05

7.7K 813 57
                                    

"Menurut gue nih ya, ngeluarin Ravenza dari Uranus tuh langkah yang salah besar."

Juan mengangguk menyetujui ucapan ucapan Mario. "Kata gue mah, jantungnya Uranus tuh ada di Ravenza. Ngeluarin Ravenza sama aja bikin Uranus makin lemah." kata Juan.

"Tumben lu pinter." sang kembaran, Joan menyahut.

Tangan Juan reflek terangkat dan memukul kepala kembaran beda 5 menitnya itu dengan pelan. Ia tidak berani pada Joan. Walaupun kembarannya sendiri, Joan itu menyeramkan, Juan tidak berani mengusiknya. "Tai lo!"

"Ravenza dendam kagak sih?" tanya Bintang.

"Dendam gimana?" Regan mengernyitkan dahi.

"Ya.. dia kan dikeluarin dari Uranus, apa dia gak dendam gitu? Kita gak tau sih alasan Ravenza dikeluarin, cuma denger denger sih, Ravenza dikeluarin secara gak terhormat." kata Bintang.

"Emang kalo dendam, lo mau ngapain?"

Jevran yang semula hanya diam dan memperhatikan teman temannya dengan bersandar pada sofa, mendadak duduk tegap, memikirkan perkataan Bintang.

Joan menatap sang ketua, melihat perubahan Jevran membuatnya seketika berpikir jika ada sesuatu yang ingin Jevran katakan. "Kenapa?" tanya nya.

Keadaan mendadak hening, semuanya menatap kearah Jevran, menunggu respon ketua mereka.

Jevran tatap satu persatu anggotanya dengan heran. "Apa?"

"AELAHHHH!!!"

"Anjinggg gue kira dia mau ngomong!!"

"Bangsat."

Ravenza menatap lurus ke depan dengan bersedekap dada dan raut wajah datar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ravenza menatap lurus ke depan dengan bersedekap dada dan raut wajah datar.  Dimana di sana, dilapangan kosong, 2 geng dengan seragam sekolah berbeda tengah dalam aksi pukul-pukulan.

"Udah tau kalah terus, masih aja nantangin." Ravenza berdecih sinis. Terlihat satu persatu anggota Uranus sudah mulai tumbang.

Netra Ravenza tak sengaja menangkap seseorang yang tidak ia kenali tengah beradu dengan salah satu anggota Scorpio. Mata Ravenza memicing, berusaha untuk melihat lebih jelas sosok pemuda yang memiliki wajah cukup manis itu.

"Dia.. pengganti gue yang dimaksud Bara?" gumam Ravenza pelan. Ia memperhatikan dengan seksama kemampuan pemuda itu.

Bibirnya menyunggingkan senyum miring, melihat kemampuan pemuda penggantinya berhasil membuat salah satu anggota Scorpio terjatuh. "Boleh juga."

Hingga matanya melihat Jevran, sang ketua  Scorpio yang menghampiri pemuda itu. Ravenza makin merapatkan dirinya pada pohon besar tempat ia bersembunyi, memperhatikan dengan seksama Jevran yang melayangkan satu pukulan telak di wajah pemuda yang tidak Ravenza ketahui namanya.

Ravenza meringis, melihat pemuda itu yang langsung terjatuh setelah mendapatkan satu pukulan dari Jevran. "Wow.. one hit."

Ravenza memperhatikan sekeliling, hingga matanya dibuat melotot saat melihat salah satu anggota Uranus yang hendak memukul Jevran dari belakang dengan kayu. Baru selangkah Ravenza ingin berlari kesana, ia kembali memberhentikan langkahnya.

"Gak, gue gak boleh ikut campur. Lagian ngapain juga gue mau nolongin dia, dia kan dulu musuh gue!" Ravenza menggelengkan kepalanya cepat, menatap Jevran yang terjatuh akibat pukulan dipunggungnya. Tapi tak lama, Jevran langsung bangkit dan menerjang anggota Uranus yang tadi memukulnya dari belakang.

"Dia bener bener jago, gak heran Uranus selalu kalah." gumam Ravenza menatap Jevran yang kini memukul lawannya hanya dalam 3 kali pukulan dan berhasil membuatnya tumbang.

Melihat Uranus sudah banyak yang tumbang, Ravenza memutuskan untuk segera pergi sebelum ia ketahuan. Ia harus pulang berjalan kaki karena memang sebelumnya ia beralasan pada Esa jika ia ingin nongkrong sebentar di cafe. Untungnya Esa tidak bertanya lebih banyak dan tidak curiga padanya.

Baru 5 menit berjalan untuk segera pulang, lengannya tiba tiba dicekal oleh seseorang dan membuatnya hampir kelepasan menggerakkan kakinya untuk melayangkan sebuah tendangan.

"Jevran??"

Jevran melepaskan cekalan pada lengan Ravenza, menatap lelaki yang lebih pendek darinya itu. "Lo tadi disana kan?"

Ravenza mengerjap, memproses ucapan Jevran. "Lo.. liat?"

Jevran mengangguk. "Dari awal lo dateng, gue udah ngeliat lo."

"Anjing, malu banget guee!" Ravenza menggerutu dalam hati.

"Lo pasti ngeliat cowok itu kan?"

"Siapa? Cowok itu siapa?" Ravenza mengernyit bingung.

"Anggota Uranus yang baru." kata Jevran yang sukses membuat Ravenza terdiam. Jevran memperhatikan keterdiaman Ravenza dengan lekat.

"Lo tau namanya?" tanya Ravenza. Jevran mengedikkan bahu acuh.

"Gak tau dan gak mau tau. Mending sekarang lo ikut gue, obatin luka gue."

Dahi Ravenza berkerut, menatap Jevran yang menurutnya tampak aneh. "Luka lo cuma sedikit, kenapa harus diobatin? Lagi pula, sejak kapan ketua Scorpio jadi lemah begini?"

Jevran mengangkat bahunya tidak peduli. Ia tarik lengan Ravenza membuat si empunya melotot kaget.

"Eh gue gak—"

"Lo harus obatin gue."

"Kok lo maksa sih?!"

"Jevrann!!"

"Jevran lepasin gakk!!"

"Gak."

"Jevran anjing!"







[To Be Continued]

nanti kalo mereka udah deket, mantan jevran bakal muncul guyss, siap siap aja wkwk

JEVENZA || JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang