20

6.9K 742 46
                                    

"LOHHH??? KENAPA KALIAN DISINI???!"

Teriakan Calva yang diminta Esa untuk membukakan pintu setelah mendengar bunyi bel, membuat Esa juga Calvin menyusul kedepan dengan tergesa gesa.

"Hai, Calva!"

Calva menoleh pada pemuda yang berdiri disebelah Jevran dan tersenyum padanya hingga matanya membentuk bulan sabit.

"Ohh.. hai, Joan?"

Plak!

"Jangan modus lo sama sepupu gue!!" Bintang memukul bahu Joan, membuat lelaki itu meringis, menatap tajam Bintang yang baru saja memukulnya. "Anjing lu!"

Bintang meringis. "Ya maap, lagian lu sih..."

"Kalian.. ngapain?" tanya Esa keheranan menatap satu persatu anggota Scorpio.

"Kita ngikut pak ketu nih, mau jenguk ayangnya." sahut Juan. Jevran melirik kembaran Joan itu sekilas, tidak menanggapi perkataan Juan.

Esa memicing, kemudian menatap Jevran sinis. "Yaudah buruan masuk! Tapi ntar gue mau interogasi lo!" Esa melebarkan pintu, mempersilahkan Scorpio untuk masuk kedalam rumah.

"Hai Calvin, lama nih gak ketemu."

Calvin mendengus, tidak menanggapi sapaan Regan dan melongos pergi. Regan tersenyum dan mengelus dadanya sabar, sudah biasa tertolak Calvin.

"Semangat ye bro, lo harus ngejinakkin maung." Juan mengusap bahu Regan, menyemangati sahabatnya itu yang memang dari dulu berusaha mendekati Calvin, tapi selalu tertolak.

"Lo masuk aja ke kamar dia."

"Gapapa?" tanya Jevran, Esa mengangguk. "Udah buruan! Sebelum gue berubah pikiran!"

Esa turun kelantai satu, membiarkan Jevran berbicara dengan Ravenza. Esa tahu mereka berdua sedang ada sedikit masalah karena Ravenza sendiri yang mengatakan padanya, walau Ravenza tidak menjelaskan apa yang terjadi antara dia dan Jevran, Ravenza hanya mengatakan jika ia dan Jevran sedang ada sedikit masalah.

Jevran memegang gagang pintu, menatap pintu kamar berbahan kayu itu dengan ragu. Haruskah ia masuk?

Jevran berdecak, dan akhirnya menekan gagang pintu dan membuka pintu kamar Ravenza. Si empunya kamar yang awalnya sedang berbaring sambil memainkan ponsel, langsung menoleh dan terduduk begitu melihat siapa yang membuka pintu kamarnya.

"Jevran? Lo kok—"

Jevran menutup pintu kamar dengan pelan, kemudian menghampiri Ravenza yang menatapnya penuh tanya.

"Lo ngapain disini??"

"Jenguk lo lah. Gue denger lo dipukulin Bara."

Ravenza tak membalas, ia mengalihkan tatapannya pada Jevran dan menatap tangannya yang saling bertautan.

"Sorry."

Dahi Ravenza berkerut, sontak kembali menatap Jevran yang baru saja meminta maaf. Ia mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Jevran walaupun suara lelaki itu agak pelan.

"Maaf kenapa?"

Jevran tak langsung menjawab, ia mendekati Ravenza, berdiri didepan Ravenza yang kini mendongak menatapnya.

"Jev.."

"Jangan salah paham, gue gak ada hubungan apa apa lagi sama dia. Sorry, gara gara gue lo jadi dipukulin sama Bara."

"Bukan salah lo, salah gue sendiri kok. Gue yang keras kepala mau pulang sendiri. Oh ya, gue gak salah paham tuh! Gue juga gak peduli kalo lo sama mantan lo itu ada hubungan! Kenapa juga gue harus salah paham sama lo??" ujar Ravenza, ia mengalihkan perhatian dari Jevran dengan bibirnya yang agak manyun dan dahinya tampak berkerut, pertanda Ravenza kesal.

Jevran terkekeh pelan. Ia mengangkat tangannya, mengusak lembut surai Ravenza, membuat si empunya tersentak dan mematung dengan apa yang ia lakukan.

"Lo cemburu?"

"H-hah?"

Jevran menunduk, mendekatkan wajahnya pada wajah Ravenza. Ravenza lagi lagi  dibuat mematung karena tingkah Jevran, matanya membola karena kini wajah Jevran benar benar tepat didepannya dan menatapnya dengan senyuman tipis.

"Lo lagi sakit gini aja masih tetep lucu, gue jadi takut banyak yang naksir sama lo."

"Itu Jevran ngapain sih diatas? Kok lama banget? Mereka ngobrolin apa sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu Jevran ngapain sih diatas? Kok lama banget? Mereka ngobrolin apa sih?"

"Anak kecil gak boleh kepo." sahut Joan, Calva mendelik, menatap tajam wakil ketua Scorpio itu.

Joan tersenyum, tidak takut dengan tatapan Calva, malah menurutnya, Calva terlihat semakin menggemaskan.

"Bentar deh gue cek." Esa beranjak pergi menuju lantai 2 dimana kamar Ravenza berada. Sesampainya didepan kamar Ravenza, Esa tanpa mengetuk langsung membuka pintu kamar dengan kasar.

"ANJIRRR!!!"

Esa sontak berbalik, ia begitu terkejut melihat Jevran dan Ravenza yang saling bertatapan dengan jarak yang begitu dekat, Jevran juga terlihat sedang mengusap pipi Ravenza sambil tersenyum tipis. Astaga.. apa yang baru saja Esa lihat???

"ESA??!! LO KENAPA GAK KETOK PINTU SIH?!!" Ravenza mendorong Jevran dan buru buru menghampiri Esa, raut wajah pemuda manis itu tampak panik dan gugup.

Esa meringis, ia berbalik dan menatap Ravenza, kemudian melirik Jevran yang tidak menunjukan reaksi apapun, raut wajah sang ketua Scorpio itu tampak datar datar saja seperti tidak ada yang terjadi.

"Sorry, gak sengaja.." Esa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, menatap Ravenza sambil tersenyum kikuk.

"Ahh udah sana keluar! Jevran juga! Sana keluar!!"

"Iya iya ini gue keluar!!" Esa langsung berlari terbirit-birit keluar dari kamar Ravenza.

"Buruan ih!" Ravenza mendorong punggung Jevran untuk segera keluar dari kamarnya. Jevran terkekeh melihat Ravenza yang tidak berhasil membuatnya mendorongnya.

"Sanaa!"

"Iya iya, ini keluar. Udah gak usah dorong dorong, percuma, lo gak akan kuat." kata Jevran  sedikit meledek.

Ravenza mendengus. "Gini gini gue bisa nonjok lo ya!!"

"Yaudah tonjok aja, kalo berani."

"Ngeselin lo!! Udah sanaaaa!!"

"Yaudah iyaa.." Jevran berjalan menuju pintu kamar yang terbuka, sebelum benar benar keluar, Jevran menatap Ravenza dengan senyum tipis yang dapat Ravenza lihat.

"Kenapa?'

"Lo cantik, gue suka."






































[To Be Continued]

hayyie, sapa kangen ikaaa updateee??? hehehe

maaf lama yh sayang sayangku, lagi agak sibuk, biasalahhh 😁😁

maaf bgt part ini agak gajelas, tanganku gatau kenapa kaku bgt ngetik ini sksksks

ini gak aku edit soalnya kasian kalian harus nunggu lama lagi, biasanya kalo aku edit lagi bakal agak lama, soalnya aku suka ngerombak kalo ngerasa kurang, jadi kalo ada typo atau ada kata kata yg gajelas mohon dimaafkan ya gesss

JEVENZA || JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang