Bab 15

258 10 0
                                    

Happy reading..

****

Semenjak kejadian kemarin, kini di malam hari nya di kediaman Zayn,jam 19.30. setelah makan malam semua anak-anak alvires duduk beralaskan karpet bulu di depan tv yang cukup lebar.

Sebenarnya mereka juga dag dig dug ser bagian para cowoknya. Sengaja mengalih kan nya dengan mengecat buku gambar sekolah milik Ranya. Itu adalah Erkas , Leon, dan Asmen. Sedang Albino dan Arlos bermain game di hape. Kalo Mahesa membantu tugas sekolah Ranya. Bahkan ada kedua sahabat Ranya. Arsya alexandra & Haikal Argantara.

Sedang seperti Alista ia membawa Zeehyra duduk di sofa melihat aktivitas mereka sambil makan sesekali menonton televisi.

Ayah Rasya sendiri ia masih mondar-mandir mau duduk salah gak duduk malah pusing sendiri.

Suara langkah kaki mendekati mereka semuanya. Mata mereka bertemu dengan mata tajam bak elang milik bunda Ningrum. Para lelaki mengambil napas dalam-dalam tidak berani menghembuskan seperti tercekat.

"Alista bawa adek adek kamu kekamar nya Ranya ya" Perintah bunda tanpa penolakan.

"Iy--ya Bun" aduh Bunda mode galak serem juga ya, semoga mereka selamat. "maafin aku kak" batin Alista seraya melihat kak Mahesa yang tadi duduk berdampingan dengan Ranya.

Setelah Alista pergi bersama dengan Ranya, Zey bahkan Arsya juga Haikal.

Tinggallah mereka tersisa.

Bunda Ningrum duduk di sofa tunggal. Mereka masih menatap bunda Ningrum takut takut.

"Duduk!" Semua nya duduk kecuali ayah Rasya " ayah duduk juga" semuanya duduk dibawah "ckk... Ada sofa!"

Semua buru-buru naik ke atas sofa.

"Jelasin!" Astaga singkat padat jelas tapi suaranya itu loh. Seakan bikin nyawa melayang.

Ayah Rasya pun menceritakan tentang kenapa ia mengiyakan antara duel tersebut.

"Itu ya anak nya si Artafa bener-bener ya dendam banget sama kamu! Sampai anak nya juga ikut dendam sama Mahesa!" Sarkas bunda saat sudah mendengarkan cerita ayah Rasya.

"Ya Bun kan cuman duel gak beneran kok. Main-main aja" cicit ayah Rasya.

"Beneran atau enggaknya. Dulu siapa yang sampai rumah sakit merenggang nyawa siapa yah! Siapa! Anak kita itu loh.. untung gak kenapa-napa " lirih bunda Ningrum.

"Kalau masih adu balapan bunda masih ijinin itu pun di arena nya dan juga bukan geng nya anak nya Artafa, dia ngomong nya cuman duel kalo jadi beneran gimana yah!" Semuanya terdiam.

"Maaf bun" cicit ayah Rasya. Di lanjutkan dengan yang lainnya"maafin kami juga Bun."

"Miifin Kimi jigi bin" sekarang kalian Taukan Mahesa julid nurun siapa? Ya bunda nya.

Mereka meringis mendengar nya. "Awas kalian berurusan lagi sama anak nya Artafa! Paham kalian!" Bunda berdiri dan berjalan meninggalkan mereka yang mengangguk paham dan menafas lega .

"Untung aja" lega ayah Rasya

"Kalian kalau mau nginap. Nginap aja. Pakai kamar tamu. AYAH BURUAN NAIK. ATAU BUNDA KUNCI KAMARNYA!" Ayah Rasya buru buru lari mengejar istri nya.

Biasa suami takut istri ya gini.

"Dah lah turu guys, udah ngantuk gue, besok kan libur joging aja gimana?" Usul Asmen. Gak habis pikir ada aja isi di otaknya.

"Yok lah, gue sama albino tidur di kamar Mahesa, sisanya terserah mau tidur bareng Arsya sama Haikal atau gimana, kan kamar banyak" ujar Erkas.

"Ini rumah Erkas apa rumah nya sih Mahesa? Kok loh yang ngatur" Bingung Asmen.

Arlos menepuk pundak Asmen. "Udah ayok lah tidur dah ngantuk gue"

Mereka pun istirahat dan akan melanjutkan aktivitas besok sesuai usulan Asmen.

****

Sedikit sedikit aja part nya ya guys

See you next time...





See you next time

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsya alexandra





Haikal Argantara

MAHESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang