16

6.7K 765 58
                                    

"Bos? Lu baek baek aja kan?"

Jevran melirik Bintang sekilas, tidak menjawab pertanyaan Bintang dan kembali fokus pada ponselnya. Ia bahkan tidak menghiraukan tatapan yang dilayangkan teman temannya yang menatapnya aneh karena sejak sampai disekolah, Jevran terus tersenyum, bahkan sampai jam istirahat, senyum Jevran tak kunjung memudar.

Siapa yang tidak heran? Jevran yang raut wajahnya selalu tidak berekspresi dan tidak ingin mengeluarkan tenaga hanya untuk tersenyum, kini terus memperlihatkan senyum yang menambah kadar ketampanannya. Teman teman sekelasnya, bahkan murid murid yang melihatnya tentu langsung heboh karena melihat senyuman sang ketua Scorpio yang jarang, atau tidak pernah mereka lihat. Perempuan, atau submissive sampai berteriak dan terus melayangkan pujian pada Jevran.

"Anying, gue takut banget cok, Jevran aneh banget sumpah!" Regan memepetkan tubuhnya pada Juan yang merupakan teman sebangkunya.

"Bangsat lo jangan deket deket gue! Gue gak mau ngegay sama lo!" Juan mendorong Regan untuk menjauh.

"Yeee anjingg! Gue juga ogah kali kalo ngegay sama lo! Mending nyari yang bohayy!"

"Berisik!" ketus Joan, ia malas mendengar keributan dihari yang tenang ini.

"Jev are you oke? Lo lagi gak kesurupan kan?" tanya Mario. Raut wajah Jevran yang sumringah berubah menjadi datar kembali, ia menatap Mario tajam, yang membuat Mario meneguk ludah takut. Sepertinya ia salah bicara.

"Sumpah Jev gue gak bermaksud ngejek lo!!" Mario berseru panik, mengibarkan tangannya dengan heboh. Jevran berdecak malas.

"Lo chatingan sama siapa?" Joan yang merupakan teman sebangku Jevran sempat melihat Jevran yang sedang berkirim pesan dengan seseorang, tapi tidak dapat melihat siapa orang itu.

"Gak usah kepo."

"Widih! Lo lagi pdkt sama seseorang yee?!" todong Juan yang mendadak heboh. Memang sejak putus dengan mantannya, mereka semua tidak pernah melihat Jevran dekat dengan siapapun.

"Ck, gak." elak Jevran dengan ketus.

"Boong boong!! Lo pasti lagi pdkt nih! Tentang aja bos, kita dukung lo kok, asal kagak balikan sama mantan, tapi ntar jangan lupa pajak jadian ye kalo udah jadi." Bintang cengengesan.

Jevran hanya membalas dengan dengusan malas. Getaran ponselnya yang ia letakkan dalam saku celana, membuat Jevran buru buru mengambil ponselnya dan melihat pesan yang masuk. Bibir Jevran menyunggingkan senyum tipis, tidak membalas pesan itu dan kembali meletakkan ponselnya disaku celana. Jevran melirik teman temannya yang kini menatapnya dengan mata memicing penuh penasaran.

"OIII KITA JAMKOSSS SAMPE PULANG!! BU FELI SAMA PAK HARDI KAGAK MASUK!!"

Kelas mendadak heboh mendengar Felix, wakil ketua kelas yang masuk ke kelas dengan membawa kabar bahagia, murid murid kelas Jevran menjerit kesenangan karena hari ini mereka terhindarkan dari ulangan fisika bersama bu Feli dan kuis bersama pak Hardi yang mengajar sejarah.

Srakkkk

"Lah mau kemana??" Mario mengernyit melihat Jevran yang kini berdiri dengan menenteng tasnya.

"Balik."

"Ikut lah!" sahut Bintang cepat.

"Gak. Gak usah ikut gue."

"Emang lo mau kemana?" tanya Joan. Tumben sekali Jevran tidak mengizinkan mereka untuk ikut, biasanya kemana mana selalu bersama.

Jevran tidak menjawab pertanyaan Joan. "Awas kalo sampe ada yang ngikutin gue." Jevran menatap anggotanya satu persatu dengan tajam, kemudian langsung melangkah pergi meninggalkan kelas.

"Jevran aneh banget dah.." gumam Regan menatap kepergian Jevran yang kini sudah tidak terlihat lagi.

" gumam Regan menatap kepergian Jevran yang kini sudah tidak terlihat lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ravenza bosan, ia tidak tau ingin melakukan apa. Ia tidak bisa tidur, yang ia lakukan saat ini hanyalah berleha leha di kasurnya dengan posisi yang terus berubah ubah.

"Gabutt, Jevran juga gak bales chat gue lagi! Gue dianggurin doangg!" bibir Ravenza mencebik kesal. Pesannya yang dikirim 15 menit lalu belum dibalas juga oleh Jevran dan hanya dibaca oleh sang ketua Scorpio itu. Menyebalkan.

Ting donggg

Suara bel rumahnya berbunyi. Ravenza mengernyit, siapa yang datang jam segini? Esa? Tidak mungkin, jika Esa pulang ia akan langsung masuk saja tanpa harus memencet bel atau mengetuk pintu.

Dengan malas, Ravenza turun dari ranjang dan menuju pintu utama. "Siapa sih?? Udah tau gue lagi maless, ganggu aja!" dengus Ravenza, ia berjalan dengan kaki yang dihentak hentakkan.

Ravenza membuka pintu dengan kasar, berniat ingin mengomeli seseorang yang mengganggunya, tapi dirinya dibuat melongo melihat siapa yang kini berdiri didepannya.

"Jevran?!!"

"Kokkk?!! Kok lo disini?! Lo bolos?!"

"Gak, jamkos. Gue gak dibolehin masuk nih?" tanya Jevran.

"E-ehh, iya udah ayo masuk." Ravenza melebarkan pintu, mempersilahkan Jevran masuk kedalam rumahnya, kemudian ia menutup pintu dan menyuruh Jevran untuk duduk disofa.

"Gue gak bawa apa apa, gatau mau bawa apa kesini, ntar order aja." kata Jevran, Ravenza mengangguk tidak mempermasalahkan.

"Gapapa, lagi gak mood mau ngunyah juga, kan tadi lo juga yang orderin gue makanan. Eh iya, mau minum?"

Jevran mengangguk. "Boleh."

"Mau apa? Ada kopi, teh, es jeruk, atau kalo lo mau yang lain juga boleh." kata Ravenza. Jevran menatapnya lekat, membuat yang ditatap kebingungan dan balik menatap Jevran penuh tanya.

Jujur Ravenza agak salting karena tatapan Jevran yang entah kenapa selalu membuat jantungnya berdegup kencang.

"Ke-kenapa?"

"Gak, minumnya apa aja, terserah lo."

Ravenza mengangguk kikuk. "Okey.. gue ke dapur bentar.." Ravenza berbalik, dan melangkah ke dapur untuk segera membuatkan Jevran minuman, sekaligus menetralkan jantungnya yang sedang disco.

"Ravenza." panggilan Jevran membuat Ravenza yang baru berjalan beberapa langkah berhenti, dan langsung menoleh kearahnya.

"Kenapa?"

"Lo cantik."

















[To Be Continued]

seharusnya update nya tadi malem, tp aku ketiduran hehe

JEVENZA || JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang