34

1.8K 330 60
                                    

"Shit!"

Jevran mendadak teringat dengan janjinya akan menjemput Ravenza di rumah sakit, ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore, ini sudah lebih dari 3 jam dari yang ia janjikan.

"Anter Celo balik, gue mau pergi." Jevran buru buru menyambar jaketnya dan ingin segera pergi, namun langkahnya tertahan karena Celo menahan lengannya.

"Jevran, mau kemana?"

Jevran menatap Celo sejenak, melepas cekalan Celo dan melangkah pergi tanpa menjawab pertanyaan pemuda itu. Ia pergi dengan begitu terburu buru dan merutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia lupa? Ravenza pasti marah padanya.

"Cel, mau pulang?" tanya Joan. Celo mengangguk pelan dan tersenyum tipis.

"Maaf ya ngerepotin kalian."

"Santai."

Kembali pada Jevran yang melajukan motornya dengan cepat menuju rumah Ravenza. Ia menebak jika Ravenza sudah berada dirumah dan tidak mungkin menunggunya sampai selama ini.

"Goblok Jevran goblok!" diperjalanan, Jevran tak henti hentinya mengumpati dirinya sendiri. Sudah dipastikan Ravenza akan marah padanya.

Motor yang dikendarai Jevran berhenti secara mendadak begitu 5 motor dengan masing masing membawa seseorang di jok belakang menghalangi Jevran.

Jevran mengumpat kesal. Ia tak habis pikir, orang orang ini lagi? Seberapa banyak anggota mereka sampai sampai bisa membuat keributan hanya dalam 1 hari? Jevran hanya ingin cepat sampai ke rumah Ravenza, tapi orang orang sialan ini sepertinya sengaja memancing emosinya, lagi.

Jevran turun dari motornya, meletakkan helm nya kasar dan menatap tajam gerombolan lelaki berpakaian serba hitam dan tertutup yang kini menghadangnya.

"Sini maju, pengecut. Gue abisin lo semua disini brengsek. Gue patahin tangan lo pada!"

10 vs 1? Cukup merepotkan, tapi ini masih belum apa apa bagi Jevran. Ia pernah dikeroyok 25 orang anggota Uranus, dimana saat itu ia juga seorang diri. Walau menyebabkan Jevran masuk rumah sakit dan dirawat selama satu minggu, tapi ia berhasil menumbangkan 19 anggota Uranus, sedangkan sisanya kabur saat itu.

"Sampah." desis Jevran, lantas melayangkan pukulan keras di rahang musuhnya hingga membuatnya terjatuh. Jevran menginjak bahu lelaki itu keras dan menekannya hingga membuat lelaki itu semakin kesakitan.

"Segitu aja? Lemah."

Sebenarnya memprovokasi musuhnya bukanlah gaya Jevran, hanya saja ia sedang mengeluarkan unek-uneknya untuk geng yang ia sendiri tidak tau siapa dan apa tujuan mereka menyerangnya. Saat di pabrik, begitu wajah para geng dengan penampilan misterius itu diperlihatkan, Jevran merasa asing dan merasa tak pernah melihat mereka sebelumnya. Lantas apa masalah mereka dengan Jevran dan Scorpio? Jevran tidak mengerti apa tujuan mereka sebenarnya.

Teriakan kesakitan terdengar keras begitu Jevran menekan perut pemuda yang berada dibawahnya dengan kencang. Jevran yang merupakan ketua Scorpio itu hanya memperhatikan dengan raut wajah tanpa ekspresi, dan semakin mengencangkan pijakannya yang mana membuat lawannya semakin kesakitan, karena sebelumnya Jevran sempat memukul keras beberapa kali perut pemuda itu dan mungkin saja terdapat memar disana.

Jevran memperhatikan satu persatu pemuda yang sudah terkapar tak berdaya karena ulahnya. Jevran memandang mereka datar, ia menghampiri motornya dan memilih untuk segera pergi, motornya melesat cepat membelah jalanan menuju rumah Ravenza.

Tok! Tok! Tok!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok! Tok! Tok!

"BENTARR!!!" Esa yang sebelumnya berada didapur berlari tergopoh-gopoh menuju pintu begitu dirinya mendengar ada yang baru saja mengetuk. Begitu pintu dibuka dan melihat siapa yang baru saja datang, Esa langsung bersiap untuk menutup kembali pintu, namun gerakan Jevran yang menahan pintu lebih cepat dari Esa.

Esa menghembuskan nafasnya kesal, menatap pemuda jangkung didepannya dengan pandangan sinis. "Mau apa lo?"

"Ravenza."

"Gak ada, sana balik lo." ketus Esa, menggerakkan tangannya mengusir Jevran.

"Sorry."

"Ck, yayayaya, udah sana balik! Ravenza mau istirahat, lo ganggu tau gak?" ujar Esa dengan nada tak senang.

"Sa, gue mau ketemu Ravenza, bentar aja.."

"Enggak."

"Esa."

Dahi Esa mengernyit kesal. "Gue bilang enggak ya enggak!"

"Esa? Lo ngapain?"

Suara Ravenza yang terdengar dan kini berjalan mendekat, membuat Esa dan Jevran dengan kompak menoleh. Terlihat Ravenza dengan menggunakan kaus oversize dan celana pendek sepaha menghampiri keduanya.

"Rav, dia udah gue suruh pergi tapi masih kekeh gak mau." adu Esa, Ravenza menatap Jevran yang kini memandangnya sedikit memelas. Ini pertama kalinya Ravenza melihat raut wajah Jevran yang seperti itu.

"Lo masuk dulu aja Sa."

"Rav lo seriuss? Ngapain sih??" ujar Esa dengan nada tidak percaya.

"Iya, udah sana, bentaran doang." Ravenza sedikit mendorong bahu Esa. Esa pasrah dan memilih menuruti perkataan Ravenza, ia kembali masuk kedalam dan pergi ke dapur. Agenda memasaknya tadi jadi sempat tertunda karena Jevran.

Ravenza menutup pintu membuat mereka berdua kini berada diluar rumah. Ia memandang wajah Jevran yang terdapat beberapa lebam dan darah yang terlihat masih segar di sudut bibirnya. Penampilan lelaki itu juga cukup berantakan, terlihat baru saja terlibat perkelahian.

"Apa?" tanya Ravenza dengan nada yang terdengar tidak ramah.

"Sorry.."

Ravenza menghela nafas. "Maaf untuk apa?"

"Gue ingkar janji." kata Jevran yang dengan cepat langsung mengakui kesalahannya. "Maaf.."

Ravenza mengangguk dengan malas. "Iya okey gue maafin. Udah kan? Gue mau istirahat, lo lebih baik pulang, sekalian obati luka lo tuh, udah jelek malah makin jelek." balas Ravenza sedikit ketus, kemudian langsung masuk kedalam rumah dan menutup pintu sedikit kencang, menyebabkan suara yang cukup keras.

Jevran menatap pintu yang baru saja tertutup itu dengan senyuman kecil. "Masih gengsi juga."













[To Be Continued]

hai?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JEVENZA || JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang