harus nya ikut bersama nya berbaris di lapangan ini. Mungkin karna jabatannya kali ya? Ih ga adil woi.

Sekitar Lima siswa yang terkena hukum. Dua adalah sahabat Mahesa Leon dan Asmen serta Alista. Dan entah lah siapa dua siswa laki" yang berada diaantara mereka yang ikut kehukum.

"Eh-- Lis loh.."

Brak

***

Vote nya guys

See you next time...

MAHESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang